Oleh Isidorus Lilijawa

Dari KEFA ke EFA. Apresiasi untuk Pater Amans Laka, SVD

Pater Amans berkarya di sana sekitar 20 tahun. Suatu rentang waktu yang tak singkat.Sebagai anak seorang pamong praja yang mencintai pertanian

Editor: Sipri Seko
istimewa
Isidorus Lilijawa 

TANGGAL 8 September 2021, Duta besar Republik Indonesia untuk Argentina, Niniek K. Naryatie mengirim ucapan selamat kepada Pater Amans Laka, SVD setelah ia menyaksikan sendiri warisan karya bakti Pater Amans Laka, SVD di kota Puerto Esperanza, Argentina. Menurut sang duta besar, Pater Amans Laka SVD telah berkontribusi dalam pembangunan Primary School No. 656 di Puerto Ezperanza, yang kemudian dikenal sebagai Sekolah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Puerto Esperanza No.19/2010.

Sebagai pengakuan atas karya kemanusian yang dilakoni Pater Amans Laka, Pemerintah Kabupaten Puerto Ezperanza melalui Surat Keputuan No. 58/2007, menjadikan nama æAmans LakaÆ sebagai nama jalan sepanjang 4 km di Puerto Esperanza.

Namun, Dubes RI untuk Argentina ini rupanya merasa tidak cukup kalau hanya menyampaikan ucapan selamat melalui aplikasi WA. Pada 20 September 2021, ia menulis ucapan selamat secara resmi melalui surat berkop KBRI Argentina, dan surat tersebut ditandatanganinya sendiri.

Mencintai Pertanian
Tanggal 7 Mei 2022 lalu, bertempat di auditorium St. Paulus Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, buku Jalan Sambil Berjalan yang ditulis oleh Robert Bala, dibedah dan didiskusikan. Buku ini mengulas tentang narasi hidup dan karya Pater Amans Laka, SVD sebagai misionaris di Argentina dan terkini di Kuba. Acara bedah buku ini dibuka oleh Wakil Gubernur NTT. Saat itu Wakil Gubernur menyebut Pater Amans sebagai mutiara dari timur.

Ia mengapresiasi dan kagum atas kiprah dan karya Pater Amans Laka di tanah misi Argentina. Pembedah lainnya, Pater Philipus Tule, SVD dan Bapak Frans Skera juga memberikan catatan-catatan apresiasi dan pembelajaran atas narasi dan kisah hidup misioner Pater Amans.

Lalu, seperti apa kisah sang misionaris asal Pulau Timor NTT ini sehingga namanya diabadikan sebagai nama salah satu ruas jalan di Argentina? Dalam catatan saya, Pater Amans Laka adalah salah satu dari dua orang Indonesia yang masih hidup, yang nama mereka diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri. Salah satu yang lain itu adalah Presiden Joko Widodo.

Pater Amans bukan pejabat negara. Ia hanya orang biasa. Pater Amans Laka, SVD adalah imam dan misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) asal Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Sejak ditahbiskan menjadi imam pada 20 September 1995, setahun kemudian langsung mendapatkan penempatan pertama sebagai misionaris di negara Argentina, tepatnya di Kabupaten Esperanza Provinsi Misiones. Pater Amans berkarya di sana sekitar 20 tahun. Suatu rentang waktu yang tak singkat.

Sebagai anak seorang pamong praja yang mencintai pertanian, di dalam keluarga, Pater Amans bersama saudara-saudarinya dididik dan dimotivasi untuk mencintai dunia pertanian. Maka sebagai misionaris di Argentina, ia perlahan-lahan mewujudkan visi mencintai pertanian itu. Selain fokus pada pelayanan pastoral dan sakramental umat di paroki, Pater Amans juga mendirikan sekolah pertanian dengan nama Escuela Familia Agricola (EFA) St. Arnold Janssen di Puerto Esperanza dan St. Josef Freinademetz di Caraguatay, keduanya di Provinsi Misiones, pada tahun 2003.

EFA atau Sekolah Keluarga para Petani memiliki asrama untuk para siswa yang berasal dari keluarga miskin. Guna menanamkan kecintaan dan keterampilan para siswa untuk bertani dan berternak, Pastor Amans membuka perkebunan yang luas dan perternakan. Bahkan, di sekolah tersebut disediakan dapur dan tempat pembuatan kue-kue sebagai tempat para siswa berpraktik. Modal dasar mencintai dunia pertanian dan kerja tangan (opus manual) yang ditanamkan sejak kecil di Kefa terbawa terus hingga ke Argentina melalui pendirian EFA.

Pater Amans mendorong dan mengarahkan para siswa di EFA untuk belajar dan mencintai pertanian, sehingga mereka tidak memandang rendah profesi petani, dan siap mengolah lahan pertanian milik keluarga mereka yang luas. Selain itu, supaya kaum muda tidak harus mencari perkerjaan di luar kampung halamannya sendiri. Selain mengajar teknik bertani yang baik, Pater Amans sendiri memberi contoh, turun langsung ke kebun, ke kandang.

Nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama, kesetiaan, bela rasa, kepedulian, respek yang dihidupkan sejak kecil di Kefa, Pater Amans tularkan dan tanamkan pada diri anak-anak asrama EFA. Dengan bertani - mencintai pertanian dan beternak û mencintai peternakan, anak-anak muda Argentina yang kebanyakan dari keluarga miskin itu diajarkan untuk disiplin, bela rasa, respek satu sama lain, rela berkorban, berkolaborasi, dan mencintai yang mereka miliki. Dalam spiritualitas nilai-nilai inilah antara KEFA dan EFA tak berjarak.

Jalan Cinta
Dengan mendirikan EFA, Pater Amans mengubah wajah Puerto Esperanza. Robert Bala dalam buku Jalan Sambil Berjalan sebagaimana dikisahkan Pater Amans menulis bahwa Puerto Esperanza sebelum kedatangan Pater Amans adalah kota yang sunyi, kota yang tak berpengharapan. Orang-orang datang ke sana hanya untuk mengambil kekayaan alam lalu meninggalkan kota itu. Anak-anak muda dari kota itu lebih suka meninggalkan kampung halamannya dan mencari kerja di daerah lain.

Pater Amans menyalakan lilin-lilin kecil harapan dengan membangun sekolah pertanian. Ia berjejaring dengan pemerintah setempat, perusahaan-perusahaan lokal hingga kedutaan berbagai negara.

Ia mendirikan EFA dan memotivasi anak-anak Puerto Esperanza bahwa masa depan mereka adalah pertanian dan bertani menjadi jalan meraih masa depan. Harapan tidak harus dicari dan ditemukan di daerah lain. Harapan itu ada pada setiap potensi, pada setiap anugerah yang Tuhan sudah berikan. Potensi pertanian dan peternakan yang luar biasa di Puerto Esperanza adalah harapan itu sendiri. Alhasil, setelah ada EFA, terbukalah jalan-jalan harapan itu. Termasuk hadirnya jalan Amans Laka yang menjadi urat nadi penghubung lalu lintas ekonomi, sosial dan pendidikan di kota itu. Kota semakin ramai. Tak lagi sunyi. Harapan bertumbuh di mana-mana.

Amor vincit omnia. Cinta mengatasi segalanya. Cinta pater Amans untuk umat di Puerto Esperanza tidak main-main. Itulah mengapa ia akhirnya sangat dicintai umatnya dan sahabat-sahabatnya. Dengan cinta ia mendirikan sekolah pertanian. Dengan cinta ia mencari dana. Dengan cinta ia membimbing anak-anak sekolah, di asrama, di kelas, di dapur, di kandang dan di kebun. Dengan cinta ia berpartner dengan guru-guru. Dengan cinta ia berkomunikasi dan berjejaring dengan pemerintah setempat. Bahkan dengan cinta ia menerima luka, merangkul tantangan, dan menyelimuti kesendirian.

Misionaris mesti membakar dirinya dalam belanga cinta. Pater Amans Laka sudah melakukan itu. Nomen est omen. Nama adalah tanda. Amans, dari Bahasa Latin artinya mencintai (akar kata amare). Maka jalan Amans Laka sepanjang 4 km di Puerto Esperanza itu adalah jalan cinta (via amor), jalan karena mencintai dan jalan karena dicintai. Proficiat Pater Amans. Dari KEFA ke EFA itu luar biasa. (Ketua Paguyuban Soverdia Timor)

BERITATERKAIT
  • Berita Terkait :#Oleh Isidorus Lilijawa
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved