Berita Lembata Hari Ini
Masih Ada Duka di Ile Ape
supaya datang ke Tanah Merah untuk membersihkan rumah baru mereka. Kunci rumah juga akan diserahkan kepada mereka.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Project Construction Manajer (PCM) M Yoling mengatakan secara umum progres pengerjaan rumah relokasi di Lembata sudah 94 persen.
Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan kepala desa supaya warga yang tinggal di pondok pindah ke kompleks perumahan Waesesa. Oleh sebab itu, sejak seminggu yang lalu, warga sudah mulai membersihkan rumah baru mereka untuk ditempati.
Menurut dia, manajemen PT Adhi Karya memberikan perhatian yang besar kepada pengerjaan rumah relokasi di Lembata dan Flores Timur.
Tiga komisaris PT Adhi Karya juga sudah berkunjung ke Lembata. Itu menunjukkan bentuk keseriusan manajemen perusahaan untuk menyelesaikan proyek relokasi perumahan tersebut.
Baca juga: Setahun Seroja Terjang Sumba Timur, Bantuan Dana Stimulan Untuk Korban Seroja Belum Disalurkan
Pihaknya berupaya supaya penyintas tidak terlalu lama tinggal di tempat pengungsian.
“Lebih cepat lebih bagus, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya,” kata dia.
Menurut Yoling, setelah warga menempati rumah baru mereka, manajemen perusahaan masih punya tanggungjawab perawatan selama enam bulan.
Dia menyebutkan pembangunan rumah relokasi dikerjakan secara padat karya baik material dan sumber daya manusia. Sebanyak 80 persen pekerja di Waesesa merupakan tenaga lokal.
Baca juga: Balai Pom Belu Periksa Sampel Takjil
M Yoling mengakui pembangunan sempat terhambat pandemi Covid-19 dan kebijakan lockdown akibat pandemi tahun lalu. Dampaknya saat itu, mobilisasi pekerja dan material dari Pulai Jawa terhambat.
Koordinator Logistik Caritas Keuskupan Larantuka Romo Kristo Soge menyebutkan Caritas sebagai lembaga kemanusiaan gereja Katolik juga sedang mendirikan 125 unit rumah untuk warga dari desa Lamagute.
Meski tidak terdampak langsung, pemerintah telah berencana untuk merelokasi desa Lamagute. Sebab itu, gereja membantu pemerintah untuk menyiapkan perumahan bagi warga Lamagute.
"Caritas itu lembaga kemanusiaan gereja, wujud nyata gereja membantu masyarakat dari sumbangan umat Katolik seluruh Indonesia. Caritas itu milik kita maka ketika ada bencana caritas hadir bersama kita," pesannya.
Ketua Dewan Stasi Lamawolo, Yohanes Bunga, juga menyebutkan bahwa warga Lamawolo juga sudah diberi tahu supaya datang ke Tanah Merah untuk membersihkan rumah baru mereka. Kunci rumah juga akan diserahkan kepada mereka.
"Kita harus bangkit meski bencana setahun lalu masih segar dalam ingatan," ujar Yohanes, tersenyum. (*)