Berita Lembata Hari Ini

Tim Ahli: Eksplorasi Budaya Sare Dame Akan Jadi Pedoman Pembangunan di Lembata

Tim Ahli: Eksplorasi Budaya Sare Dame Akan Jadi Pedoman Pembangunan di Kabupaten Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Dr Hippolitus Kristoforus Kewuel, Dr. Drs. Ola Rongan Wilhelmus, M. Sc, dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan Markus Labi Waleng di Hotel Palm Lewoleba, Minggu, 6 Februari 2022. 

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Kabupaten Lembata menggelar eksplorasi budaya dari tanggal 7 Februari sampai 7 Maret 2022.

Tim ahli yang juga pencetus ide dan semangat sare dame, Dr Hippolitus Kewuel Kristoforus Kewuel, dosen Antropologi Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya telah tiba di Lembata. Dr Hippo juga didampingi oleh Dr. Drs. Ola Rongan Wilhelmus, M. Sc, dosen di STKIP Widya Yuwana Madiun. Kedua akademisi ini merupakan putra asli Lembata.

Ditemui di Hotel Palm Lewoleba, Ola Rongan Wilhelmus, memaparkan sejumlah output yang akan dihasilkan dari perhelatan eksplorasi budaya tersebut. Salah satunya adalah sebuah dokumen policy brief yang berisi gagasan umum sebagai bentuk panduan pembangunan di Kabupaten Lembata.

Dokumen Policy Brief ini menurutnya akan diberikan kepada pemerintah daerah pada puncak eksplorasi budaya pada 7 Maret 2022.

Baca juga: Ini Cerita Awal Konsep Sare Dame Dicetuskan di Lembata

Menurutnya, selain Policy Brief, Wilhelmus juga berujar bahwa sosialisasi kebudayaan akan terus dilakukan setelah kegiatan eksplorasi budaya ini digelar. Tak hanya itu, kegiatan rekonsiliasi berbasis budaya ini juga akan menghasilkan buku sebagai dokumentasi dan bahan pelajaran bagi generasi Lembata di masa mendatang.

Baginya, nilai-nilai budaya harus jadi habitus atau kebiasaan yang melekat dalam karakter masyarakat Lembata dan tentu juga jadi tonggak pembangunan di Lembata.

Dia sadar butuh waktu menginternalisasi nilai-nilai budaya di tengah masyarakat. Namun, butuh langkah untuk memulainya, daripada tidak sama sekali.

Adalah Dr Hippolitus Kristoforus Kewuel, seorang Dosen Antropologi Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya yang pertama kali menyampaikan konsep Sare Dame kepada Bupati Lembata Thomas Ola Langoday.

Pada tanggal 16 Oktober 2021, Keduanya bertemu dalam sebuah webinar yang membahas tentang kemungkinan mendirikan sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Lembata.

Baca juga: Badan Anggaran DPRD Lembata Rekomendasi Rapat Kerja Dengan Pemda Bahas Festival Sare Dame

"Itu pertama kali saya berkenalan dengan pak Bupati. Itu kesan pertama saya dengan pak Bupati," ungkap Dr Hippo saat ditemui di Hotel Palm Lewoleba, Minggu, 6 Februari 2022.

Komunikasi mereka berlanjut keesokan harinya. Melalui telepon, Dr Hippo dan Bupati Thomas berbincang banyak hal termasuk mengenai pembangunan di Kabupaten Lembata.

Kata Dr Hippo, kala itu, Bupati Thomas menanyakan pendapat kepadanya apa yang bisa dilakukan di sisa waktu menjabat sebagai bupati.

Dr Hippo pun spontan menyebutkan konsep sare dame sebagai dasar dari keseluruhan pembangunan di Kabupaten Lembata. Dia menilai masyarakat di Lembata hari ini terkotak-kotak akibat politik polarisasi yang terjadi selama ini.

Oleh sebab itu, perlu ada sare dame sebelum pembangunan lainnya. Pelaksanaan program ini pun berlanjut.

Menurut Dr Hippo, pemerintah daerah sama sekali tidak memaksakan program sare dame itu kepada masyarakat adat. Tapi, dia menyebutnya sebagai `kondisioning' dengan maksud kekayaan masyarakat adat itu bisa jadi milik bersama. "Gerakan ini bukan paksaan dari pemerintah," tegasnya.

Baca juga: Sebelum Sare Dame, Sebaiknya Perbarui Dulu Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Lembata

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved