Keliling Kampung Mengais Rupiah: Pria asal Mauponggo Raup Jutaan Rupiah Perbulan, Ini Pekerjaannya!
Bekerja keras dan menjalani usaha untuk menghasilkan uang tentu sesuatu yang tidak mudah.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Sambil menyeka keringat yang keluar dari wajah Frans terlihat serius dan fokus memastikan batang pisang yang ia masukan kedalam mesin penggilingan sore itu.
Tak kenal lelah ia tetap semangat meskpun keringat bercucuran keluar dari tubuhnya.
"Mesin dan alatnya saya beli. Saya rancang lagi supaya lebih sederhana lagi sehingga bisa dibawa pakai motor seperti gerobak. Pisaunya bisa diasa satu kali setiap hari supaya tetap tajam saat menggiling batang pisang. Setelah giling harus cuci supaya bersih," ujar Frans.
Ia mengatakan penghasilnya dalam setiap hari bekerja pasti tiga ratus ribu rupiah. Karena setiap hari warga akan membutuhkan makanan ternak untuk diberikan kepada babi.
"Ya bisa 300.000 rupiah setiap hari. Bisa lebih juga, kalau saya rajin bisa lebih dari 500.000 rupiah setiap hari," ujarnya.
• Ini Kisah WNA Fiilipina Sejak 2010 ‘Terdampar’ di Desa Ile Lewotobi, Sikka-NTT
• Klaim Belum Dibayar, Belasan Nasabah AJB Bumi Putra Mengamuk di Maumere
Ia mengaku dirinya sudah memiliki pelanggan tetap di seputaran Mauponggo. Karena banyak warga yang menjadi peternak babi.
Jika pelanggan sudah menelepon berarti otomatis uang ada dan dirinya bergegas menjemput rejeki itu dengan melakukan penggilingan batang pisang milik warga yang menelepon dirinya.
Ia mengaku dirinya saat ini sudah terbantu karena sudah ada pelanggan. Padahal, sebelum-sebelumnya ia jalan mengendarai sepeda motor dari kampung ke kampung untuk menanyakan apakah ada batang yang hendak digiling.
Ia mengatakan dulu berjuang mencari pelanggan dan sekarang sudah terbantu pelanggan mencari dirinya karena layanan yang diberikan bagus dan hasilnya lumayan. Batang pisang hasil olahan mesinya dinilai sangat bagus.
"Kalau sudah ditelepon itu otomatis ada uang. Karena pelanggan sudah lebih dari 30 orang. Bisa 40 orang pelanggan. Rata-rata mereka tunggu saya untuk giling batang pisang. Saya keliling Mauponggo. Minggu dan Senin istirahat. Saya sudah 8 tahun. Anak tiga, anak pertama kelas 3 SD, anak kedua umur lima tahun dan anak ketiga 1 tahun 7 bulan. Satu minggu tiga kali jalan keluar jam 13.00 Wita siang sampai pukul 18.00 Wita," ujarnya.
Ia mengaku didaerah seputaran Maukeli banyak warga menjadi peternak Babi. Sehingga banyak yang membutuhkan jasanya untuk mengolah batang pisang seperti digiling.
Dianggap Jorok
Frans mengaku masih banyak orang menilai pekerjaan yang ia tekuni saat itu berupa giling batang pisang itu adalah pekerjaan yang jorok dan dianggap remeh oleh sebagian orang.
Tapi Frans, tak menyerah. Baginya cerita seperti itu tak perlu didengar. Intinya pekerjaan tersebut halal dan dapat menghasil rupiah demi istri dan anak-anak dirumah.
"Ada yang bilang jorok, kotor. Ada yang memang gensi. Itu yang susah. Padahal itu hanya pikiran yang kurang baik. Intinya tekun dan sungguh-sungguh kerja," ujarnya.