Opini
Opini Ermi Ndoen: Jangan Mengutuk Kegelapan, Mari Nyalakan Lilin Pagi Hari
Beberapa hari ini isu Pendidikan di NTT menjadi “viral”. Terima kasih buat DR Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H, M.Si; Gubernur NTT.
Project dan Transisi Kelas
Mata pelajaran di Australia, tidak banyak. Kurikulumnya lebih ditekankan pada standarisasi kompetensi dasar seperti kompetensi dasar literacy (kemampuan membaca), numeracy (kemampuan dasar menghitung), kemampuan berkomunikasi, kemampuan dasar berfikir kritis dan kreatif, membuat keputusan, dsb. Karena itu pelajaran dan tugas-tugas sekolah lebih diarahkan pada project-project untuk membangun kompentensi dan kreativas anak.
Anak pre-school dan kelas 1- 7 juga berada dalam kompleks yang sama. Karena itu di kelas 1 dan 2; ada program “buddy” – teman pendamping. Anak-anak kelas yang lebih besar memiliki satu atau dua adik kelas untuk didampingi.
Tugasnya membimbing mereka menyesuaikan dengan lingkungan sekolah atau persiapan saat naik kelas. Saat tertentu, ada transisi atau penggabungan kelas.
Anak- anak di kelas yang lebih rendah digabung ke kelas di atasnya. Anak kelas lebih rendah melihat pelajaran kakak kelasnya. Semuanya dibuat sealamiah mungkin. Sehingga anak-anak tidak merasa dipaksa mempelajari sesuatu sebelum saatnya.
Ini sedikit dari banyak pengalaman pribadi kami. Masih banyak lagi hal-hal sederhana yang dibuat untuk membangun karakter dan kedisiplinan sejak dini. Banyak pakar dan akademisi yang punya alasan yang lebih ilmiah untuk membantu pemerintah NTT memperbaiki mutu pendidikan di NTT.
Suatu Kerja marathon yang tidak akan selesai, hanya dengan bangun pagi jam 4 untuk belajar jam 5. Tapi yang patut dihargai, Gubernur NTT tidak mau NTT terus-terusan terbelakang. Karena itu jangan mengutuk kegelapan. Mari nyalakan lilin untuk kemajuan Pendidikan di NTT. Semoga. (Forum Academia NTT)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.