Berita Kupang

Sistem Barter di Pasar Oesao Sudah Ditingggalkan 

Transaksi dengan cara tukar menukar barang kini di pasar Oesao Kabupaten Kupang sudah tidak dipakai lagi.

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
Suasana pasar rakyat Oesao, Minggu 30 Januari 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

OS-KUPANG.COM, KUPANG -  Transaksi dengan cara tukar menukar barang kini di pasar Oesao Kabupaten Kupang sudah tidak dipakai lagi.

Saat ini masayarakat yang sudah sangat mengenal artinya uang tidak mau lagi menukar barang dengan barang karena nilai uang bisa dipakai untuk ditukar dengan barang apa saja.

Penelusuran Pos Kupang di pasar rakyat Oesao Kabupaten Kupang, Minggu 30 Januari 2022 sistem transaksi secara barter sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat.

Beberapa pedagang bahkan enggan untuk menukar berang dagangan mereka dengan barang milik masyarakat karena ketidaksesuaian kesepakatan jumlah barang.

Baca juga: Listrik di DPRD Kota Kupang Kembali Nyala Setelah Lunasi Tunggakan

Anisah salah satu pedagang ikan teri asal Solor Flores Timur sejak dirinya mulai berjualan di pasar Oesao tahun 2012 silam.

Dia mengaku sering mendapatkan tawaran agar barang dagangannya ditukar dengan hasil bumi seperti pisang, Kelapa, ubi dan hasil bumi lainnya

"Banyak yang datang mau tukar tapi saya yang tidak mau biar nanti setelah saya jual saya punya barang baru saya butuh apa nanti beli sendiri," ungkapnya.

Dia mengisahkan ada beberapa pembeli yang pernah datang untuk menukar hasil bumi dengan ikan kering tetapi ketika ditimbang dan ditukar si pembeli malah keberatan karena ikan keringnya sedikit saja.

Baca juga: Alumni SMANSA Kupang Angkatan 83 Gelar Syukuran Natal dan Tahun Baru Bersama

"Ada juga mereka datang tukar barang kita kasi ikan sedikit mereka tidak mau, umpamanya barangnya harga 5000 rupiah kita tukar dengan ikan harga 5000 rupiah tapi mereka tidak mau karena ikan sedikit," katanya.

Dari pengalaman itu dia tidak mau lagi menukar barang dagangannya dan akan membeli hasil bumi yang ditawarkan dengan uang sesuai kebutuhannya saja.

Bagi dia sistem barter memang baik tetapi apabila barang yang mau ditukar tidak sesuai kebutuhan dia atau nanti bila dia jual kembali dan harganya dibawah barang yang dia tukar tersebut dia akan merasa rugi.

Sehingga dia lebih memilih pembeli datang dan lansung membeli dengan uang saja karena nilai tukar uang tidak berubah dan pasti.

Disisi lain salah seorang pedagang sembako Farida mengaku sudab 18 tahun berjualan di Pasar Oesao, sehingga dia sudah mengenal betul watak masyarakat kabupaten kupang.

Dia mengakui sering melakukan sistem transaksi barter tetapi beberapa tahun belakangan sudah mulai dia kurang.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved