News

Astaga, BBM Langka di Lembata, Harga Bensin Eceran Melonjak Rp 50 Ribu Per Botol, Ini Penyebabnya

Antrean panjang sepeda motor dan mobil terjadi di SPBU Kompak Lamahora, Rabu (22/7) sejak pagi hari.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali terjadi di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata kurang lebih seminggu ini. Antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat terjadi setiap hari di depan Agen Pengisian Minyak dan Solar (AMPS) Lamahora. Antrean panjang ini sampai menyebabkan kemacetan karena deretan mobil dan motor yang mengantre sampai memakan setengah ruas badan jalan. 

Penyesuaian ini dilakukan setelah evaluasi internal oleh pihak Pertamina dan diketahui terjadi over kuota terutama BBM jenis solar pada periode akhir Desember 2019. Over kuota ini tidak dibenarkan secara aturan.

"Soal premium, stok dari Maumere ke Larantuka berkurang, mungkin karena penyesuaian kuota. Informasi yang kita terima demikian," ujarnya.

Paskalis juga mengatakan, terjadi saling menjual BBM antarpengecer. Hal itu juga menjadi faktor penyebab kelangkaan BBM.

"Tadi saya dilaporkan oleh seseorang bahwa mereka menyaksikan sendiri di sebelahnya mereka menjual dengan 25 ribu rupiah satu botol dan mereka jual lagi di sebelahnya," ungkap Paskalis dalam sidang DPRD Lembata, Rabu (22/7).

"Kemudian ada terjadi jual beli antar pengecer. Tadi saya dilaporkan bahwa mereka lihat jual-beli. Kemarin juga ada informasi di lapangan mereka langsung tap dari mobil dan antre lagi. Kami koordinasi dengan Satlantas Polres Lembata dan SPBU untuk melakukan operasi dan pihak SPBU selama BBM belum normal," jelasnya.

DPRD Lembata mendesak pemerintah segera mengatasi kelangkaan BBM. Anggota DPRD Lembata Filbertus Kwuel Wuwur meminta Pemda Lembata segera mengambil langkah taktis mengatasi persoalan ini karena saat ini harga premium dan pertalite sudah Rp 50 ribu per botol.

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday meminta DPRD Lembata bersama pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mendiskusikan masalah kelangkaan BBM ini dalam ruang dan kesempatan tersendiri.

Menurut Wabup Thomas, masalah kelangkaan ini merupakan masalah bersama antara eksekutif dan legislatif.

Sementara itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lembata Markus Lela Udak mengatakan, pihaknya segera melakukan penertiban terhadap pengecer BBM nakal yang menaikkan harga.

"Ada rencana untuk penertiban dan operasi pengecer. Saya akan konsultasi dengan pak bupati dulu. Ini memang mereka jual juga sudah tidak wajar lagi," kata Markus.

Dia mengimbau supaya para pengecer menjual BBM jenis premium dan pertalite sesuai batas wajar, tidak menaikkan harga sesuka hati. "Mereka jual di luar batas kewajaran. Saya konsultasi dulu supaya kita lakukan penertiban," katanya. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved