Tumbuhan Pandan Mingar Dibabat Habis Hanya Untuk Wisata Voli Pantai
pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Tumbuhan Pandan Mingar Dibabat Habis Hanya Untuk Wisata Voli Pantai
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda mempersoalkan aksi pembabatan pohon pandan di sepanjang Pantai Pasir Putih Mingar, Kecamatan Nagawutun.
Pembabatan tanaman pandan ini dilakukan Pemerintah Desa Pasir Putih dan Pemkab Lembata sejak Jumat (3/7/2020) kemarin dalam rangka membuka lahan untuk kepentingan wisata voli pantai di desa tersebut.
Penggusuran tanaman alami ini pun menuai persoalan lingkungan yang akut.
Musababnya, pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung.
Penggusuran pandan juga berdampak pada tergerusnya pesisir pantai oleh abrasi gelombang laut selatan. Tanaman pandan, yang sudah digerus itu, justru mencegah terjadinya abrasi di pantai tersebut.
Lokasi pesisir yang rusak itu bisa mencapai 100 meter lebih hingga sampai ke halaman belakang SDK Mingar.
Kawasan yang selama ini elok ditutupi tanaman pandan itu kini sudah luas terbuka tanpa ada penahan gelombang alami.
Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memprotes langsung aksi pembabatan ini di hadapan Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Pasin Sura yang sedang mempersiapkan acara pembukaan lapangan voli pantai di lahan yang digerus itu.
Yosef Boli Muda, putra asli Kampung Mingar ini, mengatakan semua masyarakat mendukung semua program pariwisata yang ada. Tetapi bukan dengan cara merusak lingkungan apalagi membabat tanaman pandan yang mengancam keberlangsungan lingkungan masyarakat adat Mingar.
"Hanya karena kegiatan segelintir orang yang saya pikir masyarakat Mingar belum butuhkan, lalu korbankan pandan yang selama ini menahan abrasi," ungkap Boli Muda kesal.
Menurutnya, jika ingin membuka lapangan voli pantai masih ada tempat lain di sekitar yang bisa dimanfaatkan. Bukannya mengorbankan hamparan pandan yang selama ini menjaga keberlangsungan pantai Mingar.
"Sebagai anak tanah ini sakit sekali. Selama ini pandan itu yang menahan gelombang pantai selatan yang begitu hebat," ungkap Yosef Boli Muda hingga menitihkan air mata.
"Pariwisata kita dukung 100 persen, tapi bukan tanaman yang jadi penahan abrasi dikorbankan. Tidak bisa begitu," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Pasin Sura mengatakan penggusuran tanaman pandan itu memag dibuat untuk lapangan bola voli pantai.
"Ini kerja sama dengan kabupaten. Maunya pemkab buat wisata olahraga. Kita mau festival budaya tapi karena dari atas kita buatnya agak lain," kata dia.