Perang Rusia Ukraina

Bocorkan Rahasia Negara ke Vladimir Putin, Negosiator Ukraina Ini Terpaksa Ditembak Mati, Simak Ini

Negosiator asal Ukraina, Denis Kireev terpaksa ditembak mati oleh Dinas Keamanan Ukraina. Ini sanksi bagi oknum yang menjadi pengkhianat negara.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Denis Kireev, salah seorang negosiator untuk perdamaian Rusia-Ukraina, terpaksa ditembak mati oleh Dinas Keamanan Rusia. Pasalnya, Denis Kireev diduga berkhianat kepada Ukraina dengan membocorkan rahasia negara kepada musuh. 

Ia menegaskan bahwa pengiriman itu justru menciptakan risiko besar bagi penerbangan sipil dan sistem transportasi lainnya di Eropa dan sekitarnya.

"Penyelenggara pengiriman ini harus menyadari meningkatnya ancaman senjata presisi tinggi yang jatuh ke tangan elemen teroris dan formasi bandit yang tidak hanya di Ukraina, namun juga di Eropa secara keseluruhan," tegas Zakharova.

Aliran senjata ini ke pasar ilegal dan ke tangan jaringan teroris, kata dia, hanya masalah waktu.

"MANPADS menimbulkan bahaya besar bagi penerbangan sipil, dan ATGM untuk transportasi kereta api dan infrastruktur," jelas Zakharova.

Perlu diketahui, Rusia telah melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari lalu setelah Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengatakan bahwa negaranya idak punya pilihan lain selain bertindak, setelah berminggu-minggu terjadi aksi penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.

Dengan demikian, ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' negara tetangganya itu.

Baca juga: Orang-orang Rusia di London Takut Lengan Panjang Putin untuk Berbicara Mendukung Ukraina

Rusia pun telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirimkan persenjataan canggih mereka ke Ukraina.

Putin menilai bahwa hal itu akan membuat Ukraina berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya.

Sebelumnya, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengirim perangkat keras militer senilai ratusan juta dolar AS ke Ukraina sejak Desember 2021, beberapa bulan sebelum keputusan Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus.

Rusia Makin Gencar Serang Ukraina

Setelah mengetahui semua titik lemah Ukraina, Rusia pun semakin gencar melakukan serangan.

Selain pusat kekuatan militer Ukraina dibombardir rudal Rusia, kini bandara sipil jadi sasaran.

Terhadap sikap Rusia yang melancarkan serangan secara membabibuta, Presiden Ukraina pun mulai mengungkapkan kekesalannya pada NATO: Anda Ingin Kami Dibunuh?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan rentetan rudal Rusia menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia, Ukraina tengah pada Minggu 6 Maret 2022.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved