Kunjungi Pengungsi Gunung Ile Lewotolok Doni Monardo Bawa Bantuan Rp 1 M ke Lembata

Kunjungi Pengungsi Gunung Ile Lewotolok Doni Monardo Bawa Bantuan Rp 1 M ke Lembata

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dan Wagub NTT Josep Nae Soi secara simbolis menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Ile Lewotolok, Rabu (2/12/2020) 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA -Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Doni Monardo mengunjungi pengungsi Gunung Ile Lewotolok di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu (2/12/2020). Ia menyerahkan bantuan tanggap darurat bencana Rp1 miliar kepada Pemda Lembata.

"Jadi, kami dari BNPB memberikan bantuan senilai Rp 1 miliar. Pak Bupati jika memang ada kekurangan bisa minta penambahan lagi. Nanti Pak Bupati bisa mengusulkan ke pemerintah pusat lewat BNPB," kata Doni Monardo saat meninjau Posko Pengungsi Kantor Bupati lama di Lewoleba, Rabu kemarin.

Doni didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.

Baca juga: Keluar dari Daerah Tertinggal, Kota Kupang Harus Makin Jauh dari Garis Kemiskinan

Menurutnya, dana bantuan tanggap darurat itu bisa digunakan untuk penanganan korban bencana alam di daerah itu.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dan Wagub NTT Josep Nae Soi secara simbolis meninjau langsung keadaan pengungsi erupsi Ile Lewotolok, di posko utama lapangan eks Kantor Bupati Lembata, Rabu (2/12/2020)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dan Wagub NTT Josep Nae Soi secara simbolis meninjau langsung keadaan pengungsi erupsi Ile Lewotolok, di posko utama lapangan eks Kantor Bupati Lembata, Rabu (2/12/2020) (Wagub NTT untuk POS-KUPANG.COM)

Selain uang tunai, BNPB juga menyerahkan bantuan berupa masker kain tiga lapis sebanyak 4.000 lembar serta 12 lampu.

Ia meminta kerja sama semua pihak untuk mengurangi penderitaan dari para pengungsi dengan terus memberikan makanan yang bernutrisi sehingga kesehatan bisa terjaga dengan baik.

Baca juga: Setelah Tebas Istri, Marianus Mencoba Bunuh Diri

Mengenai air bersih, Doni Monardo mengaku sudah mendapat informasi langsung dari Menteri PUPR Basuki Hadimulyono akan membuat sumur bor untuk mengatasi masalah air bersih di lokasi pengungsian.

"Hal ini penting sekali, apalagi kita tidak tahu sampai kapan gunung ini akan terus bererupsi sehingga kondisi air harus betul bisa terlayani dengan baik," tambahnya.

Sedangkan MCK, Doni berharap TNI/Polri serta dukungan dari relawan dan lembaga masyarakat bisa saling bahu-membahu.

Doni dan Wagub Josef juga ikut dalam rapat koordinasi penanganan bencana alam lintas sektor di Posko Utama Erupsi Ile Lewotolok, Kantor Dinas PUPR Kabupaten Lembata.

Secara khusus, Doni mengingatkan pemerintah dan semua pihak yang ada di dalam tim penanggulangan bencana alam untuk langsung memisahkan pengungsi yang masuk dalam kelompok rentan yang mudah terpapar Covid-19. Dalam situasi ini, kelompok rentan dalam hal ini warga lanjut usia (lansia) menurutnya, harus mendapat perlakuan khusus supaya tidak terpapar virus corona.

Kelompok rentan ini tidak boleh digabungkan dengan warga berusia muda karena menurut Doni, kemungkinan orang muda untuk sembuh dari Covid-19 lebih tinggi jika dibandingkan dengan warga yang masih berusia muda.

"Apa yang saya lakukan adalah sesuai perintah negara, memastikan bahwa negara hadir dalam setiap keadaan. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," ujar Doni.
Wagub Josef menambahkan, pada masa tanggap darurat semua pihak harus berada di bawah satu komando, yakni BNPB atau BPBD.

Pada kesempatan itu, Wagub Josef dan anggota Komisi VIII DPR RI Ali Taher menyerahkan sejumlah bantuan Rp 500 juta dari Kementerian Sosial.

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat melalui BNPB yang sudah datang dan memberikan batuan untuk tanggap darurat.

Bupati Sunur mengaku pihaknya cukup kewalahan menangani bencana erupsi Gunung Lewotolok. Pasalnya, masih banyak kekurangan, seperti air bersih dan MCK bagi para pengungsi. "Bantuan ini tentu saja akan digunakan untuk melengkapi kekurangan yang ada saat ini," ujarnya.

BPBD Kabupaten Lembata menyatakan jumlah pengungsi 7.000 jiwa lebih. Para pengungsi tersebar di 11 lokasi pengungsian, yakni Kantor Bupati lama, Aula Ankara, Aula BKD, Pasar Lamahora, Aula Kelurahan Lewoleba Tengah, Aula Kelurahan Lewoleba Barat, Aula Kelurahan Lewoleba Timur, Aula Kelurahan Selandoro, Aula Kantor Camat, Aula GMIT Maranatha Pada dan SMP Negeri I Nubatukan.

Sementara itu aktivitas Gunung Lewotolok masih terus mengalami erupsi. Laporan dari Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok per Rabu (2/12), gunung dengan status siaga tersebut beberapa kali mengalami erupsi.

Erupsi terekam alat seismograf pada pukul 09.42 Wita, namun tinggi kolom abunya tidak teramati. Aktivitas erupsi tersebut masih disertai dengan dentuman yang sangat keras.

Erupsi kedua juga dilaporkan terjadi pada pukul 11.07 Wita dan pukul 17.07 Wita juga dengan dentuman yang cukup keras. Pada erupsi ketiga kolom abunya teramati sekitar 700 meter dari atas puncak kawah.

Rekomendasi dari Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok masih sama yakni masyarakat dilarang beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya atau dalam radius 4 kilometer dari puncak Ile Lewotolok. (ll/hh/ant)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved