Breaking News:

Opini

Opini Emanuel Kolfidus: Menyongsong Bonus Demografi

Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana sebuah negara mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif (16-65 tahun).

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Emanuel Kolfidus, anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT, penulis opini: Menyongsong Bonus Demografi. 

Hanya ada satu cara yang dilakukan atau disiapkan oleh Korea Selatan dan Cina, yaitu : membangun dengan serius kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dua unsurnya meliputi kesehatan dan pendidikan.

Dalam praksisnya, Korea Selatan dan Cina mampu membangun fondasi kesehatan dan pendidikan secara teratur, terencana dan dengan visi masa depan.

Tidak ada cara lain bagi Indonesia saat ini kecuali menggerakkan secara terencana dan visoner pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Bidang kesehatan dan pendidikan harus digarap secara serius, dengan peta jalan (blue print) yang tepat. Membangun SDM dan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di atas pondasi yang benar-benar kokoh kuat.

Beberapa isu turunan dari aspek kesehatan dan pendidikan, seperti menangani masalah pangan, gizi, stunting, SDM dan kesejahteran tenaga medis-para medis, infrastruktur dan riset bidang kesehatan, sama halnya dengan pendidikan, menyiapkan guru-guru profesional, kesejahteraan, anggaran dan infrastruktur pendidikan yang andal.

Di luar ini, membangun budaya anti korupsi (zero corruption) dalam seluruh gerak penganggaran dan pelaksanaan anggaran di bidang kesehatan dan pendidikan.

Dalam beberapa segi, belum tampak kemauan bersama yang kuat untuk ini; misalnya heboh kasus minyak goreng, dugaan penyalahgunaan dana stunting, beberapa masalah dalam pembangunan fasilitas kesehatan, ketidakseriusan membangun food estate sebagai lumbung pangan, menyepelehkan angka putus sekolah di perdesaan dan belum serius menggarap bidang pendidikan vokasi serta belum tutntasnya masalah kesejahteraan : guru dan tenaga kependidikan, tenaga medis dan para medis.

Baca juga: Opini: Paradoks Penyerapan Anggaran Akhir Tahun

Hambatan-hambatan mentalitas (baca : karakter) tersebut di atas harus segera diminimalisir di sisa waktu 22 tahun ini. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dan pendidikan harus dilakukan dengan karakter kepemimpinan yang kuat seperti telah dicontohkan oleh sejumlah pemimpin-pemimpin bangsa, mulai dari Presiden Joko Widodo hingga sejumlah kepala daerah dan kepala desa berprestasi.

Hal demikian harus menjadi tauladan (role model) dalam mana kita bisa menyonsong era emas bonus demografi dengan kepala tegak; kami Indonesia, kami bisa ! Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah sekaligus Sumber Daya Manusia (SDM) usia produktif berlimpah.

Masalah berikut ialah menyiapkan, meningkatkan dan menggerakkan seluruh potensi SDM dalam suatu kerja kolaborasi yang tidak lain adalah kerja gotong royong dalam fokus (on the track) menuju titik bonus demografi Indonesia emas 2045.

Sebagai misal, kami ingat, dalam suatu kesempatan membawakan Kuliah Umum di Kampus Akper St. Elisabeth Lela, Maumere, pimpinan kampus menyampaikan bahwa 10 lulusan Akper tersebut sedang bersiap-siap ke Jepang untuk menjadi tenaga perawat profesional dengan gaji besar setiap bulan.

Wouw….OMG! Maka saat ini, kampus tersebut membuka mata kuliah Bahasa Jepang sebagai salah satu upaya menyonsong era bonus demografi di Indonesia dan masalah demografi di Jepang.

Cerita ini dapat menjadi contoh dimana Perguruan Tinggi (dunia pendidikan) mampu melakukan adaptasi terhadap perubahaan lingkungan eksternal (global) sehingga menyesuaiakan diri dalam kurikulum pembelajaran.

Benar sekali, jika Menteri Pendidikan Republik Indonesia, Mas Menteri Nadiem menggagas konsep Kurikulum Merdeka; suatu visi tentang pendidikan yang membebaskan dan memerdekakan.

Konsep Kurikulum Merdeka tentu akan mendapat sambutan dari Surga oleh seorang Paulo Freire, tokoh pendidik dan teoritikus pendidikan dari Brazil yang mendengungkan konsep pendidikan pembebasan. (penulis anggota Komisi V DPRD NTT)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved