Berita NTT

Dibalik Tos Kenegaraan Tingkat Provinsi NTT Gunakan Tuak Manis dari Lontar

ada sosok penggagas dilangsungkannya tos kenegaraan dengan tuak manis. Dia adalah istri Gubenur NTT, Julie Sutrisno Laiskodat.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
TOS KENEGARAAN - Menteri PDT Abdul Halim Iskandar saat menerima tuak manis dari petani nira pada momentum Tod kenegaraan di NTT. Rabu 17 Agustus 2022 malam.  

Di sana Julie menyaksikan langsung proses pengambilan tuak manis dari pohon lontar oleh Marthinus Rondo, atau yang disapa To'o Tinus.

Baca juga: Ancaman Kekeringan Melanda Sumba Timur, Rote Ndao dan Sabu Raijua, BMKG Ingatkan Dampak Buruknya

Pria paruh baya asal Kabupaten Rote Ndao itu dengan lincahnya memanjat pohon lontar, mengambil tuak untuk dibagikan kepada para undangan yang hadir, termasuk Julie.

Julie menambahkan, dia sebagai Ketua Dekranasda NTT selalu ingin mempromosikan berbagai potensi yang ada untuk membantu masyarakat, melalui program pemerintah provinsi NTT, khususnya di bidang pariwisata. Apalagi banyak sekali atraksi budaya di NTT yang bisa dijual.

Menurutnya, setiap perayaan 17 Agustus di berbagai daerah selalu identik dengan perlombaan panjat pinang. Kalau bisa di NTT nantinya tidak perlu lagi panjat pinang, tapi panjat pohon tuak atau lontar.

"Jadi kalau panjat pohon tuak bukan saja menunjang pariwisata, tetapi para pemanjat pohon tuak juga bisa mendapat rezeki. Karena hasilnya bisa pagi dan sore," jelas anggota Komisi IV DPR RI ini.

Dengan kearifan lokal yang ada, Julie kemudian menggagas agar kedepan tos kenegaraan di tingkat Provinsi NTT menggunakan 'haik' yang diisi tuak manis. Karena jika ini dilakukan, maka akan lebih menarik dan pastinya lebih memberikan makna yang positif.

Baca juga: Ancaman Kekeringan Melanda Sumba Timur, Rote Ndao dan Sabu Raijua, BMKG Ingatkan Dampak Buruknya

"Pasti lebih keren kalau minum tuak pakai 'haik' dalam tos kenegaraan," kata Julie.

Dia juga mengapresiasi BPSDMD NTT yang ikut memberi andil terhadap upaya pengembangan pariwisata, dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan kantor. Bahkan, Julie juga mendorong pengembangan agrowisata di lingkungan BPSDMD NTT.

"Kalau bisa ada festival memanjat pohon tuak di sini (lingkungan kantor BPSDMD NTT). Nanti akan saya undang para pelaku wisata dan influencer untuk datang ke sini, sekaligus ikut menyaksikan atraksi budaya memanjat pohon tuak," ujarnya.

Sementara pada malam sewaktu tos kenegaraan, Julie Laiskodat menjelaskan tuak manis dan Haik ke menteri Halim dan tamu undangan. Julie menambahkan, tuak manis dan haik harus di-launching dulu agar seluruh masyarakat NTT sadar bahwa ini minuman tradisional non alkohol yang harus dikembangkan.

"Jadi moke dan sopi itu orang sudah kenal, tapi semestinya minuman non alkohol karena tidak difermentasi ini harus dikembangkan. Sehingga petani lontar juga bisa diuntungkan," jelasnya.

Menurut Julie, jika tuak manis dipakai atau disajikan dalam kegiatan resmi atau upacara kenegaraan, otomatis wadahnya bernama haik akan ikut dikembangkan dan penyadap lontar pun bisa ikut sejahtera.

"Jadi tahun kemarin tii langga, tahun ini seribu sasando, tahun depan mudah mudahan seribu haik," tutupnya.

Tuak manis disuguhkan ke dalam wadahnya bernama haik. Kemudian diberikan kepada seluruh pejabat yang hadir. "Ini rasanya manis dan wadahnya antik," ujar Menteri Halim Iskandar, Rabu malam.

Gubernur Viktor mengatakan, ini merupakan satu-satunya di dunia tos kenegaraan menggunakan tuak manis yang diisi ke dalam wadah tradisional, yang disebut dengan bahasa lokal bernama Haik. (*)

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved