Opini

Opini Frans X Skera: Dari Finlandia dengan Kejujuran

Rakyat Finlandia sangat fokus pada “Emotional Quotient (EQ). Mereka yakin sekali dengan motonya “KEJUJURAN adalah awal dari semua KEBAIKAN”.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Frans X Skera, penulis opini dengan judul Dari Finlandia dengan Kejujuran. 

POS-KUPANG.COM - Sejak “KKN dan SUAP” marak dan berjemaah di era reformasi, banyak pejabat Negara, elit politik dan ASN harus meringkuk di balik jeruji besi, karena tersangkut kejahatan luar biasa tersebut.

Sejak itu pula kata “kejujuran”/integritas”, hanya muncul saat berbicara tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi calon pemimpin Pemerintahan dan Wakil Rakyat.

Setelah itu, kejujuran nyaris tak terdengar dan dianggap sebagai barang langka dalam kehidupan sehari-hari. Karena KKN dan suap sudah merupakan kebiasaan (budaya), maka ketidakjujuran pun dianggap biasa.

Kata orang, sesuatu yang salah/tidak baik atau jahat, kalau diulang terus menerus tanpa koreksi dan sanksi, lambat laun dianggap hal biasa. Mereka yang berbicara tentang kejujuran dianggap “orang-orang aneh dan sok suci.

Sementara itu,diakui pula bahwa dampak KKN dan suap adalah kemiskinan, penderitaan, dan terhambatnya pembangunan. Membiarkan terus terjadinya ketidakjujuran dalam bentuk KKN dan suap, berarti membiarkan terus bertambahnya orang miskin, nganggur dan terkebelakang, akibat tidak terjadinya perubahan dan pertumbuhan.

Karena itu, meski dicemooh, pembicaraan, diskusi, kampanye, dan pelajaran tentang etika moral, serta pengamalan nilai-nilai Pancasila, harus terus dihidupkan dan digalakkan kalau kita menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku.

Baca juga: Opini: Merawat Persaudaraan Sejati

Apalagi hasil survei CSIS 8-13 Agustus 2022, mengatakan karakter pemimpin yang diidamkan pemilih pemula berusia 17-39 tahun pada 2024 ialah “jujur dan tak korupsi” sebesar 34,8 persen (ref: Kompas, Selasa, 27-9-2022).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mengawali tahun 2023, penulis ingin menceriterakan kembali pengalaman Youtuber anonim, selama seminggu mengunjungi negara Finlandia dan tekadnya setelah kembali ke Indonesia, dengan mengusung judul “Dari Finlandia dengan Kejujuran (From Finlandia with Integrity)”.

Ceriteranya berawal dari pertanyaan kunci yaitu mengapa Finlandia merupakan negara paling makmur di dunia, padahal tidak mempunyai kekayaan sumber daya alam berlimpah, dan beriklim sangat ekstrim, karena terletak dekat kutub utara.

Pertanyaannya berdasarkan fakta yang diperoleh yakni Finlandia adalah tempat paling nyaman untuk tinggal selain New Zealand, menurut survei CNN. Finlandia juga merupakan negara dengan pendapatan per kapita tertinggi, dan paling bersih serta tertib sedunia.

Sebagai orang yang gemar membaca, si Youtuber berkesimpulan bahwa fakta tersebut di atas, terjadi karena tingkat pendidikan rakyat Finlandia tinggi atau taraf pengetahuan masyarakatnya baik.

Namun setelah dia bertanya kepada beberapa orang, dia terkejut mendapatkan jawaban bahwa kenyamanan, kemakmuran, dan kebahagiaan orang Finlandia, bukan disebabkan tingkat pendidikan/pengetahuan mereka yang tinggi.

Ternyata orang Finlandia percaya bahwa “kejujuran” adalah “resep kemakmuran dan kebahagiaan”. Mereka sangat yakin bahwa kejujuran para pejabat/aparat pemerintah dan anggota parlemennya bisa membuat negara dan rakyatnya makmur bahagia ,tanpa perlu menjadi pintar.

Baca juga: Opini Hengky Marloanto: Pengaturan Tata Niaga Telur Ayam Ras dan Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat

Rakyat Finlandia sangat fokus pada “Emotional Quotient (EQ). Mereka yakin sekali dengan motonya “KEJUJURAN adalah awal dari semua KEBAIKAN”.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved