Berita NTT
Kisah Amye Un, 35 Tahun Rantau Ke Australia Jadi Koki Hingga Penata Kota dan Wawali Kota
selama di Australia dirinya mengikuti sekolah bahasa Inggris selama tiga bulan. Hanya belajar basicnya untuk bisa bekerja.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Perempuan Cantik asal Amanatun, Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS, Nusa Tenggara Timur atau NTT berhasil menjadi Councillor atau penata kota dan Wakil Wali atau Wawali Darwin, Australia, sejak 2021 lalu.
Ia adalah Amye Un (64).
Kepada POS-KUPANG.COM, Rabu, 11 Januari 2023 sore, Amye Un menceritakan pengalamannya sejak pertama kali menginjakan kaki di Negara Kanguru tersebut.
Baca juga: Bupati Malaka Diskusi Bersama Kapolda NTT
"Saat saya tiba pertama di Australia, saya melihat bahwa disinilah ada opportunity (kesempatan). Saya melihat bahwa kesempatan itu diberi kepada semua orang. Cuma bagaimana kami menerima kesempatan itu dan bisa merebut kesempatan itu," ujarnya semangat.
Dikisahkannya, selama di Australia dirinya mengikuti sekolah bahasa Inggris selama tiga bulan. Hanya belajar basicnya untuk bisa bekerja.
"Pertama itu saya bekerja disalah satu restoran Indonesia milik Pak Iskandar, Direktur Merpati. Disitu saya sambil belajar cara kerja mereka. Saya menjadi seorang juru masak atau koki di restoran itu. Dari kesempatan itu saya terus belajar dan membuka restoran sendiri. Saat itu saya melihat setiap orang yang merantau itu tidak terlepas dari kontrol orang tua," ujarnya.
Menurut Amye, merantau itu mengajarkan saya untuk mandiri, bertanggungjawab dan Independen.
Baca juga: Partai Hanura NTT Siap Usung Petrus Keron di Pilkada Flores Timur
"Kala itu saya tinggal dengan orang tua angkat saya yang memiliki Toyota. Tapi dia tidak manjakan saya, dia tidak beri kamar yang mewah buat saya, untuk tidur saja selama 3 bulan saya tidur di garansi. Tapi dari situlah saya 'pecahkan' otak saya. Bagaimana saya mendapatkan Resident Visa (izin tinggal), dengan Resident Visa itu saya bisa nikah," ujarnya.
Amye Un pun menceritakan bahwa saat itu Ia dipanggil oleh mantan Gubernur NTT Piet Alexander Tallo untuk ikut menjadi juru kampanye di Kabupaten TTS.
"Setelah Pak Piet Tallo menang, Ia meminta saya untuk sekolah di Salatiga untuk ambil Jurkam. Tapi saya tidak mau. Saya lebih memilih untuk kembali ke Australia," tambahnya.
Amye Un mengaku tak pernah bermimpi bisa menjadi pejabat penting di Darwin.
"Selama 18 tahun itu saya ikut berpartisipasi bersama masyarakat kecil di kota tersebut. Kedekatan saya dengan masyarakat saat itu bukan untuk kepentingan politik. Saya tidak ada impian apapun untuk menjadi politics," tegasnya.
Baca juga: DPD Hanura NTT Lantik Ketua DPC Ngada, Refafi Gah: Motor Organisasi Harus Mulai Bergerak
Ia bahkan menyebut bahwa selama 8 tahun diri memasak untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat kurang mampu dan orang-orang jalanan.
Tahun 2019, saya melakukan aksi protes kepada pemerintah Northern Territory khususnya Darwin terkait masalah kebersihan kota.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.