Sosok

Sosok Alexius Andiwatir, dari Kampung Hebing ke Negeri Kiwi: Menyalakan Harapan Lewat Pendidikan

Bahwa asal-usul yang sederhana tidak pernah membatasi langkah seseorang untuk melayani dunia

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-Alexius Andiwatir
SOSOK - Alexius Andiwatir, S.FIl.,M.Si., saat berada di Christcurch New Zealand. 

Sosok Alexius Andiwatir, Dari Kampung Hebing ke Negeri Kiwi: Menyalakan Harapan Lewat Pendidikan

 

POS-KUPANG.COM - Lahir dan besar di Kampung Hebing, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Alexius Andiwatir, S.FIl.,M.Si., tumbuh di tengah kesederhanaan hidup desa. Dari kampung kecil di lereng Flores itulah ia belajar tentang keteguhan, kejujuran, dan arti pelayanan.

Sejak muda, Alexius menyadari bahwa pendidikan adalah jalan perubahan — bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi banyak orang.

Semangat itu membawanya menempuh pendidikan Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Maumere. Di kampus itu, ia dibentuk menjadi pribadi yang reflektif, berpikir kritis, namun tetap berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas.

Usai menamatkan studi S1, Alexius memutuskan merantau ke Manado, membuka babak baru dalam perjalanan hidupnya. Dari sana ia kemudian berpindah ke Surabaya dan Sidoarjo, menapaki panggilan sebagai seorang pendidik di Sekolah Ursulin.

Baca juga: Profil Yosef Rasi, Koki Kalem di Dapur Birokrasi

Di tengah kesibukan mengajar, Alexius tak berhenti menuntut ilmu. Ia menempuh Program Magister Sains Psikologi di Universitas Airlangga Surabaya — dengan biaya sendiri, sambil tetap menjalankan tugas mengajar setiap hari.

“Saya belajar bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan dengan cinta dan tanggung jawab, akan membawa kita pada makna hidup yang besar,” ujar Alexius mengenang masa perjuangan itu.

Takdir pendidikan kembali menuntun langkahnya melintasi samudra. Berkat beasiswa LPDP dari Pemerintah Indonesia yang diterima oleh sang istri tercinta, Alexius kini tinggal dan bekerja di Christchurch, New Zealand.

Ia setia menemani sang kekasih hati yang sedang menempuh studi PhD di bidang Keperawatan di University of Otago. Meski jauh dari tanah kelahiran, api pengabdian di hatinya tak pernah padam.

Dari jarak ribuan kilometer, Alexius terus menyalakan semangat pelayanan melalui dua karya utamanya, yakni Yayasan Peduli Keluarga Harapan, wadah kegiatan sosial yang membantu keluarga dan anak-anak muda di Nusa Tenggara Timur; dan Taruna Akademia Kupang, lembaga pelatihan dan bimbingan bagi calon Abdi Negara — TNI, Polri, dan sekolah kedinasan — yang ia dirikan dan pimpin sebagai CEO.

Bagi Alexius, Taruna Akademia bukan sekadar lembaga bimbel, tetapi tempat pembentukan karakter, tempat para pemuda belajar disiplin, nasionalisme, dan integritas. Sementara melalui Yayasan Peduli Keluarga Harapan, ia menanamkan nilai solidaritas sosial dan empati lintas generasi.

Perjalanan hidup Alexius adalah kisah tentang iman yang bertumbuh di tengah keterbatasan, pendidikan yang dijalani dengan pengorbanan, dan pelayanan yang dilakukan dengan cinta.

Dari Hebing-Mapitara hingga Christchurch, dari tanah Flores hingga tanah Kiwi, ia terus menulis cerita tentang harapan — bahwa asal-usul yang sederhana tidak pernah membatasi langkah seseorang untuk melayani dunia.

“Saya percaya, sekecil apa pun langkah kita, jika dilakukan dengan hati yang tulus, akan menjadi cahaya bagi sesama,” pungkas Alexius. (*/adv)

Alexius Andiwatir, S.FIl.,M.Si., di Christcurch New Zealand
MENYALAKAN HARAPAN - Alexius Andiwatir, S.FIl.,M.Si., di Christcurch New Zealand. Pemuda asal Hebing Kabupaten Sikka ini terus menyalakan harapan lewat pendidikan melalui Yayasan Peduli Keluarga Harapan dan Taruna Akademia Kupang.

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved