Perang Rusia Ukraina

Bocorkan Rahasia Negara ke Vladimir Putin, Negosiator Ukraina Ini Terpaksa Ditembak Mati, Simak Ini

Negosiator asal Ukraina, Denis Kireev terpaksa ditembak mati oleh Dinas Keamanan Ukraina. Ini sanksi bagi oknum yang menjadi pengkhianat negara.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Denis Kireev, salah seorang negosiator untuk perdamaian Rusia-Ukraina, terpaksa ditembak mati oleh Dinas Keamanan Rusia. Pasalnya, Denis Kireev diduga berkhianat kepada Ukraina dengan membocorkan rahasia negara kepada musuh. 

"Saya baru saja diberitahu tentang serangan rudal di Vinnytsia. Delapan rudal. Bandara hancur total," kata Zelensky dikutip dari AFP.

Kementerian pertahanan Rusia juga mengkonfirmasi serangan itu.

Baca juga: Dunia Sedang Ketar Ketir Ancaman Rusia Meluasdi Eropa , Tetiba Korea Utara Tembak Rudal Balistik

"Pada 6 Maret, sebuah lapangan terbang Angkatan Udara Ukraina di Vinnytsia sudah tidak dapat digunakan, setelah serangan senjata presisi tinggi jarak jauh," kata juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah video briefing.

Beberapa kota dan pangkalan udara di Ukraina diketahui telah dibom, ditembaki, atau dihantam dengan rudal balistik sejak Rusia meluncurkan invasi 11 hari.

Namun, Kota Vinnytsia berada di wilayah barat Ukraina tengah yang jauh dari perbatasan Rusia dan Belarus dan jarang terjadi serangan serupa.

Zelensky pun mengambil kesempatan untuk memperbarui permintaannya agar kekuatan Barat memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia.

“Kami ulangi setiap hari, tutup langit di atas Ukraina. Tutup untuk semua rudal Rusia, untuk pesawat tempur Rusia, untuk semua teroris mereka," ungkap dia, dikutip dari Kantor Berita AFP.

"Jika tidak, jika Anda tidak memberi kami setidaknya pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu hal untuk disimpulkan, Anda ingin kami dibunuh dengan sangat lambat," ungkap Zelensky.

Seperti diketahui, NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, NATO tidak akan campur tangan dalam konflik.

Pasalnya, NATO khawatir bentrokan langsung dengan Rusia dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.

"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah dengan mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina."

Baca juga: Jet-jet Tempur dan Helikopter Serbu Rusia Berguguran, Ukraina Jadi Neraka Senjata Canggih Rusia

Selain itu memberlakukan zona larangan terbang itu dengan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Stoltenberg setelah pertemuan darurat tersebut.

Menurut dia, jika NATO menerapkan zona larangan terbang, konflik bisa meluas.

"Jika kita melakukan itu, kita akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," ungkap dia.

Inggris: Rusia Targetkan Area Berpenduduk

Konflik Rusia Ukraina kian memanas.

Hingga kini belum ada tanda-tanda serangan akan berhenti.

Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim Rusia menargetkan area berpenduduk di Ukraina.

Diduga upaya tersebut dilakukan tentara Rusia untuk mematahkan moral Ukraina.

"Skala dan kekuatan perlawanan Ukraina terus mengejutkan Rusia. Rusia telah merespons dengan menargetkan daerah berpenduduk di beberapa lokasi, termasuk Kharkiv, Chernihiv dan Mariupol," demikian informasi dari kementerian itu berdasarkan laporan intelijen yang diberitakan CNN.

"Ini mungkin merupakan upaya untuk mematahkan moral Ukraina," sambungnya.

Rusia sebelumnya telah menggunakan taktik serupa di Chechnya pada 1999 dan Suriah pada 2016.

Mereka menggunakan amunisi berbasis udara dan darat, tambah kementerian itu.

Baca juga: Mantan Penasihat Vladimir Putin Sebut Satu Cara untuk Menghentikannya Menginvasi Ukraina

“Jalur pasokan Rusia dilaporkan terus menjadi sasaran, memperlambat laju kemajuan pasukan darat mereka. Ada kemungkinan realistis bahwa Rusia sekarang berusaha menyembunyikan truk bahan bakar sebagai truk pendukung reguler untuk meminimalkan kerugian,” kementerian menyimpulkan.

Seorang wanita Polandia memeluk seorang sukarelawan Polandia bernama Jedrzej 34, menunggu untuk menyeberangi perbatasan untuk pergi dan berperang melawan pasukan Rusia di perbatasan Medyka, di Medyka, Polandia, pada Sabtu, 26 Februari 2022.
Seorang wanita Polandia memeluk seorang sukarelawan Polandia bernama Jedrzej 34, menunggu untuk menyeberangi perbatasan untuk pergi dan berperang melawan pasukan Rusia di perbatasan Medyka, di Medyka, Polandia, pada Sabtu, 26 Februari 2022. (AP/Visar Kryeziu)

AS Klaim Serangan Rusia Makin Brutal

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pasukan Rusia semakin brutal menyerang di Ukraina, termasuk penduduk sipil.

Komentar itu menyusul serangan Rusia terhadap pembangkit nuklir Ukraina - fasilitas terbesar di Eropa dengan jenis yang sama - telah memicu kebakaran sebuah bangunan di kompleks PLTN.

Berbicara kepada sejumlah wartawan, Jumat 4 Maret 2022 sebelum bertemu dengan rekan-rekannya dari Uni Eropa di Brussel, Blinken mengatakan, "Kita dihadapkan bersama dengan apa yang menjadi pilihan perang Presiden (Rusia Vladimir) Putin: tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan perang yang menghancurkan, konsekuensi yang mengerikan."

"Kita berkomitmen melakukan segala sesuatu untuk menghentikannya," tambahnya.

Namun dia mengesampingkan penerapan zona larangan terbang di atas Ukraina, sekaligus menjelaskan tindakan seperti itu dapat menyebabkan konflik yang lebih luas.

“Kami mempunyai tanggung jawab untuk memastikan perang tidak meluas ke luar Ukraina. Zona larangan terbang dapat menyebabkan perang sepenuhnya di Eropa,” ujar Blinken.

Sementara itu pejabat pemerintah lokal Ukraina dan militer Rusia pada Kamis lalu mengkonfirmasi perebutan pelabuhan strategis Kherson, akan tetapi seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Washington tidak dapat mengkonfirmasi perkembangan tersebut.

Baca juga: Ternyata Indonesia Punya Hubungan Erat dengan Ukraina di Masa Lalu Karena Masalah Ini, Apa Itu?

Pasukan Rusia mengepung kota pelabuhan Mariupol, timur Kherson, upaya yang dikatakan Wali Kota Vadym Boichenko bertujuan untuk mengisolasi Ukraina.

Seorang diplomat Rusia pada Jumat 4 Maret 2022 mengatakan Rusia tidak berniat untuk menduduki Ukraina jika invasinya berhasil, dan pasukannya akan ditarik setelah mencapai tujuan.

Berbicara kepada para wartawan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, duta besar Rusia Gennady Gatilov menyebut invasi itu sebagai "operasi militer dengan tujuan terbatas," yang ia katakan untuk "menghancurkan rezim dan demiliterisasi Ukraina. (*)

Berita Lain Terkait Perang Rusia Ukraina

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved