Opini Pos Kupang
Merajut Harapan Pariwisata Labuan Bajo di Era New Normal
Sejak ditutupnya pintu masuk wisawatan ke Indonesia kunjungan wisatawan mancanegara anjlok
Oleh : Rahmah Farida, SST, M.Si (ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat
POS-KUPANG.COM - Pariwisata adalah sektor pertama terimbas efek pandemi Covid-19. Sejak ditutupnya pintu masuk wisawatan ke Indonesia, data BPS menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara per Oktober 2020 sudah anjlok 88,25 persen akibat pandemi ini.
Aktivitas transportasi darat, laut dan udara sempat terhenti, restoran/warung makan sepi pengunjung dan hotel-hotel banyak yang merumahkan dan mem-PHK pekerjanya, bahkan ada juga yang harus gulung tikar akibat tidak adanya sumber pemasukan. Labuan Bajo pun tak luput menjadi salah satu objek wisata yang sangat terpuruk dan akibat terjangan Covid-19.
Meskipun bukan sebuah kota besar, Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur sangat terkenal dan telah mendunia. Keindahan Labuan Bajo mampu menarik artis-artis luar negeri untuk berkunjung.
Baca juga: Bethesda Yakkum Laksanakan Program Pencegahan Penularan HIV dan AIDS di Belu
Baca juga: Pemandangan Mengerikan di India, Warga Pilih Buang Mayat Daripada Dimakamkan, Ternyata Ini Alasannya
Artis Hollywood Gwyneth Paltrow, pembalap terkenal Valentino Rosi dan banyak artis Indonesia. Bahkan di masa new normal baru-baru ini, Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Baim Wong, Gissel Anastasia dan artis lainnya pun telah merasakan keindahan Labuan Bajo.
Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super premium yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu. Bahkan Konferensi tingkat tinggi G 20 yang akan digelar tahun 2023 direncanakan akan digelar di Labuan Bajo.
Pulau Komodo di Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia versi New 7 Wonders sebagai magnet utama penarik pariwisata menjadikan pemerintah pun siap menggelontorkan dana sekitar 97 milyar rupiah untuk melakukan konservasi di wilayah ini. Proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran pun berdatangan, di Labuan Bajo.
Kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dari tahun ke tahun yang tampak terus meningkat. Namun akibat Covid-19, Taman Nasional Komodo sebagai salah satu tempat yang menjadi prioritas kunjungan wisatawan pun mengalami penurunan yang sangat drastis.
Baca juga: Bupati Djafar Achmad Terkesan Mobil Garugiwa Siap Keliling Ende Jemput Bola Urus Adminduk
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Rabu 2 Juni 2021: Kamu Sesat Karena Tidak Mengerti Kitab Suci & Kuasa Allah
Berdasarkan data dari Balai Taman Nasional Komodo, wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo di tahun 2020 hanya 51.618 atau anjlok drastis lebih dari 76 persen dibanding tahun 2019 yang mencapai 221.703 kunjungan wisatawan.
Efek anjloknya sektor pariwisata telah berimbas ke berbagai lini kehidupan di Labuan Bajo. Selain usaha perhotelan/penginapan yang mengalami penurunan tingkat hunian kamar cukup drastis dan bahkan tak sedikit yang tutup, banyak bisnis dan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM) warga sekitar Labuan Bajo yang harus gulung tikar akibat sepinya pariwisata di Labuan Bajo.
Warga sekitar yang biasanya menggeluti pekerjaan di bidang agen travel perjalanan pariwisata atau berprofesi guide wisatawan pun banyak yang harus menganggur dan putar haluan untuk memulai pekerjaan lainnya di masa pandemi.
Pekerja seni dan kerajinan serta pedagang pernak-pernik komodo juga harus beristirahat karena adanya penutupan tempat wisata Labuan Bajo. Tak hanya itu, pebisnis kuliner yang biasa ramai didatangi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati aneka hidangan khas Labuan Bajo, khususnya seafood segarnya pun banyak yang harus menutup usahanya.
Dampak pandemi juga tampak dari sisi ketenagakerjaan. Hasil pendataan survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan di bulan Agustus 2020 pun menunjukan efek pandemi ini. Angka pengangguran atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Manggarai Barat meningkat dari 2,42 di tahun 2019 menjadi 3,72 di tahun 2020.
