Berita Lembata Hari Ini
Masih Ada Duka di Ile Ape
supaya datang ke Tanah Merah untuk membersihkan rumah baru mereka. Kunci rumah juga akan diserahkan kepada mereka.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Di desa Waimatan, Romo Kristo Soge memimpin perayaan ekaristi peringatan bencana yang digelar di pusat kampung.
Warga desa Waimatan yang saat ini masih berada di pengungsian juga datang, berdoa, menabur bunga dan menyalakan lilin di lokasi bencana.
Patris Pereto, warga setempat, menuturkan ulang bencana yang menerjang kampung halamannya itu. Dia termasuk salah satu orang yang menyaksikan dan mengikuti semua proses evakuasi korban di desa Waimatan. Oleh sebab itu, dia memilih tetap tinggal di kampung itu pasca bencana hingga pencarian berakhir.
Longsor yang menerjang sebagian pemukiman di Waimatan itu memakan 26 korban jiwa, dan sampai sekarang ada 8 orang yang dinyatakan hilang.
Baca juga: Setahun Seroja Terjang Sumba Timur, Bantuan Dana Stimulan Untuk Korban Seroja Belum Disalurkan
“Kita pasrahkan semuanya,” kata Patris.
Warga desa Waimatan juga sudah membahas rencana untuk membangun tugu peringatan bencana pada 4 April 2021 yang lalu.
Romo Kristo Soge, berpesan kepada para umatnya untuk bangkit dan tidak lama tenggelam dalam kedukaan. Menurut dia, orang Waimatan tidak mungkin sendiri melewati semua ini.
“Dengan peristiwa ini, kita semua ada bersama. Dalam kehidupan ke depan kita bangun kerja sama yang baik,” ujarnya.
Baca juga: Umat Muslim Bisa Kerjakan Amalan Sunnah Ini, Dilengkapi dengan Dizkir & Doa di Bulan Ramadan
Kepala desa Waimatan Onesimus Sili Betekeneng mengucapkan terima kasih berlimpah kepada semua pihak yang terlibat sejak proses evakuasi korban hingga penanganan bencana setelahnya.
Camat Ile Ape Timur Niko Watun bersama sejumlah stafnya juga hadir dalam acara peringatan bencana di Waimatan.
Para penyintas yang kehilangan rumah masih tinggal di pondok-pondok di kebun mereka, selain di rumah keluarga.
Mereka masih menunggu rumah baru yang dibangun pemerintah pusat di tiga lahan relokasi yakni Podu, Waesesa dan Tanah Merah.
Pemerintah pusat mendirikan 700 unit rumah di Kabupaten Lembata untuk para penyintas. Rinciannya, di Waesesa sebanyak 173 unit, 233 unit di Podu dan 294 unit di Tanah Merah. Semua lahan relokasi masih ada di wilayah Kecamatan Ile Ape.
Pemerintah juga mendirikan 300 unit rumah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Proyek di Lembata dan Adonara tersebut dikerjakan oleh PT Adhi Karya.
Baca juga: Balai Pom Belu Periksa Sampel Takjil