Beginilah Gerakan Literasi dan Konsekuensinya
Lantas literasi tidak berdiri hanya sebagai tema tunggal, tetapi bertali-hubung dan tidak terpisahkan dengan tema-tema lain
Academic freedom bukan sebuah keabsolutan individualistik yang serampangan tanpa kendali, tetapi teraktualisir dalam dialog yang sehat. Dialog guru dengan murid, dialog antara penulis dan pembaca, serta dialog antara ilmu pengetahuan dengan realitas.
Maka berbicara tentang literasi, seyogianya merupakan sebuah proses kerja intelektual dan pengaktualisasian nilai-nilai universal. Di sini, etika publik tetap menjadi junjungan, sementara rasionalitas dan intelektualitas harus tetap dimurnikan. Pure reason harus berdampingan dengan kritik yang membangun, apresiasi dan penghargan yang wajar.
Proses yang demikian, kemudian memungkinkan manusia (literatur; pegiat literasi) untuk berpikir kritis, beriktiar tulus-murni dan bertindak dengan jujur dalam tatanan sosial kemasyarakatan. Terutama ketika berhadapan dengan masalah kemanusiaan dan lingkungan hidup, sehingga literasi menjadi semacam sebuah sistem yang berkonsekuensi sosial.*