VIDEO: Taman Nasional Matalawa Sumba Pamerkan Keunggulan Desa Binaan. Tonton Videonya
VIDEO: Taman Nasional Matalawa Sumba Pamerkan Keunggulan Desa Binaan. Produk yang dipamerkan adalah karya murni masyarakat desa-desa binaan itu.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Frans Krowin
VIDEO: Taman Nasional Matalawa Sumba Pamerkan Keunggulan Desa Binaan. Tonton Videonya
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU – VIDEO: Taman Nasional Matalawa Sumba Pamerkan Keunggulan Desa Binaan. Tonton Videonya
Manajemen Taman Nasional (TN) Matalawa Sumba, memamerkan keunggulannya setelah beberapa tahun berkiprah di Pulau Sumba.
Keunggulan manajemen taman nasional itu dipamerkan melalui berbagai produk yang dihasilkan dari masyarakat pada desa-desa binaan di daratan pulau tersebut.
• VIDEO: Terpanggil Membangun TTU, Prof Usfunan Lamar Jadi Balon Bupati di Partai Nasdem. Ini Videonya
• VIDEO: MDS Gelar Bazar Tawarkan Aneka Promo Menarik. Ayo, Buruan. Tonton Videonya
• VIDEO: Dua Perempuan di Nagekeo, Flores, Blokir Jalan Menuju SMA Negeri 2 Aesesa. Simak Videonya
Kepala Balai Matalawa, Ir. Memen Suparman, MM mengatakan hal itu, saat membuka Gelar Teknologi dan Produk Desa Binaan, di Aula Gedung Nasional, Umbu Tipuk Marisi Kota Waingapu, Rabu (9/10/2019).
Taman Nasional Matalawa merupakanm kawasan konservasi yang berada di wilayah Pulau Sumba yang meliputi Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD).
Kawasan Matalawa itu dikelilingi oleh 54 desa yang berada di pinggiran kawasan konservasi tersebut.
Keberadaan desa-desa itulah, lanjut dia, merupakan kekuatan yang selalu didampingi dan dibina, sebagai sebuah potensi bagi Provinsi NTT.
Meski demikian, 54 desa itu bisa juga dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian kawasan itu sebagai satu-satunya tempat habitat burung endemik dan perlindungan terhadap daerah tangkapan air (sebagai sumber air untuk masyarakat Pulau Sumba umumnya.
Selama ini, kata Suparman, Pengelolaan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru (TN. Matalawa), dilakukan dengan cara pelibatan masyarakat.
Polanya, adalah pemberdayaan masyarakat, baik di luar kawasan maupun di dalam kawasan (Kemitraan Konservasi).
Cara yang dilakukan, adalah mengidentifikasi potensi wilayah desadan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dengan konsep ‘PETIK, OLAH dan JUAL'.
Konsep Petik, Olah dan Jual itu, lanjut dia, telah dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Itu pun belum bisa menjangkau semua desa.
“Yang kami lakukan dalam kurun waktu itu baru pada 9 desa binaan,” ujarnya.
• VIDEO: Tutorial Membuat Dark Mode atau Mode Gelap, Jadikan Instagram Kamu Makin Keren
• VIDEO: Berniat Pinjam Rp 100 Juta, Arini Pegawai BRI Sumba Timur, Tertipu Rp 624 Juta. Ini Videonya
• VIDEO: Diciduk Satpol PP Sedang Asyik Bermain PS, Siswa SMA di Ende Dihukum Berlutut. Ini Videonya
9 Desa itu, yakni Desa Bidipraing, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur, dengan konsep budidaya tanaman holtikultura, tanaman MPts dan tanaman umur panjang dengan menerapkan teknologi tepat guna serta pengolahan panganan lokal.
Berikutnya, Desa Kambata Wundut di Kecamatan Lewa, Sumba Timur. Di desa ini diterapkan konsep pengolahan kunyit menjadi jamu tradisional dengan menggunakan teknologi tepat guna.
Desa Padiratana, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah, dengan konsep budidaya itik dan pengolahan pasca panen serta pengolahan penganan lokal (kripik).
Selain itu, Desa Manurara. Di desa ini, pendampingan yang dilakukan adalah pengelolaan lahan pertanian bersama mitra JICS
Desa Waimanu, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, dibangun konsep pengolahan kripik bersama mitra JICS.
Desa Laputi Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur dengan pengolahan kopi.
Desa Katikuloku, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, pembuatan prebiotik dan budidaya ikan air tawar.
Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai Lapau, Kabupaten Sumba Timur dengan pengolahan pasca panen.
Berikutnya, Desa Umamanu, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur, dengan pembuatan gula sabu dan kerajinan bambu.
• VIDEO: AWAS! 5 Obat Maag Ini Berpotensi Picu Kanker, Jangan Sampai Anda Mengkonsumsinya
• VIDEO: Bupati TTS Meradang Ketika Melihat Terminal Kota Dibangun Tanpa Jendela. Tonton Videonya
• VIDEO: Setelah Pulang dari Wae Rebo Kapolda NTT Bertatap Muka dengan Bupati Kamelus. Tonton Videonya
"Kami juga menggandeng beberapa pihak dalam meningkatkan kapasitas masyarakat, yaitu Yayasan Sumba Organik dan JICS," ungkapnya.
Lantaran masyarakat di desa-desa itu sudah memproduksi hasil dari karya masyarakat sendiri, maka manajemen TN Matalawa memandang perlu untuk memamerkan semua produk itu melalui Gelar Teknologi dan Pameran Produk Desa Binaan.
Maman juga menjelaskan, pameran itu untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan memperoleh dukungan dari pelbagai pihak, dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan di desa sekitar kawasan. (POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)
Nonton Videonya Di Sini: