Breaking News

Tumbuhan Pandan Mingar Dibabat Habis Hanya Untuk Wisata Voli Pantai

pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO
Tampak lahan tanaman pandan di Pesisir Pantai Mingar, Desa Pasir Putih yang sudah dibabat habis untuk pembukaan lapangan voli pantai. Gambar dipotret Sabtu (4/7/2020). 

"Memang ini desa punya. Kita hanya memberi penguatan terhadap perencanaan kebijakan yang sudah dibuat oleh desa supaya sinergi dengan pemerintah kabupaten sehingga desa ini jadi desa tematik pariwisata," paparnya.

Menurut Bupati Sunur, pembabatan pohon pandan tidak sampai sepanjang 100 meter. Bahkan, tidak satupun pohon pandan yang dibabat di lapangan voli Karena lapangan dibangun di atas lokasi yang tidak ditumbuhi pohon pandan.

“Jadi ini penataan semua. Tempat yang kita injak ini tanah. Pasir yang sudah padat sekali. Ini kan debu, hampir sama yang sebelah sana. Dia memang sudah tinggi begini. Diambil pasir untuk timbun supaya bisa main voli pantai. Ini paling (tebal pasir) 20 centi,” tandas Bupati Sunur.

Dijelaskan pula bahwa tidak ada pohon pandan yang digusur di belakang bangunan SD Mingar. Ya, “Tidak sampai di belakang sekolah. Yang lain masih ada akar tuh,” tegasnya.

"Nah, supaya kompetitifnya baik orang kan tidak hanya main di pantai, salah satunya yang belum ada di Lembata kan voli pantai. Lokasi ini kan cocok, saya lihat. Jadi punya karakter yang beda.”

Jadi, lanjut bupati dua periode ini, “Seluruh aset yang dibangun kabupaten adalah asset milik desa. Kita beri dukungan dana ini untuk membangun asset desa.”

Dia menambahkan bahwa apa yang dikerjakan di Pantai Mingar sangat bagus. “Masa Covid masuk New Normal, kita melakukann aktivitas dengan memperhatikan protocol kesehatan. Nah sekarang daya ungkitnya sudah ada, tinggal masyarakat memanfaatkan ini dengan baik.”

Menurut Bupati Sunur, wisata selalu berkaitan dengan uang.

“Bicara wisata itu bicara uang, ekonomi, bukan gratis kalau wisata. Kalau piknik iya, tapi namanya wisata tidak. Tour, traveling, makan (harus dengan) uang, ke toilet uang. Semuanya uang berlaku disini,” tandasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved