TTU Terkini

Ruang Digital Ramah Anak, Asa Siswa SMK di Perbatasan RI-RDTL Merajut Mimpi dari Layar Laptop

Sebanyak 4 orang siswa SMK Negeri Oeolo menghabiskan waktu selama sepekan untuk menyelesaikan proses konversi ini. Mereka mengaku bersyukur

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Siswa SMK Negeri Oeolo saat melakukan percobaan terhadap sepeda motor listrik yang sudah dikonversi, Jumat, 1 Agustus 2025. 

Guru Jurusan TBSM SMK Negeri Oeolo, Filipe Araujo mengapresiasi keahlian anak-anak didiknya tersebut. Pasalnya, ini merupakan sesuatu yang baru bagi siswa-siswi tingkat SMA/SMK.

Para siswa mengkonversi sepeda motor bakar ke motor listrik dengan keahlian yang telah mereka terima. Alat-alat yang mereka gunakan untuk mengkonversi sepeda motor BBM ke listrik yakni; dinamo, baterai, controller, dan converter. Mereka melakukan konversi Sepeda Motor Honda Beat Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik.

Sebanyak 4 orang siswa SMK Negeri Oeolo menghabiskan waktu selama sepekan untuk menyelesaikan proses konversi ini. Mereka mengaku bersyukur karena sekolah memberikan dukungan penuh dalam berinovasi.

Sepeda Motor Konversi Perdana di Kabupaten TTU

Kepala Sekolah SMK Negeri Oeolo, Max N. J. Ninef, S. Pd mengatakan, sebanyak 12 orang guru yang mengajar ketika pertama kali ditugaskan di sekolah tersebut. Saat itu baru 1 jurusan yang dibuka di sekolah ini yakni Karya Kreatif Kayu dan Rotan.

Sementara saat ini, sekolah itu sudah memiliki 40 orang yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan. Meningkatnya jumlah guru ini berkat penambahan jumlah jurusan di SMK Negeri Oeolo.

Dikatakan Max, saat ini sebanyak 245 orang siswa yang sedang mengenyam pendidikan di SMK Negeri Oeolo. Jumlah siswa setiap tahun ajaran fluktuatif tergantung dari lulusan 3 SMP pendukung di wilayah itu.

SMK Negeri Oeolo terdiri dari 6 jurusan yakni; Jurusan Karya Kreatif Kayu dan Rotan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Bisnis Sepeda Motor, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dan Teknik Pengelasan.

Beberapa waktu lalu, SMK Negeri Oeolo khususnya jurusan Karya Kreatif Kayu dan Rotan menghasilkan alat tenun masal untuk dibagikan kepada para penenun di seluruh wilayah Kabupaten TTU. Hal ini berkat dukungan Pemkab TTU.

Menurutnya, salah satu jurusan yang cukup produktif di sekolah tersebut yakni Teknik Bisnis Sepeda Motor. Jurusan ini dinilai banyak memiliki inovasi.

Salah satu langkah penting yang telah dilakukan jurusan ini adalah melaksanakan konversi sepeda motor bahan bakar minyak ke sepeda motor listrik. Meskipun menghabiskan anggaran yang tidak sedikit.
 
Budget untuk sparepart sepeda motor konversi ini saja mencapai Rp. 17.400.000. Angka ini cukup besar untuk sekolah yang terletak di wilayah terpencil. Biaya ini sudah mencakup, baterai, ICU, Kabel Bodi, di luar rangka sepeda motor.

"Mesinnya kita copot untuk kita ganti dengan dinamo. Motor itu sudah kita pakai," ucapnya, saat ditemui Selasa, 7 Oktober 2025.

Sepeda motor konversi ini sudah dipamerkan dalam kegiatan Karnaval Budaya HUT Kota Kefamenanu dan juga pada kegiatan Gebyar SMK dan Pameran Produk SMA di Kupang. Sepeda motor karya siswa ini menjadi satu-satunya kendaraan roda dua konversi di Kabupaten TTU.

Mereka berencana melakukan konversi sepeda motor listrik sebanyak mungkin. Tetapi, tekad ini harus ditunjang oleh biaya yang besar. Dan itu kendalanya.

Sepeda Motor Ramah Lingkungan 

Dikatakan Max, sepeda motor listrik merupakan kendaraan ramah lingkungan. Fakta ini mendorong mereka untuk melakukan konversi sepeda motor tersebut.

Proses pengecasan baterai sepeda motor konversi ini hanya memakan waktu 2 jam. Jika dikendarai di medan yang rata, kendaraan ini bisa menempuh perjalanan sejauh 50 kilometer.

Selain ramah lingkungan, sepeda motor listrik juga dapat menghemat biaya operasional dan mengurangi kebisingan saat berkendara. Kendaraan ini juga mengurangi ketergantungan terhadap BBM.

Ia mengaku bersyukur SDM para guru di SMK Negeri Oeolo sangat mumpuni. Kelebihan tersebut menjadi nilai tersendiri demi menghasilkan lulusan berkualitas. Para siswa melakukan konversi sepeda motor BBM Honda Beat menjadi sepeda motor listrik

Sebagai seorang guru dengan basic kejuruan, Max selalu memotivasi para guru dan siswa-siswi di sekolah tersebut untuk terus berinovasi tanpa henti.

Kepala Sekolah SMK Negeri Oeolo, Max N. J. Ninef, S. Pd dan seorang siswa saat memamerkan hasil karya konversi sepeda motor listrik dalam kegiatan gebyar SMK dan Pameran Produk SMA di Kupang.
Kepala Sekolah SMK Negeri Oeolo, Max N. J. Ninef, S. Pd dan seorang siswa saat memamerkan hasil karya konversi sepeda motor listrik dalam kegiatan gebyar SMK dan Pameran Produk SMA di Kupang. (POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON)

Digital Ramah Anak di SMK Negeri Oeolo 

Max juga selalu memotivasi para guru dan siswa-siswi agar belajar melalui media sosial. Pembelajaran di media sosial berbasis ramah anak menjadi tujuan utama motivasi itu diberikan.

"Media sosial sekarang ini sangat membantu kita sekali," ujarnya.

Pada zaman dahulu, siswa-siswi dan guru-guru harus belajar dengan berpedoman pada buku. Hal sebaliknya terjadi di era sekarang.

Semua proses pembelajaran bisa diakses melalui media sosial. Kemudahan-kemudahan ini yang mesti dimanfaatkan sebaik dan sebijak mungkin demi menunjang proses pembelajaran.

Baginya, apabila para guru tidak pandai memanfaatkan media sosial untuk proses pembelajaran di kelas maka terkategori ketinggalan. Hal ini yang tidak dikehendaki Max.

Kondisi ekonomi masyarakat di perbatasan yang tidak menunjang bukan menjadi penghalang bagi lembaga pendidikan untuk menampilkan kreativitas mereka.

Lomba Tingkat Nasional 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos., M.M melalui Koordinator Pengawas SMA/SMK/SLB Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Elvira B. Juandi Ogom mengatakan sejauh ini cukup banyak siswa-siswa berprestasi tingkat SMA/SMK/SLB di Kabupaten TTU.

Secara khusus siswa-siswi di SMK Negeri Oeolo prestasi mereka tidak dapat diragukan lagi. Siswa-siswi di sekolah ini telah mengikuti lomba keterampilan siswa SMK tingkat nasional sebanyak 2 kali. Belum terhitung tingkat kabupaten dan provinsi.

Pada tahun 2023 lalu, para siswa-siswi dari Jurusan Karya Kreatif Kayu dan Rotan berpartisipasi dalam lomba di tingkat nasional khusus untuk Cabinet Making. Keikutsertaan mereka dalam lomba tingkat nasional ini bermula ketika mereka menjuarai semua lomba di tingkat kabupaten dan tingkat provinsi.

Prestasi ini secara tidak langsung menegaskan bahwa, siswa-siswi SMK di Perbatasan RI-RDTL memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan siswa-siswa di wilayah lain di seluruh Indonesia dengan fasilitas yang lebih mumpuni.

Selain itu, siswa-siswi SMK Negeri Oeolo juga pernah diutus untuk mengikuti lomba keterampilan siswa tingkat nasional pada tahun 2022 lalu. Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Negeri Oeolo mewakili Provinsi NTT dalam ajang ini.

Pada tahun 2022 tersebut, lomba keterampilan siswa dilaksanakan secara online. Pasalnya, pandemi Covid-19 masih melanda wilayah Indonesia kala itu.

Hal ini, kata Elvira, tidak terlepas dari inovasi dan penerapan pembelajaran dalam ruang digital ramah anak yang berlangsung di sekolah itu. 

Dukungan Fasilitas Digitalisasi Komdigi di Kabupaten TTU 

Kepala Dinas Komdigi Kabupaten TTU, Kristoforus Ukat mengatakan, dalam rangka pengembangan SDM aparatur serta mendukung pelayanan publik dan pengembangan digitalisasi di semua sendi kehidupan, Komdigi RI mengalokasikan sebanyak 13 menara BTS di wilayah Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, Kabupaten TTU menerima alokasi bantuan pembangunan 13 menara base transceiver station (BTS).

Menara BTS ini dibangun di daerah-daerah yang masuk dalam kategori blank spot (tempat-tempat yang tidak memiliki sinyal akibat dari tiadanya menara telekomunikasi dan saluran udara tegangan tinggi atau SUTET). Semua menara BTS ini sudah dibangun dan beroperasi. 

Keberadaan menara BTS tersebut telah membantu masyarakat dalam mengakses informasi, komunikasi dan digitalisasi. 

Pada tahun 2018 menara BTS dibangun di Desa Naekake A (Kecamatan Mutis), Desa Tasinifu (Kecamatan Mutis), Desa Bakitolas (Kecamatan Naibenu), Desa Benus (Kecamatan Naibenu), dan Desa Kuluan (Biboki Feotleu) serta Desa Sunsea (Kecamatan Naibenu).

