Tumbuhan Pandan Mingar Dibabat Habis Hanya Untuk Wisata Voli Pantai

pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO
Tampak lahan tanaman pandan di Pesisir Pantai Mingar, Desa Pasir Putih yang sudah dibabat habis untuk pembukaan lapangan voli pantai. Gambar dipotret Sabtu (4/7/2020). 

Tumbuhan Pandan Mingar Dibabat Habis Hanya Untuk Wisata Voli Pantai

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda mempersoalkan aksi pembabatan pohon pandan di sepanjang Pantai Pasir Putih Mingar, Kecamatan Nagawutun.

Pembabatan tanaman pandan ini dilakukan Pemerintah Desa Pasir Putih dan Pemkab Lembata sejak Jumat (3/7/2020) kemarin dalam rangka membuka lahan untuk kepentingan wisata voli pantai di desa tersebut.

Penggusuran tanaman alami ini pun menuai persoalan lingkungan yang akut.

Musababnya, pasir berwarna putih yang jadi kekhasan pantai Mingar bisa berubah jadi cokelat atau hitam karena ketiadaan tanaman pelindung.

Penggusuran pandan juga berdampak pada tergerusnya pesisir pantai oleh abrasi gelombang laut selatan. Tanaman pandan, yang sudah digerus itu, justru mencegah terjadinya abrasi di pantai tersebut.

Lokasi pesisir yang rusak itu bisa mencapai 100 meter lebih hingga sampai ke halaman belakang SDK Mingar.

Kawasan yang selama ini elok ditutupi tanaman pandan itu kini sudah luas terbuka tanpa ada penahan gelombang alami.

Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memprotes langsung aksi pembabatan ini di hadapan Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Pasin Sura yang sedang mempersiapkan acara pembukaan lapangan voli pantai di lahan yang digerus itu.

Yosef Boli Muda, putra asli Kampung Mingar ini, mengatakan semua masyarakat mendukung semua program pariwisata yang ada. Tetapi bukan dengan cara merusak lingkungan apalagi membabat tanaman pandan yang mengancam keberlangsungan lingkungan masyarakat adat Mingar.

"Hanya karena kegiatan segelintir orang yang saya pikir masyarakat Mingar belum butuhkan, lalu korbankan pandan yang selama ini menahan abrasi," ungkap Boli Muda kesal.

Menurutnya, jika ingin membuka lapangan voli pantai masih ada tempat lain di sekitar yang bisa dimanfaatkan. Bukannya mengorbankan hamparan pandan yang selama ini menjaga keberlangsungan pantai Mingar.

"Sebagai anak tanah ini sakit sekali. Selama ini pandan itu yang menahan gelombang pantai selatan yang begitu hebat," ungkap Yosef Boli Muda hingga menitihkan air mata.

"Pariwisata kita dukung 100 persen, tapi bukan tanaman yang jadi penahan abrasi dikorbankan. Tidak bisa begitu," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Pasin Sura mengatakan penggusuran tanaman pandan itu memag dibuat untuk lapangan bola voli pantai.

"Ini kerja sama dengan kabupaten. Maunya pemkab buat wisata olahraga. Kita mau festival budaya tapi karena dari atas kita buatnya agak lain," kata dia.

Perihal penggusuran tanaman pandan, Isidorus menerangkan bahwa lokasi itu masih bisa ditanami ulang dengan tanaman pandan. Namun hal ini kemudian kembali dibantah oleh Yosef Boli Muda dan beberapa warga yang ditemui.

Menurut mereka, butuh waktu yang lama supaya tanaman itu bisa kembali tumbuh. Dampak penggusuran pandan ini, menurut mereka, akan terasa beberapa tahun mendatang.

Belum Dapat Restu Tuan Tanah

Penggusuran tanaman pandan di Pesisir Pantai Mingar untuk membuka lapangan voli pantai ini ternyata belum mendapat restu tuan tanah Mingar dan tanpa ada musyawarah desa.

Paulus Pati Kabelen yang ditemui mengaku kaget dengan aksi penggusuran itu. Menurut dia pembukaan lapangan voli pantai itu tanpa melakui kesepakatan bersama.

"Yang lebih buruk lagi kenapa pandan ini dibabat habis. Kita tidak tahu. Tolong sampaikan ini mau bunuh kami secara tidak langsng. Ini tempat keramat kenapa bisa begini. Kepala buat sesuatu tanpa musyawarah bersama," ungkap Paulus dengan nada kecewa.

