Timor Lesta

Xanana Gusmao Tak Pernah Menangis Walau Tangan Diborgol, Hatinya Hancur Tapi Tetap Tersenyum

Xanana Gusmao ternyata memiliki kepribadian yang unik. Meski separuh hidupnya berada di medan perang, hatinya tak sekeras baja.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
TETAP TERSENYUM - Xanana Gusmao, tokoh kharismatik Timor Leste tetap tersenyum walau dihadapkan pada suasana sulit. Kisah hidupnya jadi sumber inspirasi bagi masa depan Timor Leste. Salah satu gambar memperlihatkan Xanana Gusmao tetap tersenyum walau dengan tangan terborgol. 

Dalam wawancara tersebut, Najwa Shihab sempat memperlihatkan selembar foto di masa lalu, ketika Xanana Gusmao diborgol oleh aparat penegak hukum.

Meski diperlakukan demikian, namun Xanana tidak memperlihatkan kesedihan sedikit pun. Ia bahkan tidak menangis walau kala itu nasibnya sangat kelam.

Yang tampak adalah Xanana tersenyum walau dengan tangan terborgol. Dan, kepada Najwa Shihab, dia mengatakan, dirinya tidak bisa menangis. "Saya tidak tahu (kenal) menangis," ujarnya sambil tersenyum.

Ketika ditanya alasan mengapa tidak bisa menangis, Xanana pun mengungkap kisah panjang tentang kehidupannya di masa pepeperangan selama hidup di hutan.

Saat itu, kenangnya, ia demikian menyatu dengan gerak langkah para tentara. Hidupnya di dunia yang keras adalah hal biasa masa itu.

Bahkan setiap saat, katanya, ia seperti berada di ujung tanduk. Nyawanya selalu jadi taruhan.

Baca juga: Ramos Horta Ungkap Fakta Haru: Sampai Kapan pun Timor Leste Tak Akan Hina Indonesia

Belum lagi dalam masa-masa perjuangan, lanjut dia, saban hari ia pasti berjumpa dengan tentara yang terluka karena kena tembak dan harus dirawat hingga sembuh.

Mungkin karena itu, lanjut dia, sehingga kesedihan menjadi hal biasa yang dialami setiap hari. Bahkan kesedihan pun terpaksa dihadapi dengan senyum, karena hanya itu yang bisa dilakukan.

Di medan perang, lanjut Xanana, tak ada kesedihan dan air mata. Yang ada hanyalah semangat yang berkobar-kobar untuk meraih kemenangan.

"Setiap hari, orang pertama yang saya temui, adalah seorang yang kita tangkap, karena dia enggak bisa lari apalagi dia sedang sakit."

"Setiap kali menghadapi situasi ini, maka saya yang jadi dokter supaya dia (sembuh)," tutur Xanana.

Dalam suasana yang demikian, katanya, ia tak memandang tentara yang terluka sebagai musuh. Karena baginya, musuh adalah orang yang menenteng senjata.

Xanana Gusmao memang terkenal humanis. Bahkan terhadap tentara Indonesia yang menginvasi wilayahnya.

Untuk diketahui, pada tahun 1970-an, tepatnya 1974-1975, Timor Timur merupakan daerah yang penuh dengan pergolakan.

Baca juga: Judi Sabung Ayam di Timor Leste: Uang Tunai untuk Pemenang, Yang Kalah untuk Makan Malam

Masa itu, Timor Timur senantiasa berjuang untuk melepaskan diri dari portugis. Mereka ingin menjadi negara merdeka.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved