Ini Tanggapan Yus Maria Terkait Aksi Puluhan Guru ASN & Komite Tolak Kepemimpinanya Sebagai Kepsek
benar ia pernah memarahi guru sebab dalam menghadapi para guru dengan tingkat perilaku yang berbeda-beda
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
"Setiap memimpin rapat, selalu diawali dengan marah-marah, konsekwensinya, guru dan pegawai tidak mau memberikan pendapat dan pikiran, apa lagi guru komite. Kepala Sekolah selalu memaksakan keinginian (kehendak) dalam membuat kebijakan di sekolah,"ungkap Fransiskus.
Fransiskus juga mengatakan, pembangunan sumur bor pada masa covid-19 tanpa melalui musyawarah. Pembangunan sumur BOR ini dilakukan sebelum dilakukan revisi terhadap RKAS Tahun 2020. Kebijakan pelaksanaan PPDB Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan mewajibkan setiap calon peserta didik baru membayar Rp.1.600.000, dengan perincian Rp. 1.000.000 uang pakaian, dan Rp. 600.000 uang komite untuk satu semester, tanpa mempertimbangkan situasi covid-19 yang sedang dialami oleh orang tua murid. Dan, ini menjadi syarat mutlak untuk diterima di SMK Negeri 1 Wae Ri’i. Konsekwensinya, banyak siswa yang sudah mendaftar dan tidak diterima karena tidak memiliki uang sejumlah itu.
"Data PPDB Tahun 2020 kami temukan bahwa siswa yang mendaftar 512, yang lulus seleksi 397, dan yang mendaftar ulang hanya 374. Kami menduga dan mendapatkan informasi bahwa siswa yang tidak mendaftar ulang dikarenakan mereka tidak memiliki uang sejumlah 1.600.000,"ungkap Fransiskus.
Fransiskus juga mengatakan, guru-guru sering dituduh melaporkan kepada pihak luar termasuk wartawan setiap ada kejanggalan di sekolah termasuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, apel, dan ujian tertulis pada masa covid-19. Hal ini tentu menimbulkan rasa tidak aman, tidak tenang dan benar-benar menimbulkan ketakutan bagi para guru dan pegawai.
Fransiskus juga mengatakan, Berasarkan fakta dan situasi tersebut diatas, maka mereka, pertama menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Yus Mari di sekolah tersebut.
Kedua, demi kemajuan dan rasa keadilan bagi guru dan pegawai SMK Negeri 1 Wae Ri’i, mereka minta kepada Gubernur NTT untuk memberhentikan Yus Maria dari jabatan Kepala SMK Negeri 1 Wae Ri’i. Ketiga, apabila tuntutan ini tidak diindahkan maka mereka akan melakukan mogok mengajar pada tahun pelajaran 2020/2021, sampai mereka mendapatkan keputusan yang adil terhadap persoalan ini dan mereka bersedia untuk dimutasikan dari sekolah tersebut.
Keempat, segara buatkan pertanggung jawaban penggunaan dana Komite Tahun Pelajaran 2019/2020 sebelum penentapan anggaran di Tahun 2020/2021. Kelima, mobil operasional sekolah harus di parkir di sekolah supaya tidak digunakan untuk kepentingan pribadi.
Keenam, aksi ini mereka lakukan karena mereka cinta SMK Negeri 1 Wae Ri’i. Mereka ingin mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik bagi siswa/i yang sedang menunutut ilmu dan merajut masa depannya di SMK Negeri 1 Wae Ri’i.
• Kemenpora Salurkan APD untuk SSB di Provinsi Nusa Tenggara Timur
• Di Bawah Tiang Bendera, Dr. Yulianto Doakan Anak Anak Taebenu Jadi Kajati dan Kajari
• Peringati Hari Pajak 2020 - Menkeu Sri Mulyani Sampaikan Pesan Spesial untuk Jajaran Ditjen Pajak
"Semangat pengabdian kami menjadi kendur ketika kami berhadapan dengan suasana SMK Negeri 1 Wae Ri’i di bawah kepemimpinan Sdr. Yus Maria D. Romas, S.Pd Ek,"pungkas Fransiskus. (Para guru sedang melakukan aksi Solidaritas.)