Selain itu, persentase buruh/karyawan/pegawai yang anjlok dari 21,53 persen menjadi 16,18 persen di tahun 2020 juga menjadi fakta melonjaknya angka PHK di masa pandemi.
Para pengusaha yang sebelumnya mempekerjakan buruh, semenjak pandemi mereka memilih berusaha sendiri karena tak mampu membayar upah pekerja, bahkan banyak yang terpaksa menutup usahanya.
Data Sakernas Agustus 2020 juga menunjukkan peningkatan pekerja keluarga, dimana mereka yang sebelumnya menjadi pegawa/buruh dan mengalami PHK dari usahanya memilih pulang kampung membantu pekerjaan milik orangtua atau saudaranya.
Namun bagaimanapun efek pandemi ini, roda perekonomian tetap harus berputar dan pariwisata Labuan Bajo harus bangkit. Pada awal Juli 2020, era new normal pariwitasa Labuan Bajo mulai resmi dibuka dengan tetap menerapkan protocol kesehatan yang ketat.
Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat melakukan pembatasan jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke Labuan Bajo atau Taman Nasional Komodo maksimal 25 orang per hari.
Setiap wisatawan yang datang harus mendaftar terlebih dulu secara online dan memilih agen perjalanan resmi yang terdaftar. Pembukaan wisata ini juga dimulai secara bertahap, dimana tahap pertama untuk wisatawan lokal NTT, selanjutnya baru dibuka untuk wisatawan nusantara dan mancanegara.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terciptanya kerumunan dan mencegah penyebaran Covid-19.
Pandemi ini telah menjadi momentum pembenahan pariwisata yang selama ini berorientasi pada kuantitas jumlah kunjungan wisatawan akan menjadi lebih berfokus pada pariwisata yang berkualitas.
Pariwisata berkualitas ini telah menjadi agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Dengan pariwisata yang berkualitas diharapkan dapat memberikan jaminan kepada wisatawan bahwa produk dan layanan yang diberikan di destinasi wisata itu telah memenuhi protocol kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah perlu mendorong peningkatan sarana prasarana pariwisata Labuan Bajo untuk menarik kembali wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo. Diperlukan panduan praktis baik dalam bentuk buku, infografis atau video tutorial berwisata terkait penerapan protocol keselamatan, keamanan dan kesehatan yang mudah diakses wisatawan.
Hal ini diharapkan mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan masayarakat dalam berwistata di Labuan Bajo. Pemerintah juga perlu menggenjot pembangunan infrastruktur hingga aspek seni budaya termasuk pernak peniknya.
Event kegiatan yang dapat menarik wisatawan juga perlu dijadwalkan kembali baik berskala nasional maupun internasional di area destinasi wisata Labuan Bajo.
Pemerintah juga bisa mengajak artis-artis yang berkunjung ke Labuan Bajo untuk ikut mempromosikan pariwisata Labuan Bajo di era new normal ini.
Dengan menggandeng artis atau para influencer Indonesia yang menunjukkan bukti amannya berwisata ke Labuan Bajo di era new normal ini diharapakan meningkatkan minat masyarakat dalam negeri maupun luar negeri untuk kembali menikmati pesona Labuan Bajo.
Masyarakat Labuan Bajo sebagai pelaku usaha yang mendukung sektor pariwisata juga diharapkan mulai mengembangkan ide-ide inovatif, termasuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif baru dengan tetap menjalankan protocol kesehatan. Atraksi wisata dapat menjadi sumber ide kreatif untuk dikembangkan.
Pengembangan ekonomi kreatif juga bisa memanfaatkan kegiatan seperti festival yang mampu menarik pengunjung untuk datang bahkan ikut serta. Penataan kembali desa wisata sebagai objek wisata atraktif dapat lebih ditingkatkan gaungnya agar makin menarik dengan menambah berbagai jenis pentas ataupun membuat spot foto menarik yang instragramable.
Pusat kerajinan atau souvenir khas Labuan Bajo yang dapat melibatkan pengunjung dalam proses pembuatannya juga bisa dijadikan strategi untuk menggaet wisatawan.
Sinergi dan kerja sama yang baik antara masyarakat sebagai pelaku pariwisata dan pemerintah setempat maupun stakeholder sebagai perumus kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan harapan kebangkitan kembali pariwisata Labuan Bajo di era new normal. Dan akhirnya Labuan Bajo sebagai destinasi super premium dapat menjadi salah satu destinasi unggulan Indonesia di era new normal. (*)