Pembunuhan Ibu dan Anak
Mengenal Sumy Hastry, Ahli Forensik Diminta Outopsi Ulang Astri Lael, Sering Ajak Jenazah Bicara
Tak jarang dalam mengidentifikasi jenazah dengan kasus sulit, Hastry Purwanti didatangi dalam mimpi oleh arwah jenazah.
Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
"Setuju...bta nnton di youtube juga kasus SUBANG pembunuhan ibu dan anak juga yg hampir sama persis dngn kasus kak Astri dan ade Lael, di kasus itu ada oknum yg terlibat dn para penyidik smpai kwalhan dan dngan beliau punya kemampuan indigo dn didatangi lagsung korban lwt mimpi minta tolong, berkat bliau kasus yg bgitu rumit krna ada skenario2 juga akhirnya ditemukan petunjuk2 dan bukti2 yg kuat untuk membuka jln buat penyidik....kalau kita ada niat baik pasti direspon bliau, orng2 sperti beliau pastilah mngerti skali dngan hukum Tuhan dan hukum alam," tulis akun @Petter Buifena.
"Ibu Hastry tolong kami warga NTT, ada kasus pembunuhan ibu n anak ttpi Polda NTT tdk mmpu utk selesaikn," komentar akun @Yulianus.
Baca juga: Kapolda NTT: Saya Tidak Punya Kepentingan Dalam Kasus Astri Lael
Siapa gerangan Hastry Purwanti? Ia seorang Polwan dengan pangkat Komisaris Besar (Kombes), bergelar doktor. Nama lengkap serta titelnya seperti ini: Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, SpF, DFM.
Hastry Purwanti dikenal sebagai ahli forensik. Istri dari dr Hary Tjahjanto, SpOg serta ibu dari Aswin dan Ashfira ini menjabat Kepala Bidang (Kabid) Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah.
Dilansir dari wikipedia.org, Hastry Purwanti kelahiran 23 Agustus 1970. Alumni SEPA angkatan V tahun 1998 dan SELAPA angkatan XLII tahun 2010.
Ia mengikuti pendidikan kejuruan, Post Graduate Training-Course Forensic Medicine (2003) dan Disaster Victim Identivication Singapura (2006).
Baca juga: Temui Kapolda Irjen Setyo, Pimpinan DPRD NTT Minta Usut Tuntas Kasus Astri Lael
Hastry Purwanti lebih banyak bertugas di wilayah hukum Polda Jateng. Sebelumnya menjadi Kabid Dokkes, Santry Purwanti menempati beberapa jabatan, di antaranya Ahli Utama RS Bhayangkara Raden Said Sukanto, Kepala Instalansi Forensik RS Bhayangkara Raden Said Sukanto dan Kepala RS Bhayangkara Prof Awaloeddin Djamin Semarang.
Selain di dalam negeri, Santry Purwanti memiliki riwayat penugasan luar negeri, yaitu menjadi Tim DVI Briving Bush Fire Melbourne (2009) dan Tim DVI Laka Pesawat MH-17 (2014)
Adapun segudang pengalaman dalam negeri, di antaranya Tim DVI Korban Bom Bali I (2002), Tim DVI Lion Air Crash-Solo (2004), Tim DVI Korban Bom Kedubes Australia Jakarta (2004), Tim DVI Korban Pesawat Mandala-Medan (2005), Tim DVI Korban Bom Bali II (2005), Tim Identifikasi Teroris-Wonosobo (2006), Tim DVI Korban Gempa Bumi Yogya (2006), Tim DVI Korban Kapal KM Senopati Nusantara (2006).
Baca juga: Kapolda NTT Klaim Kasus Pembunuhan Astri dan Lael Akan Terungkap Terang Benderang di Persidangan
Kemudian Tim DVI Korban Garuda Aair Crash-Yogya (2007), Tim Identifikasi Jatuhnya Pesawat Casa 212 TNI AU-Bogor (2008), Tim Identifikasi Jatuhnya Pesawat Herculles TNI AU-Madiun (2009), Tim DVI Korban Bom Hotel JW Marriot Kuningan Jakarta (2009), Tim Identifikasi Teroris Noordin M Top (2009), Tim DVI Korban Gempa Bumi Padang (2009).
Berikutnya, Tim Identifikasi Teroris Dulmatin-Jakarta (2010), Ttim DVI Korban Laka Kereta Api Pemalang (2010), Tim DVI Korban Longsor Wonosobo (2011), Tim DVI Korban Kapal Tenggelam Kapal Imigran Gelap (2011), Tim DVI Korban Pesawat Sukhoi SSJ-Gunung Salak Bogor (2012), Tim DVI Korban Pesawat Air Asia (2015), Tim DVI Korban Pesawat MH-17 dI Rusia (2014) dan Tim Eksekusi Terpidana Mati di Nusa Kambangan (2008-2016).
Santry Purwanti juga dikenal sebagai penulis buku. Beberapa buku hasil karyanya, yaitu Dari Tragedi Bali Hingga Tragedi Sukhoi - Keberhasilan DVI Indonesia dalam Mengungkap Berbagai Kasus (2013), Ilmu Kedokteran Forensik Untuk Kepentingan Penyidikan (2014), Mengenal DNA - Populasi Batak, Jawa, Dayak, Toraja, dan Trunyan (2016).
Baca juga: 6 Pernyataan Kapolda NTT Irjen Setyo Terkait Kasus Astri Lael, Sebut Jaksa Tak Minta Outopsi Ulang
Selain itu, Kekerasan Pada Anak & Wanita Perpektif Ilmu Kedokteran Forensik (2017), Polwan Untuk Negeri: Bunga Rampai Pemikiran dan Pengalaman yang Menginspirasi (2020). Buku Polwan Untuk Negeri ditulis bersama Brigjen Pol Dr Juansih, Kombes Pol Dr Rinny ST Wowor, Kombes Pol Dr Rosmita Rustam dan Kombes Pol Dr Sulastiana.
Ajak Jenazah Bicara
Dokter forensik pertama Polri ini punya pengalaman ketika menangani kasus mutilasi wanita hamil di Tangerang, Banten. Pelaku pembunuhan, yang tak lain adalah kekasih gelap korban, membunuh dan kemudian memotong-motong tubuh wanita bernama Nur Atikah atau Nuri tersebut, hingga membuat jenazahnya sulit diidentifikasi.