Liputan Khusus

Waspada Narkoba di Labuan Bajo, Destinasi Wisata Premium, Wisatawan Wajib Bebas Narkoba 

Waspada Narkoba di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat sebagai Destinasi Premium di Indonesia. Apa Alasannya? 

POS KUPANG/NOVEMY LEO
KOMITMEN - Kepala BNN Provinsi NTT, Dr R Nurhadi Yuwono, SIK, MSi dan Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, SH, MH bersama peserta Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholder dalam upaya P4GN, mewujudkan kota kabupatan tanggap ancaman narkoba (Kotan) menuju Indonesia Bersinar, Rabu (12/10). 

Koordinasi juga mesti dilakukan dengan aparat keamanan, TNI/Polri, polairut untuk melakukan patroli. Kalau wisatawan tidur di Pulau, siapa yang bisa pastikan, dia menyelam dan ambil apa di dalam laut. Juga tidak bisa pastikan dia selama di pulau dia pakai ganja atau tidak. Patroli itu kami siapkan anggaran," kata Zeth Sony Libing.

Karena itu, mesti dibangun sistem memadai baik di darat, laut dan udara. Saat ini sudah ada namun belum optimal. Saat ini, pemprov NTT bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk mengelola TNK hingga Januari 2023.

"Kami sedang daftar sistem ini untuk segala data, misalnya wisatawan yang terdaftar mengujungi Labuan Bajo bisa terdeteksi bebas narkoba atau tidak. Tapi sistem ini masih ada kelemahan dan sedang dibenahi," kata Zeth Sony Libing.

* Tak Bayar Retribusi

Lebih lanjut Zeth Sony Libingmengatakan, hingga kini terdata sekitar 614 unit kapal penisi yang beroperasi di Labuan Bajo. Kapal tersebut dimanfaatkan untuk mengantar wisatawan ke berbagai destinasi wisata, khususnya di sejumlah Pulau. Namun hingga saat ini, kapal penisi dimaksud tidak bayar pajak, retribusi.

"Ratusan kapal penisi itu tidak membayar pajak retribusi. Kami pusing cari aturan untuk pungut retribusi ke kaal pinisi. Mereka bebas. Karena UU belum mengaturnya. Kalau kami pungut, Kapolda bisa tangkap kami," kata Zeth Sony Libing.

Pembenahan lainnya, harap Zeth Sony Libing, dilakukan juga oleh aparat keamanan, TNI/POLRI dan instansi lembaga lainnya untuk meningkatkan fasilitas, sarana prasanara penunjang pengawasan, pencegahan dan penindakan.

Sony memastikan, Pemprov NTT segera membuat surat ke Kepala Bandara dan ke Pemda Mabar. Bagaimana bisa memberi perhatian terhadap instansi vertikal, termasuk sosialisasi ke pelaku pariwisata di Labuan Bajo.

"Selama ini kita mengurus hal lain, tidak lihat narkoba. Pelaku pariwisata akan digandeng dan disosialisasikan terlebih dahulu agar tidak kaget," kata Zeth Sony Libing.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTT, Dr R Nurhadi Yuwono, SIK, M.Si, CHRMP mengatakan, seluruh daerah di NTT memililiki destinasi wisata yang menarik.

Khusus di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), yang telah ditetapkan sebagai kawasan destinasi premium, maka seharusnya berbagai pelayanan publik mestinya bisa dinikmati secara premium oleh masyarakat khususnya oleh wisatawan lokal, nasional dan mancanegara yang datang kesana.

Fasilitas, sarana prasarana, keamanan, kenyamanan mesti bisa tersajikan di destinasi wisata dimaksud. Selain itu, kata Nurhadi, yang harusnya menjadi perhatian di kawasan destinasi wisataw premium yakni, wilayah itu mesti bebas narkotika dan obat terlarang atau narkoba.

BNN - Kepala BNN Provinsi NTT, Dr R Nurhadi Yuwono, SIK, M.Si dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholder dalam upaya P4GN, mewujudkan kota kabupatan tanggap ancaman narkoba (Kotan) menuju Indonesia Bersinar, Rabu (12/10).
BNN - Kepala BNN Provinsi NTT, Dr R Nurhadi Yuwono, SIK, M.Si dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholder dalam upaya P4GN, mewujudkan kota kabupatan tanggap ancaman narkoba (Kotan) menuju Indonesia Bersinar, Rabu (12/10). (POS KUPANG/NOVEMY LEO)

"Pemangku kepentingan, sama-sama memikirkan kedepan kawasan Labuan Bajo bisa terhindar dari ancaman narkoba. ini harus kita tanggulangi bersama. Karena ini aset bangsa dan aset dunia," kata Nurhadi Yuwono.

Menurut Nurhadi Yuwono, BNN pusat telah melakukan diskusi dan membuat pemetaan di kawasan Labuan Bajo sebagai kawasan wisata. "Data dari Polres Mabar ada orang asing yang tinggal menetap sementara di Labuan Bajo. Bahkan ada sekitar 1.000 hingga 1.500 kapal yacht yang beroperasi di wilayah peraiaran Labuan Bajo," kata Nurhadi Yuwono.

Jumlah itu akan terus meningkat seiring dengan perkembangan wisatawan disana. Karena itu perlu diperhatikan bagaimana penanggulangan terhadap ancanam peredaran dan penggunaan narkoba di wilayah dimaksud.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved