Timor Lesta
Xanana Gusmao Tak Pernah Menangis Walau Tangan Diborgol, Hatinya Hancur Tapi Tetap Tersenyum
Xanana Gusmao ternyata memiliki kepribadian yang unik. Meski separuh hidupnya berada di medan perang, hatinya tak sekeras baja.
POS-KUPANG.COM - Xanana Gusmao ternyata memiliki kepribadian yang unik. Meski separuh hidupnya berada di medan perang, hatinya tak sekeras baja. Bahkan ia tetap tersenyum ketika diborgol.
Ia mudah luluh bila hatinya diketuk. Sangat komunikatif jika diajak berbincang-bincang. Bahkan sangat ringan tangan, jikalau dihadapkan dengan warga yang hidupnya berkekurangan.
Inilah keunikan Xanana Gusmao, pejuang kemerdekaan yang juga Presiden Pertama Timor Leste, negara yang baru saja diterima sebagai anggota ke-11 ASEAN.
Menyebut Xanana Gusmao, memang tak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan negara itu. Bahkan Xanana Gusmao telah identik dengan Timor Leste.
Baca juga: Gus Dur Tak Pernah Dilupakan Rakyat Timor Leste, Pernyataannya Bikin Luluh Satu Negara
Pasalnya berkat kerja keras dan perjuangannya di masa lalu, Timor Leste yang dulunya menjadi bagian dari wilayah Indonesia, akhirnya berubah menjadi sebuah negara merdeka.
Meski Xanana Gusmao sangat dekat dengan dunia kekerasan, dan tembak menembak adalah bagian dari kehidupannya di masa lampau, namun tidak berarti Xanana merupakan sosok yang sangar dan amat kejam.
Ia justru sangat baik. Perhatiannya kepada wong cilik demikian besar. Bahkan bekerja total untuk menyejahterakan rakyat, adalah komitmennya.

Satu hal yang membuatnya beda dengan sosok tersohor lainnya di Timor Leste, adalah Xanana sulit menangis walau dihadapkan pada persoalan mengerikan sekalipun.
Fakta itu terbongkar, saat diwawancarai Najwa Shihab, yang kemudian videonya diunggah lagi pada Kanal YouTube milik Najwa Shihab, belum lama ini.
Kepada Najwa Shihab, Xanana Gusmao mengatakan, bahwa sejak usia muda, ia tak pernah mengenal tangis dan air mata.
Meski dihadapkan pada peristiwa duka sekalipun, ia tak bisa meneteskan air mata. Bahkan di kala sedih, air matanya pun tak bisa membasahi pelupuk mata.
Xanana sendiri mengaku bahwa semua itu terjadi mungkin karena sebagian besar hidupnya selalu berhadapan dengan kekerasan.
Baca juga: Tiga Keistimewaan Ini Antar Timor Leste Masuk Jadi Anggota Ke-11 ASEAN
Kekerasan itu, katanya, tak hanya dialami semasa hidup di hutan belantara bersama teman-teman seperjuangannya, tetapi juga ketika ia berhadapan dengan pemerintah Indonesia dimasa lalu.
Saat itu, kenang Xanana, meski dirinya dikerangkeng dalam sangkar besi, dijebloskan ke penjara karena melakukan pemberontakan melawan Indonesia, tetapi ia tetap tersenyum.