TERNYATA Orang Asia Lebih Tahan Corona Dibanding Amerika & Eropa, Ini Bukti Ilmiahnya

Berbagai penelitian sedang membutikan secara ilmiah, apakah benar orang Asia lebih kuat dalam menghadapi virus corona.

Editor: Alfred Dama
(YouTube WGBH News)
Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat, WHO: perlu waktu 18 bulan. 

Virus yang digunakan sama sekali tidak membahayakan manusia.

Tim juga menambahkan sedikit air ke virus itu untuk mereplikasi konsentrasi yang ditemukan dalam salinan pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Setelah 10 jam, virus yang menginfeksi tanaman ditemukan di sekitar 41 persen sampel bangsal.

Setelah tiga hari, penyebarannya meningkat menjadi 59 persen.

Lalu, pada hari kelima, penyebaran menurun ke tingkat 41 persen lagi.

Dilansir IFL Science, Kamis (11/6/2020), studi ini menggambarkan pentingnya membersihkan permukaan dan menjaga kebersihan dengan baik.

Kondisi menyedihkan di sebuah rumah sakit di Venezuela
Kondisi menyedihkan di sebuah rumah sakit di Venezuela ((pinimg.com))

Apa yang harus dilakukan?

Terkait penyebaran virus corona SARS-CoV-2, hingga saat ini masih banyak yang belum diketahui.

Inilah sebabnya mengapa menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing), penggunaan masker, memakai kacamata, dan selalu mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan.

Setidaknya, perilaku itulah yang telah terbukti membantu mencegah virus menginfeksi tubuh.

"Orang dapat terinfeksi Covid-19 melalui droplet atau tetesan pernapasan yang dihasilkan selama batuk atau bersin.

"Sama halnya, jika tetesan ini mendarat di permukaan, seseorang dapat terinfeksi setelah tangan menyentuh permukaan (yang terkontaminasi) kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka," kata rekan penulis Dr Elaine Cloutman-Green, seorang ilmuwan kesehatan terkemuka di Great Ormond Street Hospital, dalam sebuah pernyataan.

Foto file ini diambil pada 15 Mei 2020 menunjukkan seorang pekerja medis mengambil sampel swab dari seorang anggota staf dari pabrik monitor komputer AOC untuk diuji untuk coronavirus COVID-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina. Pihak berwenang China telah menyelesaikan kampanye pengujian coronavirus massal di Wuhan
Foto file ini diambil pada 15 Mei 2020 menunjukkan seorang pekerja medis mengambil sampel swab dari seorang anggota staf dari pabrik monitor komputer AOC untuk diuji untuk coronavirus COVID-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina. Pihak berwenang China telah menyelesaikan kampanye pengujian coronavirus massal di Wuhan ((STR / AFP))

dengan sabun dan air," lanjut Dr Cloutman-Green.

"Membersihkan dan mencuci tangan merupakan garis pertahanan pertama kami terhadap virus dan penelitian ini adalah pengingat yang signifikan bahwa petugas kesehatan dan semua pengunjung rumah sakit dapat membantu menghentikan penyebarannya melalui kebersihan tangan yang ketat, membersihkan permukaan, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat," tutupnya.

Viral Kuitansi Berobat Corona Bikin Tercengang, Mantan Pasien: Masih Berani Keluyuran Tanpa Masker?

Sementara, ini kisah viral berbeda yakni cerita seorang pasien sembuh Covid-19, harus rela menggelontorkan uang Rp 70 Juta demi membayar jumlah tagihan perawatan corona. 

Mantan pasien pun menyodorkan tantangan: Bagi yang masih keliaran tanpa masker, sodorin saja kuitansi tagihan ini, masih berani keluyuran? 

Mendapatkan serangkaian penanganan di sebuah RS Swasta, seorang pasien yang kini sembuh dari Covid-19 membeberkan rincian biaya yang harus dikeluarkannya. 

Tak main-main, total biaya perawatannya pun mencapai puluhan juta. 

Lantas cerita ini menjadi viral dan ramai diperbincangkan di jagat Twitter. 

Mulanya, Juno melalui akun pribadi @jtuvanyx membagikan pengalamannya dalam sebuah utas Twitter, pada Rabu (9/6/2020).

Dalam cerita tersebut, Juno juga melampirkan sebuah foto bukti biaya perawatan. 

Juno terlebih dahulu membagikan biaya perawatan Covid-19 sebelum pindah ke Wisma Atlet.

Diketahui, ia ditagih kurang lebih Rp 34 juta saat masih dirawat di sebuah RS Swasta. 

Sembari melampirkan potret rincian biaya, Juno tak lupa menuliskan keterangan untuk menjelaskan maksudnya. 

"Ini biaya perawatan gue sebelum masuk Wisma Atlet dulu.

Karena hasil swab belum keluar jadi merujuk pada diagnosa Bronchopneumonia (BP).

Kalo ada teman atau kenalan kalian yang berkeliaran di luar tanpa masker dan enggak social distancing sodorin tagihan ini aja. 

Udah siap bayar biaya-biayanya kalau kena Covid?" tulis Juno dalam unggahan Twitter-nya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan jumlah biaya tersebut termasuk biaya kamar isolasi 9 hari, obat, lab thorax dan darah, serta biaya dokter.

Bahkan, Juno menyampaikan jumlah itu bisa naik 3 kali lipat bila membutuhkan tindakan lain seperti ventilator.

"Ini aja biayanya cuma atas kamar rawat (isolasi) 9 hari, obat-obatan, lab thorax sama darah, visit dokter, udah.

Enggak ada tindakan yang gimana-gimana karena puji Tuhan gue enggak sampai sesak napas. 

Biaya bisa naik 3x lipat kalo lo butuh tindakan-tindakan, ventilator, dll

Ayo keluar aja terus di jalanan!" lanjutnya. 

Ia terbesit muncul perasaan khawatir lantaran takut ditolak. 

"Buat gue waktu itu enggak ada pilihan selain melipir ke RS swasta,

yang mana waktu itu datang juga dengan perasaan was-was karena udah dengar beberapa orang juga ditolak sama RS swasta," tambahnya.

Menurutnya, pihak pemerintah juga telah menyediakan fasilitas gratis di rumah sakit rujukan. 

Akan tetapi, hal itu akan sulit masuk lantaran tetap harus didukung diagnosa medis.

"Buat yang pertanyakan fasilitas gratis dari pemerintah itu udah dikasih RS Rujukan kok.

Lo berobat kesana gratis, tapi ya kalau buat pasien baru yg gejalanya ringan2 aja dan belum didukung diagnosa medis suka agak susah masuk.

Lo bakal diminta ikut tes dulu. 

Buat yang positif gejala ringan bisa ke Wisma Atlet di Jakarta, buat yang positif gejala berat langsung ke RS Rujukan.

Lokasi menyesuaikan daerah masing-masing ya," jelas Juno. 

Dalam cerita yang dibagikannya, Juno menyampaikan bahwa perawatan di Wisma Atlet gratis alias tak dikenakan biaya. 

Sedangkan, biaya yang dikeluarkankannya selama perawatan di sebuah RS Swasta telah ditanggung oleh asuransi pribadi. 

Biaya Perawatan Pasien Covid-19, Erick Thohir: Mahal Banget!

Sementara itu, demi selamatkan nyawa pasien penderita virus corona, ternyata Pemerintah Indonesia harus mengeluarkan biaya sebesar ini untuk satu orangnya.

Wabah virus corona memang tidak bisa disepelekan begitu saja.

Tak hanya mematikan, biaya perawatan untuk pasien penderita Covid-19 juga tak main-main.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan perkiraan biaya perawatan pasien Covid-19.

Biaya pengobatan pasien Covid-19 tersebut harus ditanggung oleh pemerintah.

Terang-terangan Erick Thohir menyebut angka fantastis untuk biaya perawatan pasien Covid-19.

Menteri BUMN Erick Thohir usai laporan kepada Menkopolhukam Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019). (KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)
"Kalau kita lihat dari data-data, kena Covid itu per orang bisa Rp 105 juta.

Kalau yang ada penyakit tambahan Rp 215 juta kalau enggak salah.

Mahal banget,” ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (29/5/2020).

Oleh karena itu, Erick Thohir meminta masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani situasi new normal.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan kepada awak media usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian implementasi B30, di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan kepada awak media usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian implementasi B30, di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019). (KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI)

Ia yakin bila masyarakat disiplin, maka Indonesia bisa cepat melalui masa pandemi Covid-19.

Erick mengatakan, masyarakat Indonesia akan menghadapi situasi kenormalan baru atau new normal dalam waktu yang lama.

Sebab, selama belum ditemukannya vaksin Covid-19, masyarakat harus tetap hidup dengan situasi new normal.

“Memang new normal harus kita hadapi cukup lama.

Selama vaksinnya belum ditemukan, mohon maaf juga vaksinnya itu harus diproduksi, habis diproduksi harus didistribusi, abis itu baru disuntik.

Itu makan waktu,” ujar Erick

5 Provinsi Indonesia Ini Steril Covid-19 (Tribunnews.com)

Kendati begitu, Erick meyakini Indonesia bisa melewati masa-masa sulit tersebut.

Sebab, Indonesia sudah terbukti mampu bangkit dari situasi sulit.

“Saya yakin negara kita bisa keluar lah, sudah beberapa kali bangsa Indonesia membuktikan prediksi-prediksi dari negara lain salah.

Dibilang 1998 bubar dan ternyata enggak jadi kenyataan.

Kalau kita terbuka, enggak enggak baperan, insyaallah kita ada jalannya,” ucap dia (TribunStyle.com/Anggie)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul BERSYUKURLAH! Orang Asia Lebih Kebal Hadapi Corona Dibanding Amerika & Eropa, Ini Bukti Ilmiahnya, https://style.tribunnews.com/2020/06/13/bersyukurlah-orang-asia-lebih-kebal-hadapi-corona-dibanding-amerika-eropa-ini-bukti-ilmiahnya?page=all.

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved