Tahun Persekutuan, Tahun Politik, Pesan Penting untuk Keuskupan Ruteng
Selain berkaitan dengan agenda pastoral yang sifatnya gerejani, tema ini sangatlah kontekstual bagi masyarakat NTT
Di tahun politik, kesempatan untuk berkumpul sebagai media persekutuan; memperjumpakan harapan, merumuskan kerinduan akan keadilan dan kebaikan warga.
Seperti jemaat perdana yang saling memberi dan menerima, masa pilkada bisa menjadi waktu untuk berbagi, memberi dan menerima; bukan uang suap, melainkan informasi, pengetahuan, situasi, kebutuhan dll sebagai dasar menemukan arah untuk membangun masyarakat.
Perjumpaan politik, kampanye, sosialisasi, debat, penggalian aspirasi atau pertemuan lainnya yang melibatkan calon pemimpin, tim sukses, partai dengan masyarakat adalah masa studi, mengajar dan belajar.
Tahun politik sebagai tahun persekutuan menjadi saat membangun solidaritas, merasa senasib dan seperjuangan membangun bersama wilayah ini. Inilah waktu untuk memperlihatkan keberpihakan pada keadilan, saat untuk menjadi inklusif yakni merangkul semua pihak dan bertoleransi dengan kebaikan.
Untuk mensukseskan tahun politik sebagai tahun persekutuan, tentu saja, sistem dan pelaksanaan setiap pemilu yang profesional dan adil harus ditaati oleh semua pihak.
Ini bisa dimulai dari profesionalisme penyelenggara pemilu. Bersikap netral, transparan, tidak berpihak pada kelompok tertentu, memahami tugas dan SOP, bebas money politics, dll menjadi taruhan bagi terciptanya persekutuan.
Demikian pula pemerintah, lembaga agama, pendidikan, polisi, TNI dan lembaga publik lainnya memainkan peran krusial menciptakan kesatuan.. Jangan sampai mereka turut dalam permainan politik merebut kekuasaan dan bersifat tidak netral.
Bagi para pemain langsung, para calon pemimpin, partai politik, tim sukses dan pihak-pihak terkait lainnya, etika berpolitik yang santun, harmonis, jujur, adil dan rasional akan mendukung tata masyarakat yang damai dan tenang.
Pada aras masyarakat, rasionalitas dan kecerdasan berpolitik sangat dibutuhkan. Warga harus mampu mendidik dirinya untuk tidak menjadi pemecah-belah sesama warga, tidak mudah dibeli, tidak gampang tersulut emosi dan cerdas menerima dan menanggapi isu dan informasi yang berkembang akan membantu terciptanya persekutuan yang baik.
Hanya di dalam kesadaran tersebut, tahun politik akan menjadi tahun persekutuan penuh rahmat; Persekutuan yang melahirkan harapan bahwa provinsi kita berjalan menuju keadaan yang baik dan lebih baik.*