Opini

Yosef Freinademetz yang Menembus Batas

Setiap tanggal 29 Januari Serikat Sabda Allah (SVD) merayakan Pesta St. Yosef Freinademetz, misionaris sulung SVD yang diutus ke negeri Cina.

Editor: Agustinus Sape
vatican.va
St. Yosef Freinademetz adalah misionaris sulung SVD asal Oeis, Italia Utara, yang diutus ke negeri Cina. 

Sesudah dua tahun persiapan di Hongkong, tahun 1881, Yoseph beralih ke Shantung Selatan, sebuah provinsi di Cina, dengan dua belas juta penduduk, tetapi hanya ada 158 orang Kristiani.

Tahun-tahun awal itu sangat berat karena penuh dengan perjuangan membentuk komunitas Kristiani.

Ketika komunitas itu mulai menampakkan bentuk, Yoseph diperintahkan uskupnya untuk meninggalkan semua itu dan beralih ke tempat lain, untuk memulai lagi karya yang baru, dengan situasi baru, orang baru dan tantangan baru.

Dalam surat-suratnya ia sering melukiskan kerinduannya kepada tanah kelahirannya, tetapi kerinduan itu tidak sekalipun diwujudkannya, karena ia ingin selalu hadir di tengah umat yang dilayaninya.

Hati Yoseph yang Gelisah

Pengenalan akan pribadi seorang Yoseph Freinademetz kuranglah lengkap jika tak disertai kisah terang iman yang dimilikinya.

Yosef Freinademetz berusaha mencintai dan melayani Allah dan manusia dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya.

Dia memahami bahwa hidupnya merupakan suatu ibadah bagi Allah. Pelayanannya yang singkat di tanah airnya, dan pelayanan bertahun-tahun di Cina hanya mempunyai satu tujuan: Kemuliaan Allah.

Baginya, iman bukanlah iman yang mapan, melainkan iman yang gelisah dan diuji di tengah segala kerapuhan manusianya.

Dari pergulatan imannya, dapat dilihat kisah nyata tentang keterlibatan Allah.

Dan, berdasarkan keterlibatan Allah itu Yoseph mengalami dan menemukan dasar-dasar perjuangan serta pertanggungjawaban humanisme transendentalnya.

Allah yang menawarkan diri demi keselamatan manusia adalah Allah yang melibatkan diri dalam nasib dan sejarah manusia; Allah yang peduli akan manusia dan kehidupannya.

Baca juga: Dari KEFA ke EFA. Apresiasi untuk Pater Amans Laka, SVD

Kalau demikian, tanggapan yang diberikan manusia kepada Allah yang demikian adalah tanggapan yang terlibat. Iman pada dasarnya berarti melibatkan diri dalam gerakan keterlibatan Allah.

Iman dan keyakinan inilah yang membuat Yoseph Freinademetz teguh dan kokoh dalam karya misinya di Cina. Ia menjalani hidup sebagai perjalanan ziarah.

Dan, ziarah Josef Freinademetz bukanlah perjalanan menuju tempat-tempat ziarah yang suci dan mulia. Bukan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved