Pemeriksaan Saksi Kasus Tewasnya Ibu Melahirkan di Polres TTS Ditutup-tutupi Penyidik

Miler bahkan meminta agar Pos Kupang segera menghapus foto dan video yang sudah direkam tadi.

Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/NOVEMY LEO
Jemsius Taneo (baju biru) bersama keluarga di rumah duka, Jumat (26/1/2018) malam. 

Miler bahkan meminta agar Pos Kupang segera menghapus foto dan video yang sudah direkam tadi.

“Saya kenal ibu. Hapus gambar itu ya, hapus,” katanya dengan suara kasar, sambil menghalau Pos Kupang keluar dari lorong Ruang Reskrim itu.

Pos Kupang kemudian meminta konfirmasi hal ini kepada Kabid Humas Polda NTT, Jules.

Informasi yang dihimpun Pos Kupang, usai ditelepon, Jules langsung menelepon dan menegur Humas Polres TTS dan Kasat Reskrim Polres TTS.

Baca: VIDEO: Lihat Amarah Bertolens Ayah Pasien Paulina dan Bayi yang Meninggal di RSUD SoE

Sore harinya, Kasat Reskrim Polres TTS, Yohanes dan Ketua Tim dari Polda NTT, AKP Siahaan memanggil semua wartawan dan mengklarifikasi larangan pengambilan gambar itu. Keduanya meminta maaf kepada wartawan atas sikap penyidik Polda, Miler, terhadap wartawan.

Meski demikian, tidak ada konfirmasi terkait perkembangan penyidikan kasus itu.

Kasat meminta wartawan untuk langsung menghubungi Kabid Humas Polda NTT jika hendak menanyakan perkembangan kasus itu.

Ketua Araksi, Alfred Baun, SH yang ada di tempat itu juga kecewa dengan sikap penyidik dan proses penyidikan kasus itu.

Dia meminta agar Polres TTS transpran dalam penyelidikan kasus ini.

Penanganan kasus kematian ini mendapat dorongan dari publik yang merasakan, melihat dan mengalami langsung kejadian ini. Mereka mengharapkan diproses secara hukum.

“Kami berharap kasus ini dibuka lebar dan tidak boleh ada sekat dalam kasus ini, karena kasus ini sudah menjadi konsumsi publik. Ketika sudah masuk ke polres lalu ada sekat di Polres sini, bagaimana?” kata Alfred.

Baca: Gara gara Tak Ada Surat Rujukan, Ibu Melahirkan Meninggal Dunia di RSUD TTS

Baca: Istri dan anak Meninggal, Suami Laporkan Manajemen RSUD TTS ke Polres TTS

Menurut Alfred, kasus kematian pasien itu terkait dengan urusan birokrasi dan ketika kasus ini sudah diproses di Polres lalu Polres pun membuat birokrasi yang rumit terhadap wartawan yang hendak meminta perkembangan kasus ini, maka hal ini akan menjadi tanda tanya besar, ada apa.

“Penyidik jangan bikin benteng, ini ada apa?” kata Alfred. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved