Opini
Yosef Freinademetz yang Menembus Batas
Setiap tanggal 29 Januari Serikat Sabda Allah (SVD) merayakan Pesta St. Yosef Freinademetz, misionaris sulung SVD yang diutus ke negeri Cina.
Yoseph Freinademetz melakukan ziarah itu sebagai seorang misionaris, yang harus siap berada di tengah dunia yang penuh dengan jalan berbelok-belok, jalan yang tak pernah selalu lurus dan mulus.
Manusia Universal
Karena itu, tidak berlebihan jika muncul pandangan bahwa Yoseph Freinademetz sebetulnya ialah ‘manusia universal’ yang bisa menginspirasi siapa saja.
Dengan membuka sekat kamar agama, budaya, dan bangsa, maka Yoseph Freinademetz mampu membangun sikap respek, toleransi, dan kerja sama yang genuine di Cina.
Eksklusivisme atas nama sosial, agama, dan atas nama apa pun haruslah diakhiri karena tidak akan memberikan manfaat apa-apa.
Kesaksian hidupnya di Cina masih kontekstual dan sangat dibutuhkan, terutama pada saat peradaban kita sedang dirongrong dan dicabik-cabik orang-orang yang egosentris, haus harta, hormat, dan kekuasaan yang mengakibatkan berbagai masalah fundamental.
Tidak sedikit masyarakat yang tersingkirkan dan termiskinkan oleh struktur kekuasaan yang memang tidak memihak pada keadilan.
Dalam waktu yang bersamaan kekuatan kelompok oligarki pun semakin mencengkeram dan mengendalikan kekuasaan memicu kesemrawutan dan ketidakmenentuan.
Baca juga: 100 Tahun Misi SVD di Lembata, Doktor Otto Gusti Soroti Ketimpangan Pelaksanaan HAM di Indonesia
Sentimen atau egosentrisme mengatasnamakan kelompok dan agama ikut memperkeruh situasi kebangsaan, menimbulkan segregasi, dan mengancam integrasi.
Ditambah lagi, berbagai penistaan dan tindakan kekerasan yang dilakukan atas nama apa pun, termasuk oleh negara dan semua pelanggaran HAM telah menambah daftar problem kemanusiaan.
Yosef Freinademetz telah mewariskan pelbagai mutiara kemanusiaan, kebenaran, dan praktik iman yang amat berharga bagi siapa saja.
Mutiara ini diperoleh dan diasah dalam perjalanan ziarah panggilannya yang senantiasa menembus batas agama, budaya, dan bangsa.
Hal ini terungkap jelas dalam moto hidupnya kemudian hari: “Saya mencintai China dan orang-orang China. Saya ingin mati dan dikuburkan di antara mereka, dan di surga nanti saya mau tetap menjadi orang China.”
*Pater Har Yansen SVD tinggal di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero-Maumere
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS
Opini
Yosef Freinademetz
misionaris SVD
Italia
Cina
Gereja Katolik
Har Yansen
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.