Bencana Alam NTT

Penanganan Bencana Siklon Seroja Makan Korban, Kepala BPBD NTT Dipecat, Bupati Kupang

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPBD NTT), Thomas Bangke dicopot dari jabatannya

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat rapat virtual bersama Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo pada Rabu malam. Saat itu, selain dihadiri oleh pemangku kepentingan lintas sektor, juga dihadiri oleh pihak BNPB dan Bupati Kupang Korinus Masneno. 

Penanganan Bencana Siklon Seroja Makan Korban, Kepala BPBD Provinsi Dipecat, Bupati Kupang "Disemprot"

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Penanganan Bencana Siklon Tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tidak tanggap dan responsif 'memakan korban'. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPBD NTT), Thomas Bangke dicopot dari jabatannya oleh Gubernur Viktor Laiskodat pada Rabu, 7 April 2021.

Selain itu, Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno juga mendapat 'pembinaan' dari Gubernur Viktor Laiskodat usai rapat koordinasi virtual bersama Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo di Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Seroja di Aula El Tari Kompleks Kantor Gubernur NTT, Rabu malam.

Bupati Korinus 'disemprot' Gubernur Viktor Laiskodat karena lambannya penanganan bencana di wilayahnya. Selain itu, sistem pendataan dan pelaporan yang buruk dari BPBD Kabupaten Kupang terkait bencana dan dampak serta korban.

Gubernur Viktor bahkan meminta Bupati Korinus untuk mencopot Kepala BPBD Kabupaten Kupang.

Dalam kunjungan selama dua kali ke daerah yang terdampak bencana di Kabupaten Kupang, Gubernur Viktor mendapati masyarakat dan korban yang terdampak bencana "tidak diurus" dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Kupang.

Baca juga: Gubernur NTT Instruksikan Satuan Pol PP bersama Polda NTT sidak Toko Bahan Bangunan

Baca juga: Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Puji Penanganan Korban Banjir di Kabupaten Malaka

Kepada wartawan usai mengikuti rapat koordinasi virtual bersama Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dari Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja NTT, Gubernur mengingatkan tidak boleh ada satupun masyarakat yang tidak terurus dengan baik, apalagi masyarakat yang menjadi korban dan terdampak bencana.Ia mengaku, harus mengintervensi

"Apa yang terjadi di Kabupaten Kupang yang kami terpaksa harus intervensi disana. Itu kita tidak mau satupun masyarakat NTT mengalami masalah karena tidak sempat diurus," ungkap Viktor.

Pemecatan Kepala BPBD NTT Thomas Bangke itu dibenarkan Sekda NTT Ir Benediktus Polo Maing. Sekda Polo Maing menjelaskan, surat keputusan pemberhentian (pemecatan) Kepala BPBD NTT itu sudah ditandatangani.

Polo Maing menyebut, berdasarkan penilaian Gubernur, Kepala BPBD kurang memiliki respon cepat dalam kondisi tanggap darurat bencana saat ini.

"Iya, sudah (pemecatan). Baru ditandatangani juga. Alasannya, dalam kondisi dan situasi seperti ini, Pak Gub menilai respon cepat (dari Kepala BPBD) kurang," jawab Polo Maing ketika ditanya wartawan.

Baca juga: Terhanyut 200 Meter,Begini Perjuangan Polisi Niko Selamatkan Diri dari Banjir di Adonara Flotim

Baca juga: Jokowi Dijadwalkan Kunjungi Adonara dan Lembata Jumat 9 Maret 2021, Berikut Agenda Presiden di NTT

Sebagai gantinya, Gubernur Viktor Laiskodat menunjuk Kepala Dinas Perhubungan NTT Isyak Nuka menjadi penggantinya.

Bencana Siklon Tropis Seroja yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur merenggut banyak korban jiwa. Sebanyak 61 warga NTT dilaporkan masih hilang akibat bencana itu sejak Sabtu, 3 April 2021.

Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo dalam keterangan pers yang berlangsung virtual pada Rabu (7/4) malam menyebut, total jumlah korban yang hilang itu terdapat di Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor dan Kabupaten Flores Timur.

"Hingga pukul 21.30 Wita malam ini, jumlah korban meninggal di NTT mencapai 138 orang sementara yang masih hilang mencapai 61 orang, sehingga totalnya mencapai 199 orang," ujar Letjen TNI Doni Monardo.

Pada Rabu, pencarian tim gabungan di Adonara Kabupaten Flores Timur berhasil menemukan 7 korban meninggal sehingga total korban yang ditemukan meninggal dunia menjadi 67 orang. Sementara itu, sebanyak 6 orang dilaporkan masih hilang.

Demikian pula di kabupaten Lembata, pencarian ditemukan sebanyak 4 korban meninggal sehingga total korban meninggal menjadi 32 orang, sementara 35 orang masih hilang.

Berikut di Kabupaten Alor, kembali ditemukan 4 orang sehingga korban meninggal menjadi 25 orang dan 20 orang dikabarkan masih hilang. Di Kabupaten Malaka bertambah 1 korban meninggal sehingga total korban meninggal dunia menjadi 4 orang.

Tambangan korban meninggal di Kabupaten Kupang menjadi 5 orang dari sehari sebelumnya dilaporkan 1 orang. Demikian pula di Kabupaten Sabu Raijua dilaporkan 2 orang meninggal dunia, sementara di Kota Kupang, Kabupaten Ende dan Ngada dilaporkan masing masing 1 orang meninggal dunia.

Menurut Doni Monardo, evakuasi para korban di Kabupaten Lembata dan Alor masih terkendala cuaca yang kurang bersahabat. Ia berharap situasi semakin dan cuaca makin membaik sehingga mempermudah proses evakuasi.

Saat ini pihak BNPB telah menyiagakan 2 unit helikopter di Maumere Kabupaten Sikka, serta masing masing 1 unit di Kota Kupang dan Waingapu Sumba Timur. Sementara itu, 2 unit lainnya akan tiba besok di Kota Kupang.

Baca juga: Satgas Bencana Adonara Temukan Bayi Perempuan Tersangkut di Akar Kayu dan Orang Dewasa di Kali

Baca juga: Kamsina, Korban Banjir di Adonara Yang Buat Kue Paskah Ditemukan Usai Ritual Adat

Ia berharap, dengan kehadiran helikopter itu akan mengoptimalkan proses evakuasi yang saat ini sedang berjalan.

Menurut Doni Monardo, khusus untuk pencarian dan evakuasi korban di Kabupaten Lembata dan Alor terkendala kurangnya alat berat. Saat ini alat berat tersebut masih dalam proses mobilisasi dan belum tiba di Kabupaten Lembata dan Alor.

Doni juga menyebut saat ini personil TNI AD juga tengah memperkuat posko darurat bencana di semua daerah. Selain itu, TNI AL juga telah mengerahkan kapal laut untuk membantu masyarakat termasuk untuk sisi kesehatan. Sementara itu, TNI AU menyiapkan sejumlah pesawat hercules untuk kebutuhan mobilisasi personil dan logistik.

Saat ini, Menteri Kesehatan juga mengerahkan tim kesehatan ke NTT untuk menangani wilayah wilayah yang terdampak bencana. Instansi pemerintah dan swasta lainnya juga dimobilisasi ke wilayah bencana dengan fasilitasi dari pihak TNI. Doni Monardo menyebut, proses pencarian dan evakuasi serta penanganan pasca bencana membutuhkan tim yang solid dan alat berat yang cukup.

Baca juga: Pengungsi Keluhkan Kelangkaan BBM di Tengah Bencana Ile Ape - Lembata, NTT

Baca juga: Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Sementara itu, untuk menghindari sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah telah mendesain mekanisme sewa rumah keluarga untuk mengurai kepadatan di lokasi penampungan. Selain itu, pihaknya akan melakukan proses penapisan atau screening dengan metode swab antigen di lokasi lokasi penampungan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Berita Bencana Alam NTT

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved