KKB Papua
Benarkah KKB Papua Punya Sniper? Tembakan Tak Jarang Meleset, Prajurit Selalu Jadi Korban, Simak Ini
Pergolakan kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua hingga kini tak kenal berhenti. Korban jiwa pun jatuh satu per satu. Benarkan KKB punya sniper?
POS-KUPANG.COM – Pergolakan kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua, hingga kini tak kenal berhenti. Korban jiwa pun jatuh satu per satu. Benarkah KKB Papua punya sniper?
Meski jumlah anggota KKB Papua tak seberapa, namun aksi yang dilancarkannya sangat mengerikan.
Mereka tak hanya kontak senjata dengan prajurit TNI Polri, tetapi juga menyerang masyarakat dan membakar habis fasilitas umum yang dibangun pemerintah.
Tindakannya yang brutal dan mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat itulah mengundang pemerintah untuk mencapnya sebagai teroris.
Atas predikatnya sebagai teroris itulah pemerintah menerjunkan prajurit TNI dan Polri dengan satu tugas utama, yakni menumpas KKB Papua sampai ke akar-akarnya.
Namun di tengah proses penumpasan itu, muncul perlawanan yang dilakukan tiada henti.
Baca juga: Di Papua, Proses Evakuasi Jenazah Telan Korban Jiwa, Prajurit TNI Gugur Terkena Tembakan KKB Papua
Ketika KKB Papua menyerang Posramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat Papua dan membunuh 4 prajurit TNI, Indonesia pun berkabung.
Pasalnya penyerangan itu dilakukan secara membabibuta, sehingga prajurit yang sedang lelap tertidur pun jadi korban pembantaian.
Ketika kasus ini belum redup, tiba-tiba muncul lagi peristiwa kelabu di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Peristiwa yang terjadi Senin 13 September 2021 itu, berawal dari hadirnya 9 personel KKB Papua.
Ketika para prajurit itu hendak disergap, tiba-tiba ada serangan mendadak yang dilakukan anggota KKB.
Dalam serangan itu, seorang prajurit terkena tembakan di bagian tangan kanan. Tulang tangan tertembus timah panas.
Dan, sejurus kemudian, anggota KKB Papua membakar habis fasilitas umum yang ada di Kiwirok.
Sedikitnya empat gedung dibakar KKB Papua. Pasar Kiwirok, Kantor Bank Perwakilan Kiwirok, Gedung SD Kiwirok dan Puskesmas Kiwirok ludes dilalap api.
Ironisnya, bukan hanya empat gedung itu yang dibakas habis, tetapi para petugas kesehatan di Puskesmas Kiwirok pun diperlakukan secara tragis.
Baca juga: Bos KKB Papua Ini Masuk Daftar Hitam TNI Polri, Ternyata Dulu Pernah Tembak Helikopter, Ini Sosoknya
Akibat perlakukan yang buruk itu, salah seorang tenaga kesehatan, yakni Suster Gabriela Meilani (22) tewas mengenaskan.
Korban bukan hanya dianaya, tapi juga dipukul, ditelanjangi bahkan dilecehkan oleh anggota KKB Papua.
Ketika jenazahnya hendak dievakuasi dari dasar jurang, KKB Papua lagi-lagi melancarkan serangan.
Dalam serangan mendadak itu, prajurit TNI Pratu Ida Bagus Putu tewas terkena tembakan persis di bagian kepala.
Insiden ini tentunya menjadi tamparan keras bagi TNI. Sebab para prajurit merupakan orang-orang terlatih, orang-orang yang punya keterampilan dalam berperang.
Dan melihat ketepatan KKB Papua dalam membidik senjata, sepertinya kelompok separatis itu memiliki penembak jitu alias sniper.
Sebab tembakan yang diarahkan, tak jarang meleset dan selalu mengenai persis pada titik-titik yang mematikan.
Lantas, apakah KKB Papua punya sniner? Apakah anggota KKB Papua juga menjalani latihan tempur?
Jika benar ada latihan tempur, siapakah yang melatih anggota KKB untuk itu?

