Berita Ngada
Pemuda Pemudi di Nagekeo Lestarikan Adat dan Budaya Lewat Pementasan Ritual Adat
Pemuda dan pemudi Kelimado berkolaborasi dengan para tokoh adat di Desa Kelimado untuk mementaskan berbagai ritual adat dalam adat trail festival
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordy Donofan
POS-KUPANG.COM, MBAY - Pemuda dan pemudi di Desa Kelimado Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo punya cara sendiri merayakan Hari Sumpah Pemuda ke 94 pada Jumat 28 Oktober 2022 lalu.
Pemuda dan pemudi Kelimado berkolaborasi dengan para tokoh adat di Desa Kelimado untuk mementaskan berbagai ritual adat dalam adat trail festival.
Pementasan ritual adat ini sebagai pengingat akan beberapa ritual adat yang mulai dilupakan masyarakat Nagekeo serta sebagai cara mewariskan kepada para anak muda khususnya kaum pelajar.
Di bawah kaki Gunung Ebulobo yang menjulang menopang langit sejumlah pelajar tampak tampil atraktif penuh semangat mementaskan sejumlah ritual adat serta koreografi tari-tarian adat khas orang Nagekeo.
Sebelum pementasan pada cara festival ini para pemuda berbalut busana adat di memulai dengan mengikrarkan sumpah pemuda di lapangan Kelimado.
Dengan penuh kidmat dalam iringan musik bambu mereka membentuk barisan dalam formasi Peo yang merupakan sebuah kayu bercabang dua yang juga merupakan lambang persatuan bagi orang Nagekeo.
Baca juga: Bangkitkan Kembali Keraguan Publik, Politeknik St. Wilhelmus Boawae Gelar Wisuda
Selepas ikrar sumpah pemuda, mereka lalu mementaskan beberapa ritual adat dalam kelender adat orang Nagekeo seperti ritual buka lahan atau pata woka serta menanam atau pata joki dalam bahasa setempat.
Ritual ini sebagai penggambaran dari awal mula musim tanam hingga memanen padi dan jagung.
Tak lupa ritual berburu serta syukuran panen juga ditampilkan dalam pementasan ritual ini.
Rupanya para pemuda ini bergabung dengan para tetua adat kampung agar bisa belajar dari para tetua adat tata cara dalam beritual yang baik dan benar.
Selain itu sejumlah anak-anak dan para pengunjung dibuat terkesima dengan atraksi koreografi ebu gogo atau manusia sosok manusia bertubuh hitam dalam legenda orang Nagekeo.
Tidak hanya itu sejumlah pelajar pun kembali mengenalkan permainan rakyat yang kini mulai ditinggalkan oleh anak-anak.
Baca juga: Bupati Nagekeo Tawarkan Dua Opsi Terkait Status Lahan Pasar Boawae
Beberapa tarianpun turut dipentaskan anak-anak pelajar memberikan nuansa kedaerahan yang semarak hingga membuat penonton antusias menikmati sejumlah ritual ini.