Malaka Terkini

Buntut Dugaan Penelantaran Pasien, DPRD Malaka Desak Dinkes Evaluasi Menyeluruh Puskesmas Sarina

Buntut Dugaan Penelantaran Pasien, Pimpinan DPRD Malaka desak Dinas Kesehatan ( Dinkes ) evaluasi menyeluruh Puskesmas Sarina

Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/KRISTOFORUS BOTA
REAKSI KERAS DPRD MALAKA - Wakil Ketua I DPRD Malaka, Ronaldo Asury, menegaskan bahwa insiden penelantaran pasien di Puskesmas Sarina harus menjadi perhatian penuh pemerintah daerah, terutama Dinas Kesehatan, Selasa (18/11/2025). Buntut Dugaan Penelantaran Pasien, DPRD Malaka Desak Dinkes Evaluasi Menyeluruh Puskesmas Sarina 

Ringkasan Berita:

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Kasus dugaan penelantaran pasien melahirkan di Puskesmas Sarina yang berujung pada meninggalnya bayi dan kritisnya sang ibu menuai reaksi keras.i DPRD Malaka

Buntut dugaan penelantaran pasien, Pimpinan DPRD Malaka desak Dinas Kesehatan atau Dinkes Malaka melakukan evaluasi menyeluruh Puskesmas Sarina.

Pimpinan DPRD Kabupaten Malaka menilai peristiwa tersebut merupakan bukti bahwa sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas Sarina mengalami kegagalan serius yang tidak boleh diabaikan.

Wakil Ketua I DPRD Malaka, Ronaldo Asury, saat ditemui POS-KUPANG.COM pada Selasa (18/11/2025) di ruang kerjanya, menegaskan bahwa insiden itu harus menjadi perhatian penuh pemerintah daerah, terutama Dinas Kesehatan Malaka.

Baca juga: BERITA POPULER-Sidang Kasus Prada Lucky, 4 OPD Pemprov Dilebur, Dugaan Penelantaran Pasien di Malaka

“Terkait pelayanan di Puskesmas Sarina, saya kira ini menjadi perhatian. Sebagai pimpinan DPRD, saya meminta Dinas Kesehatan untuk segera mengevaluasi pelayanan di sana, terutama menyangkut keterlambatan penanganan pasien sehingga ke depan bisa lebih baik,” ujarnya.

Menurut Ronaldo, kejadian fatal itu tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu, tetapi menunjukkan adanya celah besar dalam manajemen internal puskesmas.

Ia juga menekankan bahwa Puskesmas Sarina harus memastikan tidak ada waktu kosong tanpa kehadiran dokter, bidan, atau penanggung jawab medis.

“Di puskesmas tidak boleh ada kekosongan pelayanan. Dokter dan bidan harus selalu standby. Pengaturan jadwal, penanggung jawab harian, semuanya harus jelas. Ini juga harus menjadi perhatian serius untuk Kepala Puskesmas Sarina agar kejadian seperti ini tidak boleh terjadi lagi,” tegas Ronaldo. 

Ia juga menilai bahwa pemerintah daerah perlu ikut campur memastikan standar pelayanan kesehatan ditegakkan secara konsisten.

Salah satu sorotan tajamnya juga terkait informasi bahwa dokter yang bertugas di Puskesmas itu diduga tidak menetap di mes puskesmas yang telah disediakan.

Baca juga: Dugaan Penelantaran Pasien Melahirkan di Puskesmas Sarina, Bayi Meninggal dan Ibu Kritis di ICU

“Dinas kesehatan perlu memanggil dokter tersebut. Bila perlu diberi peringatan. Hari ini sudah terbukti ada masyarakat yang menjadi korban karena tidak ada dokter di tempat, sementara Kepala Puskesmas pun tidak hadir untuk mengambil keputusan darurat," desaknya.

Menurut Ronaldo, sikap seperti itu menunjukkan rendahnya komitmen terhadap pelayanan kesehatan publik, terutama pelayanan dasar yang menyangkut nyawa ibu dan anak.

Selain itu, Ronaldo juga mengkritik sikap Kepala Puskesmas Sarina yang hingga kini bungkam dan belum memberikan klarifikasi publik.

“Ini tanggung jawab puskesmas dan Dinas Kesehatan. Kenapa tidak ada informasi kepada publik terkait kejadian ini?" tanya Ronaldo.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved