Berita Cerpen
Cerpen Thadeus Edison Putra: Garis Takdir
Cerpen Thadeus Edison Putra: Garis Takdir. Dino terlihat sedih siang itu. Sesekali ia melihat kaki kanannya yang sudah diamputasi.
"Baik sudah e bro. Saya ke kantin dulu," kata Pantor.
"Ia bro," jawab Dino sambil melihat Pantor bersama beberapa teman-teman SMA-nya dulu mendekati sebuah kantin di dekat area perkantoran di situ.
Memang untuk bekerja di kantor saat ini bukanlah pilihan yang tepat. Lulusan kampus harus bisa berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
Kenangnya mengingat pesan dari rektor ketika hari wisuda kala itu. Tapi, untuk membuat hal tersebut Dino membutuhkan modal usaha terlebih dahulu.
Pilihan bekerja di kantor waktu itu memang sudah menjadi targetnya dalam menabung untuk membuka usahanya.
Namun, angannya tak kesampaian. Melamar kerja di daerahnya tanpa adanya orang dalam adalah pekerjaan sia-sia bagaikan pungguk merindukan bulan.
• Cerita Bosko ASN di Poco Ranaka Tentang Siswa SD Tewas Tenggelam di Lubang Galian C
Hari-hari berikutnya Dino sudah mulai bersemangat kembali. Ajakan dari bapak Mateus untuk memetik cengkeh semenjak sehari dia pulang dari kantor yang menjengkelkan itu mulai merubah haluan hidupnya.
Mengumpulkan modal kecil-kecilan dengan memetik cengkeh milik bapak Mateus. Kebetulan bapak Mateus adalah orang yang memiliki tanaman cengkeh terbanyak di kampungnya dengan luas lahan satu hektar lebih.
Tak heran dia dijuluki Bocek "Bos Cengkeh" oleh orang-orang di sekitarnya.
Pada hari pertama Dino dapat melakukan pekerjaanya dengan baik. Hari kedua berjalan dengan baik pula. Namun, nasib sial mendatangi dirinya. Tangga naik yang dibuat dari bambu itu terlepas dari tali yang sudah diikat di pohon cengkeh dan seketika Dino hilang keseimbangan dan jatuh dari pohon yang tinggi kurang lebih mencapai tujuh meter.
Sesampai di tanah Dino tak sadarkan diri. Segera dia dilarikan ke rumah sakit di ibukota kabupatennya. Sesampai di sana Dino belum sempat sadarkan diri dan sampai keesokan harinya Dino baru bisa membuka matanya.
• Bursa Transfer Liga 1 2020, Bobotoh Mulai Geregetan, Manajemen Persib Bandung Sudah Siapkan Kejutan
Kaki kanannya tak bisa digerakannya sama sekali dan hasil pemeriksaan dokter bahwa Dino mengalami patah tulang sehingga satu-satunya jalan yang terbaik buat dia adalah harus diamputasi kakinya.
Dino tak kuasa menahan tangisnya mengenang semuanya kejadiannya setahun yang lalu. Hampir seharian dia duduk terdiam dengan kursi rodanya itu setelah dua yang hari lalu dia dan dua pesaing lainnya yang lolos nilai ambang batas pada tahap pertama pada formasi yang ditujunya yang hanya membutuhkan satu orang.
Hatinya belum merdeka sebab dua hari lagi masih ada satu ujian seleksi yang harus diikutinya. Kekwahtiran bertambah ketika mendengar dua pesaingnya ini adalah tenaga honor di kantor yang menolaknya kala itu mengingat secara pengalaman mereka lebih baik.
Di saat dia merenungi semuanya itu tiba-tiba Hp-nya berdering nada pesan masuk.
"Selamat Anda otomatis diterima sebagai Aparatur Sipil Negara pada formasi yang Anda tujukan saat pendaftaran sebab terlibat dalam tindakan nepotisme."
• Sosok ini Bongkar Nasib Rumah Tangga Syahrini Reino Barack, Sebut Bakal Pisah Ranjang, Orang Ketiga?