Bupati Sikka Robby Idong Lantik 77 Kasek dengan Protokol Kesehatan

Kasus Penghinaan & Pencemaran Nama Baik Kapolsek Maulafa, Kuasa Hukum: Ibaratkan The Scary Justice

Paulus sendiri merupakan penerus ulayat dari leluhurnya Ola Benga Ama Ata Kebelen.

Bupati Lembata: Pantai Mingar Akan Ditata Kembali

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menanggapi aksi protes Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda perihal perusakan tanaman pandan di Pantai Mingar, Desa Pasir Putih untuk kepentingan wisata voli pantai.

Menurut Bupati Sunur akan ada penataan kembali di lokasi Pantai Mingar. Pemerintah desa menurutnya juga akan menanam kembali sesuai dengan kondisi semula.

"Semuanya nanti akan kita kembalikan, supaya dari sisi keindahan dilihat estetis," ungkapnya kepada wartawan usai membuka secara resmi lapangan voli pantai di Desa Pasir Putih, Minggu (5/7/2020).

Saat itu, Bupati Sunur juga membantah adanya perusakan tanaman pandan untuk kepentingan lapangan voli pantai. Yang dilakukan pemerintah menurutnya ialah penataan khusus pengembangan lokasi pariwisata yang memiliki aturannya sendiri. Di lokasi dimaksud juga akan dibangun kawasan kuliner bagi masyarakat setempat.

Siapa saja, tambahnya, bisa saja punya perspektif masing-masing soal masalah ini. Oleh sebab itu, dia menampik tudingan yang menyebut pembukaan lahan untuk voli pantai sebagai aksi merusak tanaman pandan. 

"Pemerintah menata ini. Tidak mungkin juga pemerintah merusak. Kalau merusak tuh, banyak orang juga sudah ambil pasir, di rumah-rumah juga ada kok. Kalau kita mau ngomong itu.”

Selain itu, Bupati Sunur juga menambahkan kalau lapangan voli pantai itu dibuat untuk kepentingan masyarakat desa dan tidak ada sedikitpun kepentingan pemerintah kabupaten di sana. 

"Memang ini desa punya. Kita hanya memberi penguatan terhadap perencanaan kebijakan yang sudah dibuat oleh desa supaya sinergi dengan pemerintah kabupaten sehingga desa ini jadi desa tematik pariwisata," paparnya.

Menurut Bupati Sunur, pembabatan pohon pandan tidak sampai sepanjang 100 meter. Bahkan, tidak satupun pohon pandan yang dibabat di lapangan voli Karena lapangan dibangun di atas lokasi yang tidak ditumbuhi pohon pandan.

“Jadi ini penataan semua. Tempat yang kita injak ini tanah. Pasir yang sudah padat sekali. Ini kan debu, hampir sama yang sebelah sana. Dia memang sudah tinggi begini. Diambil pasir untuk timbun supaya bisa main voli pantai. Ini paling (tebal pasir) 20 centi,” tandas Bupati Sunur.

Dijelaskan pula bahwa tidak ada pohon pandan yang digusur di belakang bangunan SD Mingar. Ya, “Tidak sampai di belakang sekolah. Yang lain masih ada akar tuh,” tegasnya.

"Nah, supaya kompetitifnya baik orang kan tidak hanya main di pantai, salah satunya yang belum ada di Lembata kan voli pantai. Lokasi ini kan cocok, saya lihat. Jadi punya karakter yang beda.”

Jadi, lanjut bupati dua periode ini, “Seluruh aset yang dibangun kabupaten adalah asset milik desa. Kita beri dukungan dana ini untuk membangun asset desa.”

Dia menambahkan bahwa apa yang dikerjakan di Pantai Mingar sangat bagus. “Masa Covid masuk New Normal, kita melakukann aktivitas dengan memperhatikan protocol kesehatan. Nah sekarang daya ungkitnya sudah ada, tinggal masyarakat memanfaatkan ini dengan baik.”

Menurut Bupati Sunur, wisata selalu berkaitan dengan uang.

“Bicara wisata itu bicara uang, ekonomi, bukan gratis kalau wisata. Kalau piknik iya, tapi namanya wisata tidak. Tour, traveling, makan (harus dengan) uang, ke toilet uang. Semuanya uang berlaku disini,” tandasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved