Berita Cerpen

Cerpen Thadeus Edison Putra: Garis Takdir

Cerpen Thadeus Edison Putra: Garis Takdir. Dino terlihat sedih siang itu. Sesekali ia melihat kaki kanannya yang sudah diamputasi.

ilustrasi pos kupang
Garis Takdir 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Dino terlihat sedih siang itu. Sesekali ia melihat kaki kanannya yang sudah diamputasi.

Sehari-hari hidup dalam kesendirian membuat Dino terkadang gusar dengan keadaan yang dialaminya kini.

Sungguh di luar dugaannya, ia harus menerima kenyataan pahit yang mesti dipikulnya. Sesekali ia teringat kejadian yang menimpanya kala itu.

Matanya tak sadar menetes air mata tatkala melihat sebuah foto yang dipajang di dinding rumahnya. Terlihat ia bersama ibunya mengumbar senyum bahagia waktu itu meski harus rela menerima situasi tanpa hadirnya sosok ayah yang sudah pergi dengan istri keduanya setelah menjual tanah warisan leluhur dan meninggalkan beban utang yang lumayan banyak.

Indro Warkop Turut Berduka Atas Meninggalnya Ria Irawan: Pejuang Hebat, Sudah Selesai Sakitmu

Tampak di bawah foto itu tertulis nama beserta gelar yang telah disandanginya. Dino masih ingat bagaimana keluarga besarnya hadir bersama siang itu untuk mensyukuri ijazah sarjananya sekaligus sebagai wujud perutusan agar melangkah di dunia kerja.

"Kepok. Ai woko too olo anak koe ghoo olo agu lalong bakok. Kolen kali agu rombeng". Ai ghoo ele ghami kepok agu meu ata besena rama tei salan gerak latang le kawe kerja ana koe ghoo".

Terdengar tetua adat, mengucapkan kepok sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan Dino dalam merantau dan meminta petunjuk leluhur agar memimbing dalam karya selanjutnya, khususnya dalam mendapatkan pekerjaan.

"Dino sudah membawa berkat baru bagi mama dan keluarganya. Untuk itu kami minta agar setelah ini coba hantar itu lamaran ke kantor-kantor. Neka danga oto see beo ( Jangan tinggal lama di kampung)," pesan bapa tuanya.

Malam meninggalkan harapan besar bagi Dino. Kehadiran keluarganya waktu itu membuat dia semakin bersemangat menulis pada beberapa helai kertas yang baru didapatkan dengan mengutang dari kios om Moses.

Tamu Kita: Yahya Ado Bentuk Karakter Anak Melalui Sekolah Alam

Maklum musim panas begini perputaran uang sangat sulit di kampung. Tanaman bumi tak lagi memberikan hasil apa-apa untuk kebutuhan hidup sehari-hari ditambah dengan keperluan adat, kumpul dana sekolah, serta urusan perkawinan yang bertumpuk.

Belum satu urusan satu datang lagi orang yang undang untuk sama-sama ambil bagian dalam acara tersebut yang ujung-ujungnya menguras isi dompet.

Sebagai keluarga yang kurang mampu tentu Dino sangat prihatin dengan situasi ini apalagi ibunya yang adalah penafkah tunggal dalam keluarga.

Pernah suatu kali ia meminta restu ibunya untuk merantau tapi tidak mendapatkan restu sebab kesehatan ibunya yang semakin memburuk.

Akademi Bintang Timur Atambua Rekrut Eks Pelatih Timnas Timor Leste

"Neka too deu-deu anak e. Kawe kao see ruis ghoo kaut. Aku mbae rewa ga. Eme beti sepisan mbadung ata jaga." (Jangan pergi menjauh, nak. Cari kerja di dekat sini saja. Saya tidak kuat lagi. Nanti kalau saya sakit tidak ada yang jaga saya)."

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved