VIDEO: Temuan Uang Palsu di NTT Menurun. BI Ajak Warga Kenali Uang Dengan Cara 3D. Ini Videonya
VIDEO: Temuan Uang Palsu di NTT Menurun. BI Ajak Warga Kenali Uang Dengan Cara 3D, yakni dilihat, diraba dan diterawang. Itu pesan Eddy dari BI NTT.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Frans Krowin
VIDEO: Temuan Uang Palsu di NTT Menurun. BI Ajak Warga Kenali Uang Dengan Cara 3D. Ini Videonya
POS-KUPANG.COM, KUPANG – VIDEO: Temuan Uang Palsu di NTT Menunjukkan Penurunan. BI Ajak warga Kenali Uang dengan baik. Ini Videonya
Jumlah uang rupiah yang keluar dari kantor perwakilan Bank Indonesia provinsi NTT (outflow) pada Desember 2019 sebesar Rp 2,306 triliun atau meningkat 21% (year on year).
Tingginya kebutuhan uang rupiah pada Desember 2019 tersebut, terutama dipengaruhi oleh suasana Hari raya Natal dan Tahun Baru, serta penyelesaian proyek pada akhir tahun.
• VIDEO: Kapolres Malaka Diterima Secara Adat. Acaranya Berlangsung di Pantai Motadikin. Ini Videonya
• VIDEO: Ditimpa Pohon Kapuk Raksasa, Paulus Tewas Di Tempat, Sefus Dirawat Intensif. Ini Videonya
• VIDEO: Bupati Sabu Raijua Akomodir 22 Ribu Warga Masuk JKN-KIS. Simak Videonya
Hal tersebut disampaikan Kepala Tim SP, PUR Layanan dan Administrasi, Eddy Junaedi, pada kegiatan Sante-Sante Duduk Baomong dengn Media (SASANDO DIA) di Kedai Petir, Kamis (9/1/2020).
Dia mengungkapkan, secara tahunan, jumlah output pada tahun 2019 mencapai Rp 8,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat 14 % dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 7,5 triliun.
Bank Indonesia, kata Eddy, senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan uang rupiah masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup.
Demikian juga, jenis pecahannya sesuai, tepat waktu dan layak edar untuk memenuhi kebutuhan rupiah masyarakat.
Pada Desember 2019, lanjut dia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT bersama perbankan, juga telah membuka layanan penukaran uang, baik melalui loket penukaran di dalam kantor, maupun kegiatan kas keliling.
Kegiatan kas keliling tersebut, lanjut Eddy Junaedi, dilakukan pada 55 titik lokasi, yang tersebar di kota Kupang dan Kabupaten atau kota lainnya di Provinsi NTT.
Di samping itu, katanya, layanan penukaran uang juga dilakukan pada 8 titik kas titipan yang tersebar di Maumere, Atambua, Waingapu, Ende, Ruteng, Lewoleba, Waikabubak dan Kalabahi.
Eddy Junaedi juga menjelaskan, temuan uang palsu di seluruh NTT selama tiga tahun terakhir, juga memperlihatkan penurunan sepanjang tahun 2019.
Temuan uang palsu di Provinsi NTT tahun 2019, katanya, mencapai 247 lembar turun -28, 82%, dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 347 lembar.
Sebagian besar temuan uang palsu pada tahun 2019 itu, katanya, berasal dari permintaan klarifikasi perbankan dan didominasi oleh pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000.
Ada pun rincian teman uang palsu adalah sebagai berikut :
1. Di loket Bank Indonesia pada tahun 2017 ditemui 5 lembar, Tahun 2018 sebanyak 3 lembar dan tahun 2019 sebanyak 21 lembar.
2. Setoran perbankan tahun 2017 sebanyak 19 lembar, tahun 2018 sebanyak 57 lembar dan tahun 2019 sebanyak 61 lembar.
3. Klarifikasi perbankan tahun 2017, sebanyak 31 lembar, tahun 2018 sebanyak 287 lembar dan tahun 2019, sebanyak 158 lembar.
4. Klarifikasi polisi tahun 2017, sebanyak 387 lembar, tahun 2018 sebanyak 0 lembar dan tahun 2019, sebanyak 7 lembar.
Pada bagian lain, Eddy Junaedi juga mengajak masyarakat NTT untuk bisa membedakan uang rupiah yang asli dan uang rupiah yang palsu.
Dikatakannya, pengenalan keaslian uang rupiah itu sangat penting, agar masyarakat tidak mudah ditipu, dibodohi atau dirayu untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab.
Mengedar uang palsu dengan cara apa pun, tandasnya, merupakan tindak pidana, perbuatan yang melanggar aturan hukum yang berlaku di negera ini.
• VIDEO: Ibu Muda Penganiaya Bayi di Penfui, Kupang, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara. Ini Videonya
• VIDEO: Gelombang Tembus 6 Meter, Seekor Ikan Pun Susah Didapat Nelayan. Ini Videonya
• VIDEO: Diterpa Angin Kencang, Atap Teras Puskesmas Lewa, Sumba Timur, Rusak. Ini Videonya
"Untuk itu kami mengimbau masyarakat untuk mengenal uang secara baik. Caranya mudah, yakni dilihat, diraba dan diterawang atau dikenal dengan istilah 3D," ujarnya.
Dilihat apakah uang tersebut cetakannya pudar atau tidak
Diraba, uang rupiah asli itu permukaannya kasar. Sedangkan uang palsu, ketika diraba biasanya terkesan licin.
Diterawang itu artinya, bila lembaran uang itu diterawangkan ke cahaya yang terang, akan terlihat setiap mata uang terdapat tanda air, yaitu berupa gambar pahlawan.
Setiap uang pecahan, lanjut Eddy Junaedi, baik Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10.000 dan lainnya, terdapat gambar berlogo Bank Indonesia. (POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)
Tonton Videonya Di Sini: