Bencana Alam NTT

Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Warga pengungsi banjir Ile Ape menumpahkan semua keluh kesah mereka ketika berdialog dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Puske

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Foto/Ricko Wawo/
Warga pengungsi banjir Ile Ape menumpahkan semua keluh kesah mereka ketika berdialog dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Puskesmas Waipukang, Kecamatan Ile Ape, Selasa (6/4/2021).   

Permintaan Korban Banjir Ile Ape Depan Mensos Risma; Dari Excavator Sampai BBM Mahal 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Warga pengungsi banjir Ile Ape menumpahkan semua keluh kesah mereka ketika berdialog dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Puskesmas Waipukang, Kecamatan Ile Ape, Selasa (6/4/2021).

Di hadapan mantan Walikota Surabaya itu, mereka mengeluhkan lambatnya pemerintah daerah mengevakuasi korban meninggal dunia karena kekurangan alat excavator, kartu PKH yang hilang dibawa banjir, keinginan mereka untuk direlokasi, kredit di bank dan koperasi hingga masalah kelangkaan BBM di Lembata yang memperparah musibah ini.

"Tolong kami, mulai dari erupsi satu bulan, sekarang lari bencana jadi tolong bantu ekonomi kami," pinta Kepala Desa Amakaka, Thomas Tiro. 

Ada juga pengungsi yang mengeluhkan kalau mereka kehilangan sumber penghasilan, mereka juga minta keringanan kredit di bank dan koperasi.

Baca juga: Pasca Badai Siklon Tropis Seroja, Pelayanan RSUD SK Lerik Belum Maksimal

"Kita kelangkaan BBM, evakuasi lokal saja susah. BBM di jalan dengan harga melambung, kalau bisa kasi jatah kepada desa agar memudahkan evakuasi," pinta seorang warga pengungsi.

Semua keluh kesah dan permintaan ini ditanggapi langsung oleh Mensos Risma. Salah satunya adalah mendatangkan alat berat atau kendaraan excavator dari Surabaya dan Larantuka. 

Namun Risma mengakui upaya mendatangkan alat berat ini tidak mudah karena terkendala cuaca buruk yang membuat transportasi laut terhambat.

Tak hanya itu saja, kata Mensos Risma, sejumlah logistik dan barang bantuan dari Kementerian Sosial yang ditujukan kepada warga terdampak banjir di Lembata juga masih tertahan di Larantuka karena cuaca buruk.
"Tidak semudah itu, tapi kami akan berusaha, mohon sabar, saya tahu itu berat," katanya.
Dia berujar pemerintah tidak mungkin meninggalkan rakyatnya sendiri.

Baca juga: Longsor Tutupi Jalani Negara Ruteng-Reo, Arus Transportasi Lumpuh Total

Sedangkan, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur yang mendampingi Mensos Risma menerangkan pada hari pertama bencana, pemerintah masih berupaya membuka akses jalan yang putus dan mengevakuasi warga yang selamat terlebih dahulu.

Waktu ada dua alat excavator yang digunakan untuk membuka akses sampai ke desa Waimatan. Upaya mendatangkan banyak alat excavator pun tidak mudah karena hari itu bertepatan dengan Hari Raya Paskah. Beberapa operator excavator banyak yang sementara keluar kota. 

"Saya sudah izin di Menteri PU supaya semua proyek di Lembata dihentikan sementara. Alat kita kerahkan untuk cari mayat. Sementara akses semua sudah kita buka," katanya. 

Selain itu, Kementerian PUPR juga sudah menyiapkan 3 excavator yang saat ini sudah berada di Larantuka dan belum bisa diseberangkan ke Lembata karena terdampak cuaca buruk. 

"Kita usahakan dapatkan mayat semua. Bahkan BNPB rencana mau datangkan anjing pelacak untuk cari korban yang belum ditemukan," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved