Flores Timur Terkini

Panen Ikan di Muro mulai Dibuka Pasca Ditutup Dua Tahun, Ini Reaksi Masyarakat

MELALUI pengeras suara yang disiapkan panitia festival Muro I, Karolus Koda yang menjabat sebagai Nama Watan Ahi Kene Penjaga Pantai

POS-KUPANG.COM/HO-Alexander Taum
DESA KOLONTOBO - Warga Lembata sedang menangkap ikan di kawasan Muro, pesisir Pantai Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Sabtu (23/8/2025).  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, KUPANG - MELALUI pengeras suara yang disiapkan panitia festival Muro I, Karolus Koda yang menjabat sebagai 'Nama Watan Ahi Kene' (Penjaga Pantai) dalam pranata adat Desa Kolontobo, memerintahkan warga untuk boleh melaut. 

Hal itu dilakukannya ketika ia menemukan petunjuk untuk mulai membuka Muro laut, sebuah upaya pembatasan penangkapan ikan secara adat.

Buka dan tutup Muro ditentukan dengan ritual adat. Pembukaan Muro digelar setelah dua tahun wilayah laut tersebut ditutup total dari aktivitas menangkap ikan dan aktivitas apapun yang mengganggu kehidupan laut dan sekitarnya.  

Baca juga: FEATURE: Launching 28 Agustus 2025, Kafe NO LIMIT Kupang Hadirkan Menu-menu Kuliner Spesial

Pantai Desa Kolontobo, Sabtu petang, 23 Agustus 2025 itu dipadati warga yang mengenakan pakaian sederhana, membawa serta alat tangkap seperti Keroa (alat tikam ikan), serta wadah penampung.

Tak lupa, mereka memasang senter di kepala mengantisipasi saat gelap di laut. Mereka bersiap mencari hasil laut untuk konsumsi rumah tangga. 

Tak hanya berasal dari Desa Kolontobo, tampak pula masyarakat dari Desa Dikesare, Desa Tapo Baran, Desa Lamatokan, Desa Todanara, juga dari Kota Lewoleba. Mereka memadati pantai Desa Kolontobo sambil menanti perintah untuk boleh melaut. 

Ketua Panitia Festival Muro I, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, Yoakim Sinung mengatakan, festival ini digelar oleh Pemerintah Desa bekerjasama dengan LSM Barakat.

"Awalnya kita rencana buka sendiri, tapi berkaitan adanya kepentingan mendorong lahirnya Perda Muro, maka dibuatlah Festival Muro I,” katanya.

Baca juga: FEATURE: Dokter di RSUD WZ Johannes Berhasil Lakukan Operasi Kembar Siam Asal TTU

Hadir saat itu Staf ahli bidang Perekonomian dan pembangunan Setda NTT,  Linus Lusi MPd, wakil ketua Bapemperda DPRD NTT, oktavianus Moa Mesi, ketua komisi 2 DpRD NTT, Leonardus Lelo, anggota komisi III sekaligus anggota DPRD dapil 6, Astria Blandina Gaidaka, anggota DPRD Provinsi NTT, Alexander Take Ofong dan  Viktor Mado Watun.

Hadir juga Kadis Pariwisata ekonomi kreatif Yakobus Wuwur, Ketua DPRD Lembata Syafrudin Sira, Waket 2 DPRD Lembata Gewura Frabsiskus.

Masyarakat adat dari Lima desa yakni Dikesare, Tapo Baran, Lamatokan, Todanara, dan Kolontobo, hingga warga dari Kota Lewoleba turun melaut saat Muro. Sebelumnya telah  digelar ritual adat membuka Muro.

Warga dengan peralatan tangkap sederhana menangkap berbagai jenis ikan. Tentu bagi yang sudah  terbiasa melaut, tangkapannya lebih banyak, sedangkan bagi yang tidak terbiasa hanya memperoleh sedikit.

Sejak dibuka pukul 16.00 wita hingga selesai pukul 19.00 wita, ribuan jenis ikan ditangkap warga. Sebagian dipungut untuk kepentingan pemangku adat, fakir miskin dan pihak desa.

Baca juga: FEATURE: Firgi Sonawan, Dorong Gerobak Baksi Berkeliling Cari Rejeki di Kota Labuan Bajo

Andre, warga kota Lewoleba yang hadir dalam festival Muro I mengaku sangat bahagia menyaksikan warga sibuk menangkap ikan dalam jumlah yang lumayan banyak.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved