Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif : Implementasi Program PRESISI di Polda NTT
perbatasan negara hingga peran kehumasan dalam mendukung Program Kapolri Jenderal Listya Sigit Prabowo yakni Presisi.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Jika elaborasi lebih jauh, melihat jumlah personil dengan jumlah penduduk lalu dikaitkan dengan upaya melakukan deteksi dini apakan jumlah itu dapat memenuhi?
Kalau dilihat dari jumlah maka sebenarnya masih sangat jauh. Keterpenuhan personil kita masih kurang. Karena itu, yang kita kembangkan adalah bagaimana membangun komunikasi aktif dengan masyarakat dan sinergisitas dengan instansi terkait menjadi hal yang penting untuk tugas kita di lapangan.
Saat awal menjabat, Kapolri dihadapkan pada kasus bandung sehingga menginstruksikan jajaran untuk melakukan tes urin. Bagaimana implementasi di Polda NTT?
Begitu ada kejadian dan dikeluarkan instruksi dari Mabes maka Kapolda langsung memerintahkan kita untuk melaksanakan cek urin bagi seluruh anggota dan sudah silaksanakan.
Kapolda juga sudah mengeluarkan surat telegram terkait dengan anggota untuk tidak mendatangi tempat hiburan termasuk didamnya mengkonsumsi miras.Ini sudah ditekankan Kapolda.
Sampai pemeriksaan urun terakhit yang kita lakukan secara serentak, Polda sampai ke Polres jajaran tidak anak yang positif.
Bagaimana dengan tes psikologi bagi anggota yang memenag senjata?
Tentunya itu sebuah proses dan SOP yang harus dijalankan. Semua anggota di Polda NTT yang memegang senjata telah melalui seleksi yang ketat. Periksakan kesehatan, psikologi, tes kemampuan menembak, semuanya dilakukan secara ketat sampai seseorang dinyatakan siap atau berhak memengang senjata untuk mendukung operasional anggota.
Soal kesejahteraan teman teman di Kepolisian. Satu hal yang baru dilakukan adalah penandatanganan kerjasama perumahan untuk anggota. Sebagai media kami merasa senang karena anggota diperhatikan dari sisi perumahan. Target berapa banyak anggota yang harus mendapat rumah dari kerjasama itu?
Sebagai tindak lanjut Program Prioritas Kapolri, salah satunya meningkatkan kesejahteraan anggota yang salah satunya diimementasikan atau ditindaklanjuti oleh Kapolda dengan mengupayakan rumah bagi anggota baik di Polda maupun polres.
Memang kebutuhan tempat tinggal bagi anggota selama ini belum mencukupi. Banyak anggota yang masih kos atau kontrak. Ini yang menjadi atensi bapak Kapolda. Kemudian dengan menggandeng Asabri, REI dan beberapa Bank membuat MPU ubtuk menyiakapkan perumahan bagi abgota. Diharapkan 50 persen dari Anggita sudah bisa memiliki rumah.
Kalau dipetakan,kira kita masih berapa banyak yang tinggal di asrama?
Masih cukup banyak. Ini berkisar antara 30 -40 persen yang masih tinggal di Asrama dan kos karena belum tersedia perumahan dinas.
Dari kesepakatan itu, kita kira kapan mulai?
Sejak ditandatanganinya, maka sejak itu kita sudah bekerja sama antara polri dan beberapa pihak. Ini tergantung pembahasan lebih lanjut. Antusiasme anghota cukup tinggi.
Hari ini adalah awal Pelaksanaan vaksinasi kepada pelayan pubkik termasuk anggota kepolisian. Sejauh ini berapa banyak anggota kepolisian yang akan divaksin?
Dari data Biddokes yang kita terima, sekitar 175 personil yang sudah divaksin termasuk tenaga medis. Yang pastinya Anggita lain meunggu. Jika vaksin tiba maka akan dilakukan.
Untuk pelaksanaan vaksin asi dilaksanakan RSB. Polda rencakan membentuk Batalion Vaksinator. Ini akan direkrut Anggita kesehatan jajaran yang kemudian akan dilatih sehingga mempercepat proses vaksinasi.
Bapak Kapolda juga sudah membentuk tim Babinkamtibmas untuk melakukan tracing dan edukasi kepada masyarakat tekait Civud dan pelaksanaan Vaksin. Batalion itu akan diambil dari satuan untuk diperbantukan di bataliaon selama dibutuhkan.
Bagaimana harapan kepolisian untuk masyarakat NTT baik dalam mendukung kerja kepolisian maupun dalam melakukan aktivitas di media sosial ?
Dalam rangka mendukung transformasi Polri yang Presisi, tentunya peran aktif dari masyarakat sangat penting kita butuhkan. Sehingga apabila ada hal hal yang masyarakat ketahui, masyarakat lihat secara dekat maka bisa memberi masukan, saran dan laporan juga terhadap hasil kegiatan polisi di lapangan.
Ini bertujuan agar masyarakat bisa menempatkan diri dalam menjaga lingkungan. Peran aktif ini akan membantu peran Polri agar lebih optimal.
Mengenai sosial media, ada hal hal yang perlu dipertimbangkan, saring sebelum sharing. Perlu pikirkan apa damoaknya. Apakah informasi benar atau tidak, apakah bermanfaat atau tidak. Kalau tidak benar tidak perlu kita share. Kalau benar apakah bermanfaat atau tidak.
Kami berharap keberadaan Polri dalam rangka memberi perlindungan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat sehingga kerjasama yang baik perlu di bangun antara masyarakat dengan kepolisian.
• Kejari Lembata Periksa Investor Lokal Dalam Kasus Dugaan Mafia Tanah Desa Merdeka
• Sampaikan Pidato Perdana, Bupati Ngada Sebut Refocusing Anggaran Capai Rp. 50 Miliar Lebih
• Tragis, Nyawa Simon Seu Direnggut Reruntuhan Tembok Rumah Tua
Kami sebagai Fungsi bidang kehumasan memanbaggun komunikasi dengan masyarakat kami akan membangun kerjasama dengan media. Dengan kerja sama yang baik maka situasi kambtimban dapat terjaga dengan baik. (
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)