Sumba Timur

Unit Penanganan Satwa Liar KSDA NTT dan Taman Nasional Matalawa Sumba Timur Gelar Pelatihan

untuk meminimalisir korban  konflik satwa liar khususnya buaya dengan masyarakat di Sumba timur,

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/FERDY NAGA
PELATIHAN - Suasana pelatihan yang dilakukan oleh Unit Penanganan Satwa Liar KSDA NTT dan Taman Naisional Matalawa di tiga kelurahan kabupaten Sumba Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga

POS-KUPANG.COM, SUMBA TIMUR - Akibat konflik antara buaya dan masyarakat, unit penanganan satwa liar KSDA NTT dan Taman Naisional Matalawa Sumba Timur.

Pelatihan kerja sama yang diadakan oleh unit penanganan satwa liar KSDA NTT dan Taman Naisional Matalawa kabupaten Sumba Timur sudah berlangsung sejak tiga hari yang lalu dan berlangsung di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Kambajawa, Kelurahan Kambajawa, Kelurahan Kamalaputi. Juga di ikuti oleh sekitar 50 orang peserta.

Menurut Theodorus Nim Tefa sebagai Polisi Hutan (POLHUT) di balai besar KSDA NTT kegiatan yang  dilakukan disumba merupakan kegiatan pelatihan kerja sama antara balai besarKSDA NTT dengan Taman Naisional Matalawa.

Baca juga: Permudah Jangkauan Layanan Aplikasi PLN Mobile Sambangi Kampung Raja Prailiu Sumba Timur

Ia mengatakan kerja sama ini bertujuan, untuk meminimalisir korban  konflik satwa liar khususnya buaya dengan masyarakat di Sumba timur, sehingga setiap bulan itu kasusnya meningkat.

Mengingat  unit penanganan satwa liar yang berada di kupang ia mengatakan pelatihan ini diadakan agar bagaimana  kecepatan merespon kasus yang terjadi secara tiba-tiba, sementara kami terhalang dengan masalah transportasi jumlah peser, jumlah anggota penanganan ini terbatas.

 "Untuk menangani konflik yang terjadi di masyarakat di sumba timur,  kami bekerja sama dengan Taman Naisional Matalawa untuk membekali mereka agar memiliki ketrampilan, untuk bagaimana bisa menangani konflik antara buaya dan manusia," ujarnya saat diwawancarai oleh Pos Kupang di Taman Naisional Matalawa, Jl. H. Adam Malik No.123, Kambajawa, Kecamata Kota Waingapu, 19 Maret 2023.

"Kami buat pelatihan dan melibatkan masyarakat dari tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Kambajawa, Kelurahan Pariliu, Kelurahan Kamalaputi, dengan peserta sebanyak 50 orang diantaranya teman teman dari Matalawa," ungkapnya.

Baca juga: Ata Ratu Pemain Jungga Asal Sumba Timur Siap Tampil di Festival Joyland Bali

Ia juga menambahkan kegiatan pelatihan sudah laksanakan dan satwa peraga kami bawa dari Kupang, mengapa kami bawa dari kupang, karena kalau kita latihan tanpa ada satwa peraga kemungkinan teorinya peserta sudah tau tapi mental dan keberanian untuk berhadapan belum bisa muncul sehingga kita bawa dari Kupang.

Ia mengatakan kegiatannya sudah berjalan dengan baik dan tidak ada cedera saat pelatihan hingga praktek karena mereka sudah mengikuti teknik  dan prosedur yang kami sampaikan .

Sebagai tidak lanjutnya ia mengharapkan agar  teman-teman dari Taman Naisional Matalawa, membuat unit penanganan satwa juga melibatkan masyarakat yang sudah mengikuti kegiatan ini.

Ia menjelaskan menyangkut dengan peralatan, untuk sementara kita sudah antisipasi supaya kelompok ini bisa tetap eksis, untuk mempraktekan apa yang sudah disampaikan, perkaranya kita bantu kita support.

"Taman Naisional Matalawa juga akan melakukan pengadaan sehingga dapat melakukan tugas di lapangan penanganan biaya," kata Theo.

Baca juga: 10 Ton Beras Ludes, KLM Lambung Tunas Bunga Bahari Tenggelam di Pelabuhan Rakyat Sumba Timur

Ia juga menambahkan disamping itu tujuan dari pelatihan ini juga,  untuk  mengedukasi ini kepada masyarakat, supaya begitu melihat buaya jangan di anggap musuh, begitu melihat buaya jangan menganggap bahwa ada nilai ekonomi yang dapat di jual,  sehingga kami membuat pelatihan ini masyarakat itu diubah pola pikir mereka supaya bisa hidup berdampingan dengan satwa lainya dan saling menghargai .

"Karena bicara tentang ekosistem jika salah satu unsurnya hilang, pasti ada dampak negatif yang muncul. Contohnya di Sumba Timur ini hampir setiap tahun muncul belalang nah salah satunya yang menyebabkan belalang muncul ada unsur lain yang hilang, misalnya populasi burung branjangan yang hilang sehingga membuat banyak munculnya belalang  dampaknya misalnya gagal panen, juga kecelakaan lalu lintas," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved