Opini
Opini Frits O Fanggidae: Dunia Menatap ASEAN!
Hari ini 9 Mei 2023, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke 42 tahun 2023 secara resmi dibuka dan akan berakhir pada 11 Mei 2023.
Tentu hasil yang diharapkan baru bisa dirasakan dalam jangka menengah, akan tetapi proses jangka pendeknya akan dirasakan manfaatnya bagi setiap negara ASEAN, teristimewa Indonesia.
Dari segi pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Indonesia dan ASEAN memiliki potensi EBT yang sangat besar. Diperkirakan tahun 2035, 50 persen kebutuhan listrik dunia berasal dari EBT, dan ini membutuhkan 4 kali peningkatan total kapasitas EBT terpasang di seluruh negara ASEAN.
Baca juga: KTT ASEAN - Indonesia Dukung Promosi Konsensus Lima Poin tentang Myanmar
Kemampuan ASEAN untuk menghasilkan EBT akan menjadi simpul penting untuk mengatasi terputusanya rantai pasok energi fosil dunia akibat ketidakstabilan politik dan keamanan dunia.
Pengalaman perang Rusia dan Ukraina yang belum terselesaikan sampai saat ini, menjadikan banyak negara di dunia menanggung beban Inflasi akibat kenaikan harga energi dunia, juga bahan makanan. Karena itu sangat strategis ASEAN memberi perhatian pada potensi EBT yang dimiliki.
Dalam perspektif bisnis yang lebih luas, harga energi yang murah akan menekan biaya ekonomi, sehingga perekonomian negara-negara ASEAN akan menjadi kompetitif.
Kehadiran mobil listrik sebagai sarana angkutan resmi delegasi KTT ASEAN di Labuan Bajo, menunjukkan betapa Indonesia telah memiliki kesiapan dan kemampuan untuk mengembangkan industri berbasis EBT.
Karena itu, dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, berbagai kebijakan strategis jangka pendek yang dibuat dapat menjadi insentif yang berarti bagi pengembangan industri berbasis EBT di Indonesia.
Demikian juga kerja sama dari segi penguatan produksi bahan pangan. Terganggunya rantai pasok bahan makanan dunia akibat perang Rusia-Ukraina, plus perubahan iklim, menjadikan harga pangan meningkat tajam, yang sampai saat ini belum tuntas ditangani.
Baca juga: Ngada Suplai Bahan Baku Sepeda Bambu Cinderamata Kepala Negara Peserta KTT ASEAN Summit 2023
Pengalaman ini akan menjadikan negara-negara ASEAN perlu berkonsolidasi, sharing sumberdaya dan teknologi, untuk menghasilkan dan melaksanakan suatu roadmap penguatan produksi bahan pangan ASEAN dalam jangka pendek, sehingga gejolak inflasi yang datang dari luar dapat diredam.
Kebijakan Buang Dollar!
Tentu akan terdapat banyak hal yang dapat disepakati melalui KTT ini, dan akan menjadi milestone bagi setiap negara ASEAN untuk bersatu dan unjuk gigi dihadapan perekonomian dunia.
Satu hal lagi yang ingin diketengahkan adalah penguatan mata uang lokal melalui kebijakan Buang Dollar.
Kita faham bahwa ketergantungan yang tinggi terhadap mata uang US$ sebagai alat transaksi telah menjadikan nilai tukar mata uang banyak negara, termasuk negara ASEAN, rentan terhadap fluktuasi nilai US$.
Ketika nilai US$ menguat, nilai rupiah menurun, harga bahan baku impor naik, ekspor menurun dan pada akhirnya menjadikan perekonomian terkontraksi.
Baca juga: Siaga KTT ASEAN Summit 2023, Dirut PLN Kawal Sistem Kelistrikan Lewat Command Center di Labuan Bajo
Karena itu, Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, dapat terus mendorong setiap negara ASEAN untuk menjalin kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas ASEAN.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.