Manggarai Barat Terkini
Pendamping Perhutanan Sosial di Sikka Komit Kembangkan Potensi Masing-masing KPS
Disampaikan Heri, ada di 24 Kelompok Perhutanan Sosial di Kabupaten Sikka yang tersebar di beberapa kecamatan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pendamping perhutanan sosial di Kabupaten Sikka, NTT berkomitmen untuk mengembangkan potensi masyarakat dampingannya setelah mengikuti bimbingan teknis selama tiga hari yang diberikan Balai Perhutanan Sosial Kupang, NTT.
Demikian dikatakan Koordinasi Pendamping Perhutanan Sosial di Kabupaten Sikka, Alfons Heri saat ditemui Kamis (18/9/2025) di Hotel Jayakarta, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Kegiatan bimtek dari Balai Perhutanan Sosial, sebagai koordinator pendamping perhutanan sosial di Kabupaten Sikka, saya apresiasi sekali," ujarnya.
Disampaikan Heri, ada di 24 Kelompok Perhutanan Sosial di Kabupaten Sikka yang tersebar di beberapa kecamatan.
"24 kelompok itu ada di lima wilayah kecamatan di Kabupaten Sikka. Itu di Kecamatan Talibura, Kecamatan Waiblama, Kecamatan Waigete, Kecamatan Mapitara, dan Kecamatan Doreng," kata Heri.
Baca juga: Kebakaran di Sikka Hanguskan 5 Tempat Usaha, Kerugian Capai Rp 2 Miliar
Kecamatan-kecamatan tersebut, ada ketersinggungan dengan kawasan hutan, sehingga kelompok-kelompok itu mendapat izin legalitas dari kementerian untuk boleh melakukan kegiatan dalam kawasan.
"Nah, kami sebagai pendamping untuk mendampingi terkait dengan kegiatan-kegiatan teknis di lapangan,
terkait dengan pengelolaan kawasannya, usahanya, dan kelembagaan atau kelompok," tuturnya.
Alfons Heri berharap setelah mendapatkan pengetahuan baru dari kegiatan bimtek, para pendamping kembali ke Kabupaten Sikka dan melanjutkan kegiatan-kegiatan pendampingan di kelompok sesuai dengan materi atau arahan dari para instruktur yang ada pada saat kegiatan tersebut.
Selain itu, Fransiskus Robson, salah seorang pendamping perhutanan sosial dari kelompok Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka menyampaikan poten warga dampingannya adalah pengelolaan mente.
"Komoditi unggulan di sana itu adalah Mente. Tentunya selain mereka selama ini juga menjual secara gelondongan, kita juga akan lakukan usaha-usaha kecil," tutur Robson.
Untuk mencapai usaha tersebut, Robson memandang pentingnya berkolaborasi bersama Koperasi Merah Putih.
Baca juga: 20 Kader Posyandu di Riit Sikka Terima Sertifikat Usai Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas
Kata dia, dalam KPS terdapat unit kelompok usaha perhutanan sosial. Dimana kelompok itu akan melakukan kegiatan-kegiatan usaha kecil, usaha itu hasil daripada aktivitas warga yang ada di kawasan.
"Saya ambil contoh yang paling simpel adalah kegiatan kami di Desa Darat Gunung. Selain kami memanfaatkan komoditas unggulan, kami juga akan memanfaatkan hasil-hasil di bawah tegakan, yaitu ada umbi-umbian dan ada pisang," ujarnya.
Menurutnya hasil-hasil di bawah tegakan itu dapan diolah menjadi keripik pisang dan lain sebagainya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.