Baca juga: Satgas Nemangkawi Pukul Mundur KKB Papua di Kiwirok Walau Sempat Dihadang di Tengah Hutan, Simak Ini
Pertanyaan ini pantas dikedepankan, karena pergolakan di Papua hingga saat ini tak kunjung berhenti.
Kabar terbaru, menyebutkan, situasi terkini di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, kembali memanas.
Sebab satu lagi prajurit TNI yang gugur terkena tembakan, saat proses evakuasi jenazah Suster Gabriela Meilani.
Kontak senjata ini terjadi Selasa 21 September 2021, setelah pasukan gabungan dalam Satgas Nemangkawi tiba di Kiwirok, Senin 20 September 2021.
Sebelum memasuki Kiwirok, Satgas Nemangkawi itu dihadang sepanjang jalan, ketika mereka menempuh perjalanan selama 30 jam dari Distrik Oksibil ke Distrik Kiwirok.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito membenarkan adanya insiden baku tembak antara KKB Papua dengan Satgas Nemangkawi.
"Memang betul tadi pagi ada kontak tembak di Kiwirok, namun tidak ada korban jiwa terutama di kalangan anggota TNI-Polri," kata AKBP Cahyo Sukarnito kepada ANTARA, di Jayapura, Senin 20 September 2021.
Ia mengatakan kontak tembak yang terjadi itu dengan kelompok Lamek Taplo, yang sebelumnya menyerang warga sipil yang bertugas sebagai tenaga kesehatan di Kiwirok.
Akibat penyerangan kepada nakes, seorang diantaranya bernama Gabriela Meilan meninggal dunia setelah terjatuh bersama tiga rekannya kedalam jurang dan dianiaya kawanan KKB Papua.
Jenazah Gabriela dievakuasi Jumat 17 September 2021 sore setelah mendapat bantuan pinjaman peralatan dari SAR Jayapura dan kini disemayamkan di rumah anggota Koramil Kiwirok, kata AKBP Cahyo Kapolres yang dihubungi dari Jayapura.
Baca juga: Sesali Tragedi Kiwirok, Perempuan Ini Beri Ultimatum Ke KKB Papua & Singgung Soal Kasus Kemanusiaan
Saat ini, katanya, personel TNI-Polri yang bertugas di Kiwirok relatif cukup banyak setelah ada penambahan termasuk dari Brimob.
Personel TNI-Polri sudah cukup banyak setelah satu peleton Brimob dan anggota TNI tiba di Kiwirok, katanya.
Empat nakes dari sembilan nakes yang menjadi korban penganiayaan KKB Papua saat ini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura.
Keempat nakes yang masih dirawat, yakni dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.
Evakuasi jenazah Nan Dramatis
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenajata (KKB) Papua menembaki petugas yang mengevakuasi jenazah suster Gabriela Meilani dari jurang sedalam 300 meter di di Distrik Kiwirok.
Gabriela Meilani merupakan korban tewas saat KKB Papua menyerang Puskesmas KIwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, sempat terjadi baku tembak dan aparat akhirnya berhasil memukul mundur KKB.
"Selama proses evakuasi, personel gabungan TNI-Polri sempat mendapatkan gangguan tembakan dari KKB yang dilakukan dari seberang jurang lokasi jenazah Suster Gabriela ditemukan," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, Jumat 17 September 2021.
"Gangguan ini dapat diatasi oleh personel," katanya.
Baca juga: Dalang Tragedi Kiwirok Kini Terungkap, Pelakunya KNPB Didukung KKB Papua, Begini Kata Danrem Izak
Kamal mengatakan selain diganggu oleh KKB, aparat juga kesulitan mengevakuasi jenazah korban karena kondisi medan yang berbahaya.
Jenazah sang suster berada di jurang yang terjal dengan kemiringan 90 derajat. Menurutnya evakuasi jenazah membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
"Kondisi medan yang terjal dengan kemiringan 90 derajat dan kedalaman 300 meter, membuat personel yang bertugas mengalami kesulitan," ujar dia.
Setelah berhasil diangkat, jenazah sang suster disemayamkan di Koramil Kiwirok dan akan dievakuasi ke Jayapura pada Sabtu 18 September 2021 dengan menggunakan helikopter milik TNI AU.