Sedangkan pada tahun 2020 menara BTS dibangun di Desa Tublopo (Kecamatan Bikomi Selatan), Desa Tubu (Kecamatan Bikomi Nilulat), dan Desa Naku (Kecamatan Biboki Feotleu). 

Pada tahun 2021 Kabupaten TTU kembali menerima alokasi pembangunan menara BTS di Desa Nonotbatan dan Desa Tuamese (Kecamatan Biboki Anleu), Desa Naekake B dan Desa Noelelo (Kecamatan Mutis). Pembangunan menara BTS ini membawa warna baru bagi masyarakat dalam mengakses informasi. 

Semua menara BTS yang dibangun di Kabupaten Timor Tengah Utara ini berkapasitas 10 MBps dengan asumsi bahwa satu unit menara BTS bisa diakses sebanyak 15 sampai 20 orang.

Pembangunan menara BTS ini juga berada di lokasi yang berdekatan dengan fasilitas umum seperti fasilitas kesehatan, pendidikan dan kantor pemerintahan. Operasional menara BTS tersebut menggunakan tenaga surya.

Apabila menara BTS yang dibangun ini mengalami kendala atau kerusakan, Dinas Komdigi meneruskan informasi tersebut kepada BAKTI Komdigi melalui aplikasi yang telah disiapkan yakni aplikasi PASTI.

Dari 13 menara BTS tersebut, sebanyak 4 menara BTS merupakan menara Indosat sedangkan 9 lainnya layanan Telkomsel.

Sebagai salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah negara Timor Leste Distrik Oecusse, alokasi pembangunan menara BTS ini sangat penting. Sebelumnya, warga yang berada di jantung perbatasan kesulitan mengakses internet karena gangguan jaringan dari negara Timor Leste.

Efisiensi pembangunan menara BTS ini dari segi waktu sangat membantu. Pasalnya masyarakat bisa mengakses informasi dan komunikasi tanpa harus bepergian ke tempat yang memiliki jaringan. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mengakses jaringan internet maupun komunikasi dan digitalisasi.

Selain pembangunan menara BTS di 13 desa tersebut, Komdigi juga mengalokasikan jaringan internet pada sejumlah fasilitas umum seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat pariwisata dan juga di fasilitas pemerintahan. 

Alokasi jaringan internet berupa Wi-Fi ini tersebar di 94 titik di seluruh wilayah Kabupaten TTU. Semua bantuan jaringan internet tersebut beroperasi hingga saat ini.

Apabila akses jaringan internet tersebut mengalami kendala, para pengelola internet bisa menghubungi nomor kontak tim maintenance BAKTI Komdigi. Jaringan internet ini dipasang secara berkelanjutan sejak tahun 2018 hingga 2023.

Sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara telah menerima alokasi jaringan internet dari BAKTI Komdigi. 

Alokasi jaringan internet di fasilitas kesehatan ini bertujuan menunjang program kesehatan pemerintah. Sementara pada tahun 2024 lalu, Komdigi juga mengalokasikan anggaran untuk pemasangan internet di sekolah-sekolah di Kabupaten TTU.

Ruang Digital Ramah Anak, Asa Siswa SMK di Perbatasan RI-RDTL Merajut Mimpi dari Layar Laptop

Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo baru saja selesai menandatangani beberapa berkas di atas meja kerjanya ketika disambangi. Purnawirawan TNI AD tersebut sangat bersemangat ketika diajak berdiskusi tentang generasi muda di Kabupaten TTU.

Falentinus mengaku telah lama mengamati prestasi-prestasi generasi muda di Kabupaten TTU dari tingkat SD sampai tingkat SMA/SMK/SLB. Prestasi tersebut menegaskan bahwa anak-anak di Kabupaten TTU tidak pernah kalah dari daerah lain.

Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosep Falentinus Delasalle Kebo 123
Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosep Falentinus Delasalle Kebo

Ihwal digitalisasi ramah anak di Kabupaten TTU, Falentinus menjelaskan bahwa, Pemkab TTU sangat mendukung dan telah menerapkan hal ini di sekolah. Berkat dukungan Tower BTS dan WiFi gratis, sejumlah wilayah di Kabupaten TTU bisa mengakses internet dan informasi. 

Secara khusus siswa-siswi di SMK Negeri Oeolo, Falentinus memberikan apresiasi atas kreasi mereka. Ia meminta agar inovasi dan kreativitas tersebut jangan pernah luntur.

"Tetapi harus terus berkembang dari waktu ke waktu," ucapnya.

Melalui ruang digital ramah anak, siswa-siswi SMK Negeri Oeolo tidak hanya merajut mimpi menggapai masa depan, tetapi juga menyulam asa yang telah dikubur oleh keterbatasan dan paradigma masyarakat. (bbr)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved