Opini Pos Kupang
Merajut Harapan Pariwisata Labuan Bajo di Era New Normal
Sejak ditutupnya pintu masuk wisawatan ke Indonesia kunjungan wisatawan mancanegara anjlok
Data Sakernas Agustus 2020 juga menunjukkan peningkatan pekerja keluarga, dimana mereka yang sebelumnya menjadi pegawa/buruh dan mengalami PHK dari usahanya memilih pulang kampung membantu pekerjaan milik orangtua atau saudaranya.
Namun bagaimanapun efek pandemi ini, roda perekonomian tetap harus berputar dan pariwisata Labuan Bajo harus bangkit. Pada awal Juli 2020, era new normal pariwitasa Labuan Bajo mulai resmi dibuka dengan tetap menerapkan protocol kesehatan yang ketat.
Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat melakukan pembatasan jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke Labuan Bajo atau Taman Nasional Komodo maksimal 25 orang per hari.
Setiap wisatawan yang datang harus mendaftar terlebih dulu secara online dan memilih agen perjalanan resmi yang terdaftar. Pembukaan wisata ini juga dimulai secara bertahap, dimana tahap pertama untuk wisatawan lokal NTT, selanjutnya baru dibuka untuk wisatawan nusantara dan mancanegara.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terciptanya kerumunan dan mencegah penyebaran Covid-19.
Pandemi ini telah menjadi momentum pembenahan pariwisata yang selama ini berorientasi pada kuantitas jumlah kunjungan wisatawan akan menjadi lebih berfokus pada pariwisata yang berkualitas.
Pariwisata berkualitas ini telah menjadi agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Dengan pariwisata yang berkualitas diharapkan dapat memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa produk dan layanan yang diberikan di destinasi wisata itu telah memenuhi protocol kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah perlu mendorong peningkatan sarana prasarana pariwisata Labuan Bajo untuk menarik kembali wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo. Diperlukan panduan praktis baik dalam bentuk buku, infografis atau video tutorial berwisata terkait penerapan protocol keselamatan, keamanan dan kesehatan yang mudah diakses wisatawan.
Hal ini diharapkan mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan masayarakat dalam berwistata di Labuan Bajo. Pemerintah juga perlu menggenjot pembangunan infrastruktur hingga aspek seni budaya termasuk pernak peniknya.
Event kegiatan yang dapat menarik wisatawan juga perlu dijadwalkan kembali baik berskala nasional maupun internasional di area destinasi wisata Labuan Bajo.
Pemerintah juga bisa mengajak artis-artis yang berkunjung ke Labuan Bajo untuk ikut mempromosikan pariwisata Labuan Bajo di era new normal ini.
Dengan menggandeng artis atau para influencer Indonesia yang menunjukkan bukti amannya berwisata ke Labuan Bajo di era new normal ini diharapakan meningkatkan minat masyarakat dalam negeri maupun luar negeri untuk kembali menikmati pesona Labuan Bajo.
Masyarakat Labuan Bajo sebagai pelaku usaha yang mendukung sektor pariwisata juga diharapkan mulai mengembangkan ide-ide inovatif, termasuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif baru dengan tetap menjalankan protocol kesehatan. Atraksi wisata dapat menjadi sumber ide kreatif untuk dikembangkan.
Pengembangan ekonomi kreatif juga bisa memanfaatkan kegiatan seperti festival yang mampu menarik pengunjung untuk datang bahkan ikut serta. Penataan kembali desa wisata sebagai objek wisata atraktif dapat lebih ditingkatkan gaungnya agar makin menarik dengan menambah berbagai jenis pentas ataupun membuat spot foto menarik yang instragramable.
Pusat kerajinan atau souvenir khas Labuan Bajo yang dapat melibatkan pengunjung dalam proses pembuatannya juga bisa dijadikan strategi untuk menggaet wisatawan.
Sinergi dan kerja sama yang baik antara masyarakat sebagai pelaku pariwisata dan pemerintah setempat maupun stakeholder sebagai perumus kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan harapan kebangkitan kembali pariwisata Labuan Bajo di era new normal. Dan akhirnya Labuan Bajo sebagai destinasi super premium dapat menjadi salah satu destinasi unggulan Indonesia di era new normal. (*)