Sementara itu, sebanyak sembilan dari 11 tenaga kesehatan dan 1 personel TNI korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Jayapura, Jumat 17 September 2021 dievakuasi.
Yakni Komando Operasi Gabungan (Koopsgab) TNI Papua yang mengevakuasi para nakes yang selamat dari kekejaman KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi mengungkapkan, 9 tenaga kesehatan tersebut lantas mendapatkan perawatan karena terluka.
"Pada sortie pertama ini kita berhasil mengevakuasi 10 orang terdiri dari 1 prajurit TNI yang mengalami luka tembak dan 9 tenaga kesehatan, yaitu 1 dokter, 3 perawat wanita dan 5 mantri," ujar Bambang, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca juga: Puan Maharani Geram Dengar KKB Papua Lecehkan Tenaga Kesehatan, Begini Kata Ketua DPR RI Ini
Bambang mengatakan, satu korban meninggal dunia atas nama Gabriella Meilani juga akan segera dievakuasi dari Distrik Kiwirok.
Ia menyebutkan, jurang yang terjal serta cuaca buruk membuat evakuasi para tenaga kesehatan dan jenazah Gabriella Meilani mengalami penundaan yang sedianya dilakukan Kamis 16 September 2021.
"Sehingga proses evakuasi 10 orang baru dapat dilaksanakan hari ini," katanya.
Bambang menegaskan, saat ini Kodam XVII/Cenderawasih telah mengirimkan tambahan pasukan untuk melaksanakan pengamanaan serta pengejaran terhadap KKB di wilayah Distrik Kiwirok dan sekitarnya.
"Untuk melaksanakan pengejaran dan penangkapan baik hidup ataupun mati terhadap para pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut," tegas dia.
Bambang menambahkan bahwa atas instruksi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Ignatius Yogo Triyono, Kodam XVII/Cenderawasih memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada masyarakat Distrik Kiwirok.
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, mengungkapkan, bahwa masyarakat di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, telah menemukan dua orang tenaga kesehatan yang sempat hilang pasca-penyerangan oleh KKB, pada Senin 13 September 2021.
"Rabu 15 September 2021 pukul 15.30 WIT, bertempat di Distrik Kiwirok, telah ditemukan dua orang tenaga medis yang hilang pasca penyerangan oleh KKB," ujar Kamal, melalui rilis, Kamis 16 September 2021.
Dari dua korban penyerangan yang ditemukan di dalam jurang dengan kedalaman 30 meter, salah satunya telah meninggal dunia.
"Pukul 16.30 WIT, personel gabungan tiba di lokasi terlemparnya kedua korban, dan di temukan korban Kristina Sampe Tonapa dalam keadaan hidup, sementara untuk korban lain bernama Gabriela Meilan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kamal.
Baca juga: Komandan KKB Papua Ditembak Mati, Fakta Diungkap Dandim Yahukimo Christian Irreuw, Begini Kisahnya
Aparat keamanan gabungan kemudian mengevakuasi Kristina Sampe Tonapa dari jurang dan selanjutnya dibawa ke Pos Pamtas 403/WP guna mendapatkan perawatan medis. Namun, jenazah Gabriela Meilan, belum dapat dievakuasi.
"Pada saat akan dilakukan evakuasi terhadap Gabriela Meilan, cuaca memburuk dan medan yang sangat terjal sehingga tim menunda evakuasi pengangkatan jenazah," tutur Kamal.
Terbersit kabar bahwa evakuasi jenazah Gabriela Meilani itu baru berhasil dilakukan pada Selasa 21 September 2021.
Namun dalam proses evakuasi itu, KKB Papua pun senantiasa melakukan serangan. Dalam serangan tersebut, seorang prajurit TNI, Pratu Ida Bagus Putu tewas setelah terkena tembakan persis di bagian kepala.
Dengan demikian, jenazah yang dievakuasi saat itu bukan hanya mayat Suster Gabriela Meilani tetapi juga jenazah prajurit TNI, Pratu Ida Bagus Putu. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Situasi Terkini Distrik Kiwirok Kembali Memanas, Terjadi Baku Tembak TNI dan KKB Papua Lamek Taplo