Breaking News

Berita Lembata Hari Ini

Masih Ada Duka di Ile Ape

supaya datang ke Tanah Merah untuk membersihkan rumah baru mereka. Kunci rumah juga akan diserahkan kepada mereka.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Seorang warga di desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape meratapi kepergian orang-orang tercinta dalam acara peringatan satu tahun bencana banjir dan longsor pada 4 April 2021 yang lalu. Warga menggelar misa, tabur bunga dan menyalakan lilin di gereja dan lokasi bencana.  

Laporan POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Genap setahun yang lalu banjir dan longsor meluluhlantakan sejumlah desa di lereng gunung Ile Lewotolok.

Malam itu, banyak umat Katolik larut dalam misa perayaan paskah saat badai seroja menghantam pulau Lembata.

Air bah yang datang dari ketinggian puncak gunung itu menerjang pemukiman warga. Air mengalir membawa lumpur dan bebatuan besar dari lereng gunung. Rumah-rumah hanyut bersama para penghuninya.

Pagi harinya, 4 April 2021, tampak akses jalan terputus, tiang-tiang listrik berserakan tak beraturan. Warga yang selamat mulai mencari keluarga mereka yang terpencar melarikan diri ke tempat aman.

Di tepi pantai, di balik puing-puing bangunan, satu per satu tubuh tak bernyawa ditemukan.

Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka, Lamawara, Waimatan dan Lamawolo di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur sudah luluh lantak. Yang ada hanya duka dan air mata karena kehilangan orang-orang tercinta dan tempat tinggal.

Baca juga: 7 Hal yang Membatalkan Puasa Juga Keutamaan Jalankan Ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata mencatat sebanyak 68 orang meninggal dunia, 46 jenazah ditemukan dan 22 jenazah dinyatakan hilang sampai hari ini akibat badai seroja.

Kenangan tragedi mencekam ini masih segar dalam ingatan saat warga memperingati satu tahun bencana yang kemudian dikenal dengan badai seroja itu.

Warga di desa-desa terdampak di Ile Ape dan Ile Ape Timur menggelar misa, menabur bunga dan menyalakan lilin di tempat-tempat bencana pada 4 April 2022.

Suasana duka begitu terasa di tempat-tempat warga menabur bunga dan menyalakan lilin. Masih ada warga yang meratapi kepergian keluarga mereka.

Baca juga: Dispendukcapil Kabupaten Kupang Target Perekaman KIA 40 Persen Tahun Ini.

Ketua Dewan Stasi Lewotolok Antonius Arakian, mengatakan peringatan satu tahun digelar di beberapa desa secara terpisah dengan perayaan ekaristi dan doa bersama yang dipimpin Romo Deken Sinyo da Gomes di gereja.

Setelah itu umat diarahkan untuk menabur bunga dan menyalakan lilin di lokasi-lokasi bencana. Banyak keluarga dari kota Lewoleba juga datang untuk mengikuti doa bersama dan penaburan bunga.

Dia memastikan bencana ini akan diperingati setiap tahun. Bahkan, umat juga sudah berencana untuk mendirikan satu monumen peringatan akan bencana banjir dan longsor yang menerjang kampung mereka.

“Rencana kami, tempat itu kami gunakan sebagai monumen peringatan setiap tahun,” katanya. 

Baca juga: Harga Pertamax Naik Ini Tanggapan SPBU Mbaumuku Ruteng 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved