Kasus Tambang Ilegal
Mahfud MD Angkat Bicara, Sebut Setoran Uang Miliaran ke Mabes Polri Harus Diusut Tuntas
Mahfud MD, Menko Polhukam RI angkat bicara soal terkuaknya misteri penyetoran uang miliaran rupiah yang kini viral di media sosial.
Lantaran tidak bisa berbicara karena dalam tekanan, akhirnya Ismail Bolong terus intimidasi dan dibawa ke hotel lantai 16.
Saat itu dirinya diminta membaca naskah berisi testimoni penyerahan uang kepada Komjen Agus Andrianto.
Baca juga: Sidang Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan Berdoa untuk Brigadir J
Seorang Bintara sudah menulis konsep testimoni yang harus dibacakan oleh Ismail Bolong.
"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." tegas Ismail Bolong.
Akhirnya, mau tidak mau, Ismail Bolong menurut dan membaca tulisan yang sudah dikonsep seorang Bintara lalu direkam.
Tekanan dan ancaman Brigjen Hendra Kurniawan kala itu membuat Ismail Bolong minta pensiun dini pada April 2022, tapi disetujui pada 1 Juli 2022.
Pengacara Henry Yosodiningrat mengaku belum pernah berbicara soal Ismail Bolong dengan Brigjen Hendra Kurniawan.
Henry Yosodiningrat menjadi kuasa hukum untuk Brigjen Hendra Kurniawan dalam perkara obstruction of justice.
"Maaf saya enggak tau masalah itu, dan enggak pernah ngobrol dengan Hendra mengenai hal tersebut," kata Henry Yosodiningrat saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Minggu 6 November 2022.
Setor Rp 200 Juta ke Polres Bontang
Masih menurut video viral tersebut, Ismail Bolong menyebut ia seorang diri mengoperasikan tambang ilegal tersebut.
Tidak ada campur tangan atau perintah dari atasannya, begitu kata Ismail Bolong.
Dari sejumlah pemberitaan sebelumnya, Ismail Bolong adalah mantan anggota Polri di Poltabes Samarinda, Kalimantan Timur.
Baca juga: Sidang Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan Tebar Senyum di Pengadilan
Selain menyetor uang Rp 6 miliar ke petinggi Polri, Ismail Bolong turut menyetorkan uang Rp 200 juta ke Polres Bontang.
"Saya pernah memberikan bantuan sebesar Rp 200 juta pada Agustus 2021 yang saya serahkan langsung ke Kasatreskrim Bontang AKP Asriadi di ruangan beliau," kata Ismail Bolong.
Ia mengaku mengenal perempuan bernama Tampoli, orang yang menjual batu bara ilegal yang selama ini dikumpulkan oleh Ismail Bolong.
Transaksi penjualan kepada Tampolin berlangsung sejak Juni 2020 sampai Agustus 2021.
Soal pengakuan Ismail Bolong, AKP Asriadi lantas membantahnya. Ia merasa tidak terima atas tuduhan Ismail Bolong kepadanya.
“Enggak ada itu (uang Rp 200 juta dari Ismail Bolong ke Polres Bontang)," ucap AKP Asriadi.
Setelah pengakuan itu viral Asriadi mau mengklarifikasi langsung ke Ismail Bolong dan penyebar videonya.
"Pada intinya orang bebas mau berkata apa, yang jelas tidak ada itu,” sambung AKP Asriadi.
AKP Asriadi pernah menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Bontang, lalu digantikan Iptu Yohanes Bonar Adiguna.
Dari sana AKP Asriadi dimutasi dan menjabat Kapolsek Muara Wahau, Kutai Timur.
Mengutip polresbontang.com, serah terima jabatannya digelar di lapangan apel Mako Polres Bontang Kamis 31 Maret 2022 yang dihadir oleh Wakapolres Bontang, Kasat Reskrim, Kasat Polairud, Kapolsek Bontang Selatan, dan Kapolsek Bontang Barat.
Awal Oktober 2022, AKP Asriadi melepas jabatan Kapolsek Muara Wahau. Penggantinya Iptu Satria Yudha.
Tidak dijelaskan secara pasti AKP Asriadi dilepas dari jabatan Kapolsek Muara Wahau. Upacara sertijab ini diselenggarakan di Gedung Serbaguna Polres Kutai Timur, Selasa 1 Oktober 2022.
Respon Menkopolhukam Mahfud MD
Soal testimoni Ismail Bolong turut dikomentari Menko Polhukam, Mahfud MD.
Ia menyinggung adanya perang bintang yang melibatkan perwira tinggi Polri dalam isu terkait dugaan pelanggaran hukum tambang ilegal.
Baca juga: Surat Dakwaan Hendra Kurniawan : Istri Ferdy Sambo Ngaku Pahanya Diraba Brigadir J
"Dalam perang ini para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya," kata Mahfud, Minggu 6 November 2022.
Dalam isu tambang ilegal, Mahfud melihat ada keanehan terkait video testimoni Ismail Bolong, karena berikutnya diikuti klarifikasi.
"Aneh ya. Tapi isu mafia tambang memang meluas dengan segala backing-backing-nya," kata Mahfud MD. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS