Rabies Serang Timor Tengah Selatan

BREAKING NEWS: Rabies Serang Timor Tengah Selatan, Kasus Pertama di Pulau Timor

Hal tersebut dikonfirmasi usai Balai Besar Veteriner Denpasar Bali mengeluarkan informasi resmi terkait sampel organ anjing

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan, drh. Dianar A. S Ati 

"Langkah yang perlu kami ambil yaitu penutupan lokasi desa sehingga tidak ada anjing yang dibawa keluar. Nanti akan ada surat instruksi dari bupati untuk hal ini. Namun sudah ada surat dari camat yang mendahului untuk mengimbau masyarakat perihal kasus ini," katanya.

Baca juga: Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan NTT Sosialisasi Gemar Membaca di SMAN 1 Soe Timor Tengah Selatan

Terkait kasus rabies ini, Ati menyarankan agar masyarakat mengikat anjing peliharaan.

"Kita minta supaya anjing tidak boleh dibawa keluar kampung. Kita anjurkan juga agar anjing diikat. Hal ini penting untuk keamanan bersama," tuturnya.

Dirinya menyampaikan, berdasarkan tinjauan di lapangan jika kasusnya kecil dan bisa dilokalisir anjingnya dieliminasi saja. Hal itu kata Ati supaya virus tersebut tidak menyebar luas. 

"Kami juga melakukan komunikasi edukasi informasi bagi masyarakat agar masyarakat tidak perlu panik karena kita dari dinas terkait akan mengambil langkah untuk mengatasi virus ini," ucapnya.

Terkait vaksin, Ati menerangkan akan ada kemungkinan diberikan di waktu yang akan datang.

Baca juga: Yayasan TLM Serahkan Alat Bantu Kesehatan bagi Disabilitas di Desa Oebobo Timor Tengah Selatan 

"Selama ini kita daerah bebas rabies sehingga belum pernah dilakukan vaksin. Namun setelah ada kasus ini ke depan akan ada vaksin rabies. Vaksin rabies hanya ada di wilayah yang memiliki kasus rabies," terangnya.

"Besok kami akan adakan rapat koordinasi lintas sektor terkait dalam rangka penanganan kasus rabies. Hal ini agar kami segera mengambil langkah-langkah penanganan. Besok hadir juga dinas terkait dari Provinsi," imbuhnya.

Ati menuturkan, dengan kasus yang ada, masyarakat perlu waspada terhadap gigitan anjing. 

"Selain di Fenun, informasi yang kita terima bahwa di Netutnana, Kokoi, desa Oinlasi Kie juga ada kasus gigitan anjing. Artinya Fenun dan daerah-daerah sekitar perlu kami sisir untuk dilokalisir sehingga penyebaran rabies tidak meluas," terangnya.

Terkait kondisi yang ada Ati meminta masyarakat untuk tidak panik.

"Masyarakat diminta untuk tidak panik. Anjing diharapkan untuk diikat. Sebaiknya anjing tidak dibiarkan berkeliaran. Kalau ada anjing agresif dimusnahkan saja, karena anjing yang terinveksi biasanya agresif," pungkasnya. (din)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved